TEMPO.CO, Bandung - Penyebab kebakaran dan ledakan kilang Pertamina di Balongan, Indramayu, masih menjadi teka-teki. Terlebih setelah dua peneliti mengungkap kemungkinan berbeda dari data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menepis adanya aktivitas petir saat kebakaran terjadi.
Pertamina menyatakan baru akan mengerahkan tim investigasi setelah kondisi kilang dianggap aman. Namun, di laman resminya, Corporate Secretary Subholding Refining and Petrochemical Pertamina Ifky Sukarya mengatakan, kebakaran kilang Pertamina Balongan diduga akibat tersambar petir saat hujan lebat. Kebakaran diawali dari tangki T-301G pada 29 Maret 2021 mulai sekitar pukul 00.45 WIB.
Dugaan itu diyakini pula oleh ahli petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Reynaldo Zoro, yang menilai tingkat akurasi alat detektor petir milik BMKG tidak memadai untuk pembahasan secara rinci. Dia mengklaim telah mendapatkan keterangan dari kalangan pekerja kilang bahwa ada petir saat kejadian kebakaran.
“Kami tanya orang lokal waktu kilang terbakar, ada petir nggak? Kalau dia bilang ada ya argumentasinya BMKG sudah salah,” kata Reynaldo, Senin, 6 April 2021. Reynaldo.
Peneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Erma Yulihastin juga mendapatkan data aktivitas petir di sekitar Balongan pada dinihari, 29 Maret 2021, namun tidak diketahui lokasi persisnya. Temuan itu berdasarkan pemantauan lewat data petir langsung (real time) secara global dari satelit.
"Durasinya 60-80 menit. Jadi itu waktunya cukup lama, yang menunjukkan petirnya merupakan rangkaian bukan tunggal," kata peneliti perempuan yang juga mendalami sebab kejadian banjir besar di Jakarta itu pada Senin 5 April 2021.
Kebakaran kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang terjadi pada Senin dinihari, 29 Maret 2021. Twitter.com
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono, menegaskan bahwa pada rentang pukul 00.00-02.00 WIB di Balongan pada hari kebakaran kilang Pertamina Balongan tidak ada sambaran petir. “Saat kejadian jam 00.45 WIB itu sudah firmed tidak ada sambaran petir baik di Indramayu maupun di Balongan,” katanya, Selasa 6 April 2021.
Data BMKG mencatat ada sambaran petir pada jarak 9 kilometer dari kilang Balongan dan itupun pada pukul 23.26 WIB. Kemudian ada lagi sambaran petir pada pukul 00.19 WIB tapi ini di Laut Jawa arah timur laut Indramayu yang berjarak sekitar 32 kilometer dari Balongan.
“Saya berharap para pakar bila memberikan data atau komentar harus dibatasi oleh area dan waktu kejadian petir,” ujarnya.
Bacajuga:
Dua Peneliti Ini Catat Aktivitas Petir Saat Kebakaran Kilang Pertamina Balongan
Menurutnya, sambaran petir bersifat spontan. Bahan bakar atau pohon yang tersambar petir, misalnya, bisa langsung terbakar. “Kalau kilang yang tersambar saat itu juga sangat mungkin langsung meledak,” kata Rahmat sambil menambahkan BMKG sudah memberikan data ke kepolisian dan Pertamina, dan menyatakan siap jika diminta membantu tim investigasi kebakaran kilang Balongan.