TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merayakan ulang tahun ke 54, tepatnya pada 23 Agustus 2021 lalu. Pelaksana Harian Kepala LIPI, Agus Haryono, menjelaskan, kiprah lembaganya akan berakhir dengan nama “LIPI” tahun ini, yang kemudian akan melebur degan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Ini adalah kiprah kita yang terakhir dengan bendera LIPI,” ujar Agus, dalam acara virtual bertajuk Kiprah 54 Tahun LIPI, dan siap bertransformasi dan berintegrasi menjadi bagian dari BRIN ke depan, pada Kamis, 26 Agustus 2021.
Selama perjalanan LIPI, Agus melanjutkan, diwarnai dengan berbagai inovasi dan terobosan, baik riset maupun organisasinya. Usia tiga tahun terakhirnya disebut menjalani transformasi proses bisnis manajemen riset.
Beberapa di antaranya yang telah dilakukan adalah pengembangan sistem IT, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), hingga pembangunan infrastruktur riset terbuka dan terintegrasi. Tujuannya untuk meningkatkan mutu layanan.
“Kita harus tetap mengevaluasinya agar tetap tepat sasaran, dan harmonis dengan kondisi yang ada, serta terus berkelanjutan sampai dengan melebur ke dalam BRIN,” ujar dia di hadapan seluruh sivitas LIPI.
Menurut lulusan master dan doktor bidang teknik dari Waseda University, Jepang itu, meleburnya LIPI ke BRIN merupakan langkah yang baik. Agus berharap dalam transformasi LIPI ini akan menjadi pemicu semangat untuk selalu inovatif dalam berbagai lini kinerja.
“Mari tetap menanamkan nilai integritas, ilmiah, dan unggul untuk membangun bangsa ini dengan riset, ilmu pengetahuan dan teknologi,” tutur Agus.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menjelaskan, dalam sejarahnya, LIPI mengalami perubahan demi perubahan, beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. Dimulai sejak Kebun Raya Bogor sejak tahun 1817, dan berkembang semakin besar, memiliki kapasitas dan kompetensi khususnya di bidang iptek melalui berbagai aktivitas riset.
“Sampai dengan tahun ini, saya tahu betul LIPI telah bertransformasi untuk terus melakukan perbaikan di berbagai aspek dan lini organisasi,” ujar Handoko.
Handoko menambahkan, LIPI dan BRIN masih memiliki pekerjaan rumah yang besar tentang bagaimana menjadikan iptek dan aktivitas riset bisa menghasilkan inovasi yang memberikan solusi bagi masyarakat. Meskipun tidak mudah, Handoko yakin dengan konsistensi, persistensi, dan ketekunan semuanya akan mampu tercapai.
“Terutama di bawah keluarga besar BRIN kita akan memiliki kapasitas dan kompetensi yang jauh lebih besar dalam memberikan dukungan, fasilitas untuk periset melakukan aktivitasnya,” kata mantan Kepala LIPI yang meninggalkan posisinya diisi oleh Agus tersebut.
Baca juga:
Peneliti LIPI Berharap Pidato Kenegaraan Jokowi Soroti BRIN