TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika sedang menyelidiki kematian seorang bocah lelaki Michigan berusia 13 tahun, Jacob Clynick, yang meninggal beberapa hari setelah menerima dosis kedua vaksin Covid-19 Pfizer.
Berita terpopuler selanjutnya tentang Turki pada Kamis, 1 Juli 2021, mulai menyuntik dosis ketiga vaksin Covid-19 kepada para tenaga kesehatan dan orang berusia 50 tahun ke atas sebagai bagian dari kampanye vaksinasi nasional yang sedang berlangsung.
Selain itu, University of Oxford, Inggris, mengumumkan pada Rabu, 23 Juli 2021, lalu kalau sedang meneliti obat antiparasit ivermectin untuk potensinya mengobati Covid-19. Ini adalah sebuah uji yang diharapkan bisa menjawab kontroversi dari pengobatan yang telah luas direkomendasikan di dunia meski ada peringatan dari banyak otoritas kesehatan dan kurangnya data yang mendukung keamanan penggunaannya.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno.
1. Bocah 13 Tahun Meninggal Saat Tidur Setelah Terima Vaksin Pfizer, CDC Selidiki
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika sedang menyelidiki kematian seorang bocah lelaki Michigan berusia 13 tahun, Jacob Clynick, yang meninggal beberapa hari setelah menerima dosis kedua vaksin Covid-19 Pfizer.
Martha Sharan, petugas urusan masyarakat untuk gugus tugas vaksin Covid-19 CDC, menulis dalam sebuah pernyataan kepada Newsweek bahwa, "CDC mengetahui seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di Michigan yang meninggal setelah menerima vaksinasi Covid-19. kasus saat ini sedang diselidiki dan sampai penyelidikan selesai, terlalu dini untuk menetapkan penyebab kematian yang spesifik."
"Ketika efek samping yang serius, seperti kematian, dilaporkan ke Sistem Pelaporan Kejadian Buruk Vaksin (VAERS) setelah vaksinasi Covid-19, CDC meminta dan meninjau semua catatan medis yang terkait dengan kasus tersebut, termasuk sertifikat kematian, dan laporan otopsi. Penentuan penyebab kematian dilakukan oleh petugas sertifikasi yang melengkapi sertifikat kematian atau ahli patologi yang melakukan otopsi. VAERS tidak dirancang untuk menentukan apakah vaksin menyebabkan efek samping yang dilaporkan. Sementara beberapa efek samping yang dilaporkan dapat menyebabkan dengan vaksinasi, yang lain tidak dan mungkin terjadi secara kebetulan."
2. Turki Mulai Berikan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan
Turki pada Kamis, 1 Juli 2021, mulai menyuntik dosis ketiga vaksin Covid-19 kepada para tenaga kesehatan dan orang berusia 50 tahun ke atas sebagai bagian dari kampanye vaksinasi nasional yang sedang berlangsung.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengumumkan sehari sebelumnya bahwa warga yang memenuhi kriteria dapat membuat janji untuk vaksinasi ketiga mereka.
"Tidak ada batasan atau prioritas tentang jenis vaksin mana yang akan menjadi dosis ketiga," kata Koca dalam pidato yang disiarkan televisi setelah pertemuan Komite Penasihat Ilmiah Virus Corona.
Komite tersebut juga memutuskan bahwa mereka yang terinfeksi Covid-19 akan dapat menerima suntikan vaksin setelah tiga bulan, alih-alih enam bulan.
3. Ivermectin Diuji kepada 5.000 Relawan, seperti Apa Kontroversinya Akan Berakhir?
University of Oxford, Inggris, mengumumkan pada Rabu, 23 Juli 2021, lalu kalau sedang meneliti obat antiparasit ivermectin untuk potensinya mengobati Covid-19. Ini adalah sebuah uji yang diharapkan bisa menjawab kontroversi dari pengobatan yang telah luas direkomendasikan di dunia meski ada peringatan dari banyak otoritas kesehatan dan kurangnya data yang mendukung keamanan penggunaannya.
Ivermectin atau yang biasa dikenal obat cacing ini akan menjadi bagian dari studi Principle (Platform Randomised Trial of Treatments in the Community for Epidemic and Pandemic Illnesses) yang disponsori pemerintah Inggris. Studi ini mengkaji pengobatan non-rumah sakit melawan Covid-19 dan juga sebuah uji acak skala besar yang dipandang sebagai 'standar tertinggi' dalam mengevaluasi efektivitas sebuah obat.
"Sangat mirip dengan hydroxychloroquine sebelumnya, sudah lebih dulu ada penggunaan yang tidak sesuai label dalam jumlah yang sangat besar," kata Stephen Griffin, seorang associate professor di University of Leeds. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.
Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Data Covid-19 Yogya, Masker, Darurat Kesehatan