TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menilai perlu keberanian untuk Fakultas Kedokteran saat ini mengirim mahasiswanya kembali praktik di rumah sakit. Meski, Ari menambahkan, kebutuhan itu tak terhindarkan.
Menurutnya, di kedokteran dan sebagian besar di ilmu kesehatan, ada proses pendidikan yang tidak bisa diwakilkan secara online. "Di situ perlu keberanian bila rumah sakit sudah bisa menerima mahasiswa," ujarnya dalam webinar "Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia" yang digelar Wali Amanat UI dan Kemenristek/BRIN, Kamis 25 Maret 2021.
Namun, Ari mengingatkan, keberanian fakultas mengirimkan mahasiswa praktik ke klinik atau rumah sakit harus didasari dengan kondisi setempat. "Misalnya rumah sakit sudah membedakan pasien-pasien yang masuk kategori merah atau kuning, sehingga kita juga merasa aman ketika menempatkan mahasiswa kita di tempat kondisi tersebut," ucapnya.
Ia mengatakan, mahasiswa kedokteran tetap harus belajar melakukan pemeriksaan fisik seseorang walaupun dengan phantom atau manekin alat peraga kesehatan. "Ya harus belajar, sudah melakukan pemeriksaan, bagaimana pemeriksaan fisik seseorang walaupun dengan phantom, ini butuh keberanian," katanya.
Sedang untuk mahasiswa secara umum, Ari Fahrial Syam, mengatakan, juga diperlukan sistem protokol kesehatan yang ketat saat melakukan pembelajaran secara offline. Komitmen, kata profesor bidang penyakit dalam ini, dibutuhkan meski vaksinasi sudah dijalankan.
Baca juga:
Penularan Covid-19 Yogya Melonjak Lagi Meski Gencar Vaksinasi
Ari dan FKUI merujuk kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang menargetkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka mulai Juli 2021. Target itu dibuat di atas target vaksinasi Covid-19 terhadap lima juta pendidik dan tenaga pendidik selesai sebulan sebelumnya.