TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang studi dari Washington University School of Medicine, Amerika Serikat, mengungkap kalau seseorang yang sudah beberapa bulan sembuh dari gejala ringan Covid-19 sudah akan memiliki sel kekebalan dalam tubuhnya yang menghasilkan antibodi melawan SARS-CoV-2. Sel-sel itu disebut bertahan seumur hidup, dan menghasilkan antibodi sepanjang waktu.
Berita terpopuler selanjutnya tentang fenomena gerhana bulan total super blood moon akan terjadi hari ini, 26 Mei 2021. Fenomena itu bisa disaksikan langsung dengan mata telanjang di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena kondisi cuaca sepanjang hari ini diprediksi cerah berawan.
Selain itu, peneliti Observatorium Bosscha Yatny Yulianty menyebutkan, peristiwa Gerhana Bulan merupakan peristiwa yang bersiklus, berulang, karena ketiga benda langit tersebut akan bergerak dalam satu keharmonisan. Sehingga fenomena alam yang berulang tersebut, kini dapat diprediksi dengan baik kapan dan di mana akan terjadi lagi.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Studi Covid-19: Sembuh dari Gejala Ringan Akan Beri Antibodi Seumur Hidup
Studi dari Washington University School of Medicine, Amerika Serikat, mengungkap kalau seseorang yang sudah beberapa bulan sembuh dari gejala ringan Covid-19 sudah akan memiliki sel kekebalan dalam tubuhnya yang menghasilkan antibodi melawan SARS-CoV-2. Sel-sel itu disebut bertahan seumur hidup, dan menghasilkan antibodi sepanjang waktu.
Penulis studi yang merupakan profesor patologi, imunologi, kedokteran dan mikrobiologi molekuler, Ali Ellebedy, menjelaskan, beberapa waktu lalu, ada laporan bahwa antibodi berkurang dengan cepat setelah sembuh dari Covid-19. Media arus utama lalu menafsirkan bahwa kekebalan tubuh tidak berumur panjang.
Menurut Ellebedy, itu salah tafsir dari data. Dia mengatakan, normal untuk tingkat antibodi turun setelah infeksi akut, tapi tidak turun ke nol, melainkan cenderung stabil.
“Di sini, kami menemukan sel penghasil antibodi pada orang 11 bulan setelah gejala pertama. Sel-sel ini akan hidup dan menghasilkan antibodi selama sisa hidup manusia. Itu bukti kuat untuk kekebalan jangka panjang,” ujar dia, seperti dikutip dari Medicine Xpress, Senin 24 Mei 2021.
2. Gerhana Bulan Super Blood Moon, BMKG Yogya: Waspadai Pasang Air Laut
Fenomena gerhana bulan total super blood moon akan terjadi hari ini, 26 Mei 2021. Fenomena itu bisa disaksikan langsung dengan mata telanjang di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena kondisi cuaca sepanjang hari ini diprediksi cerah berawan.
"Namun kami mengimbau, sebaiknya masyarakat di pesisir pantai selatan Yogya waspada potensi gelombang tinggi bersamaan fenomena ini, mereka sebaiknya tidak menyaksikan fenomena ini dari kawasan pesisir," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogya Ikhsan Pramudya, kepada Tempo Rabu 26 Mei 2021.
Ikhsan mengatakan pada saat gerhana bulan nanti, warga di daerah pesisir pantai selatan Yogya perlu waspada karena aktivitas super blood moon berpotensi mempengaruhi pasang surut air laut yang dipicu daya gravitasi bulan lebih besar dari gravitasi bumi sehingga berpotensi menarik air laut lebih tinggi dari biasanya. "Hanya kami belum bisa pastikan ketinggian maksimal gelombang laut itu,"kata dia.
Gerhana bulan total terjadi karena sinar matahari terhalang oleh bumi sehingga tidak semua pancarannya sampai ke bumi. Kondisi ini membuat pergerakan posisi bulan, bumi, dan matahari dinamis.
3. Gerhana Bulan Total Super Blood Moon, Bulan dalam Jarak Terdekat dengan Bumi
Gerhana Bulan Total (GBT) atau Super Blood Moon tahun ini akan terjadi pada Rabu 26 Mei 2021. Gerhana Bulan Total merupakan fenomena alam di mana posisi Matahari, Bumi dan Bulan berada pada posisi sejajar. Hal ini dikarenakan bulan bergerak mengelilingi bumi sesuai orbit (garis edar).
Peneliti Observatorium Bosscha Yatny Yulianty menyebutkan, peristiwa Gerhana Bulan merupakan peristiwa yang bersiklus, berulang, karena ketiga benda langit tersebut akan bergerak dalam satu keharmonisan. Sehingga fenomena alam yang berulang tersebut, kini dapat diprediksi dengan baik kapan dan di mana akan terjadi lagi.
Dikutip dari laman resmi Institut Teknologi Bandung, Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 memiliki keistimewaan tersendiri. Kistimewaannya yaitu gerhana bulan total tersebut terjadi saat bulan berada dalam posisi terdekat dengan bumi atau disebut perigee, karena bentuk orbit bulan terhadap bumi adalah elip, bukan lingkaran sempurna. Hal ini menyebabkan penampakan Gerhana Bulan Total ini menjadi sedikit lebih besar daripada biasanya. Maka dari itu diberi istilah Bulan Super atau Supermoon. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.
Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Gempa Bandung, Gempa Enggano, Serangan Siber