TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Kabupaten Kupang, NTT, mencatat 152 rumah hanyut dalam bencana banjir bandang dampak Siklon Tropis Seroja di Samudera Hindia pada awal bulan ini. Rumah-rumah yang hilang kebanyakan berasal dari sekitar aliran banjir bandang yang menerjang daerah yang berbatasan dengan Oecusse --enklave Timor Leste.
Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Kupang, Obet Laha, menjelaskan, secara keseluruhan, jumlah rumah yang rusak berat di daerah itu mencapai 3.105 unit, sedangkan rusak ringan 1.026 unit. Selain itu, masih ada kategori rusak ringan dan terendam banjir sebanyak 3.657 unit.
"Sedang yang yang tidak terendam banjir hanya 878 rumah," kata Obet dalam keterangan yang diberikannya, Kamis 15 April 2021.
Sehari berselang, pada Jumat 17 April 2021, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang melaporkan sedikitnya ada 46 unit kapal nelayan terdampak badai yang sama. Dua kapal di antaranya masih hilang dan sisanya mengalami kerusakan berat.
"Bahkan ada yang hingga saat ini masih tenggelam di sekitar pesisir Kota Kupang," kata Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi HNSI Kota Kupang Abdul Wahab Sidin.
Wahab menjelaskan kapal nelayan yang hilang jenis cakalang. Kapal tersebut hilang dan diperkirakan tenggelam ke dasar laut di sekitar Perairan Hansisi, Pulau Semau, Kabupaten Kupang. "Sampai sekarang keberadaan kapal tidak bisa terdeteksi," kata Wahab yang juga nelayan yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau itu.
Kondisi perairan sekitar Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang dipenuhi bangkai kapal nelayan yang rusak akibat dampak Siklon Tropis Seroja pada 4-5 April 2021. (ANTARA/HO-HNSI Kota Kupang)
Menurutnya, nelayan setempat mengalami kerugian berlipat ganda karena rumah tinggal dan kapalnya hancur karena Siklon Tropis Seroja. Karena itu, HNSI berharap pemerintah kota mupun provinsi memperhatikan nasib nelayan setempat agar bisa bangkit dari keterpurukan.
"Nelayan perlu dibantu baik kebutuhan pokok maupun sarana kapal agar bisa kembali melaut karena dampaknya bisa meluas terutama pasokan ikan akan berkurang dan harga bisa naik drastis," katanya.
Seperti diketahui Siklon Tropis Seroja yang mengirim hujan lebat yang persisten berdampak banjir dan banjir bandang di NTT pada 4 dan 5 April 2021. Selain itu juga rob serta gelombang tinggi. Korban jiwa dilaporkan hampir 200 orang dan yang masih hilang puluhan.
Baca juga:
Usai Bencana Siklon Tropis Seroja, Satu Pulau Baru Muncul di NTT?