Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli: Perubahan Iklim Akibat Perang Nuklir Ancam Pangan dan Kesehatan Manusia

image-gnews
Nuklir Winter adalah efek perang nuklir skala besar. Perang ini menciptakan badai api besar yang menyuntikkan Karbon hitam ke stratosfer Bumi yang menghalangi sinar matahari. Para ahli memperkirakan 99 persen cahaya matahari akan terblokir selama beberapa bulan, sehingga menghentikan fotosintesis, yang berarti makanan bisa menjadi langka. Suhu permukaan tambahan bisa menurun puluhan derajat di bawah tingkat normal selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Tanaman, hewan dan manusia kemudian akan binasa dalam kegelapan. dailymail.co.uk
Nuklir Winter adalah efek perang nuklir skala besar. Perang ini menciptakan badai api besar yang menyuntikkan Karbon hitam ke stratosfer Bumi yang menghalangi sinar matahari. Para ahli memperkirakan 99 persen cahaya matahari akan terblokir selama beberapa bulan, sehingga menghentikan fotosintesis, yang berarti makanan bisa menjadi langka. Suhu permukaan tambahan bisa menurun puluhan derajat di bawah tingkat normal selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Tanaman, hewan dan manusia kemudian akan binasa dalam kegelapan. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi di Amerika Serikat mengungkap bahwa asap yang diakibatkan perang nuklir dapat menyebabkan perubahan iklim selama 15 tahun yang mengancam produksi pangan dan kesehatan manusia di seluruh dunia. Studi itu dilakukan ahli dari Rutgers University, the National Center for Atmospheric Research, dan lembaga lainnya.

Salah satu penulis studi Alan Robock, profesor di Department of Environmental Sciences, Rutgers University, menduga bahwa ozon akan hancur setelah perang nuklir. “Sekarang, untuk pertama kalinya, kami menghitung bagaimana ini akan bekerja dan bagaimana hal itu akan bergantung pada jumlah asap,” ujar dia, 19 Oktober 2021.

Para ilmuwan telah lama memahami bahwa senjata nuklir yang digunakan di kota-kota dan kawasan industri dapat memicu kebakaran skala besar. Bahkan sejumlah besar asapnya disuntikkan ke stratosfer yang dapat menyebabkan perubahan iklim global, yang mengarah ke istilah ‘nuclear winter’.

Namun dalam studi baru, para peneliti pertama kalinya menggunakan model iklim modern, termasuk aerosol dan emisi oksida nitrat, untuk mensimulasikan efek pada kimia ozon dan sinar ultraviolet permukaan, khususnya yang disebabkan oleh penyerapan sinar matahari oleh asap dari perang nuklir regional dan global. 

Hal ini dapat menyebabkan hilangnya sebagian besar lapisan ozon pelindung Bumi, yang membutuhkan satu dekade untuk pulih, dan mengakibatkan beberapa tahun sinar ultraviolet yang sangat tinggi di permukaan Bumi, yang membahayakan  kesehatan manusia dan persediaan makanan. 

Studi menunjukkan bahwa untuk perang nuklir regional antara India dan Pakistan yang akan menghasilkan lima megaton jelaga, sinar ultraviolet yang ditingkatkan akan dimulai dalam waktu satu tahun. Untuk perang global antara Amerika Serikat dan Rusia yang menghasilkan 150 megaton, itu hanya akan dimulai setelah sekitar delapan tahun.

“Untuk jumlah asap menengah, efeknya akan jatuh di antara kasus-kasus ekstrem ini,” tertulis dalam studi yang muncul dalam Journal of Geophysical Research—Atmospheres itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk perang nuklir global, pemanasan di stratosfer dan faktor-faktor lain akan menyebabkan pengurangan selama 15 tahun di kolom ozon, dengan hilangnya puncak 75 persen secara global dan 65 persen di daerah tropis. Ini lebih besar dari prediksi dari tahun 1980-an, yang mengasumsikan suntikan besar nitrogen oksida, tapi tidak termasuk efek asap.

Untuk perang nuklir regional, kolom ozon global akan berkurang 25 persen dengan pemulihan yang memakan waktu 12 tahun. Ini mirip dengan simulasi sebelumnya, tapi dengan waktu pemulihan yang lebih cepat karena masa pakai jelaga yang lebih pendek dalam simulasi baru. 

Intinya, Robock melanjutkan, perang nuklir akan lebih buruk dari yang perkiraan, dan harus dihindari. Menurutnya, untuk masa depan, di pekerjaan lain, dia telah menghitung bagaimana pertanian akan berubah berdasarkan perubahan suhu, hujan dan sinar matahari, tapi belum termasuk efek sinar ultraviolet. “Selain itu, ultraviolet cahaya akan merusak hewan, termasuk kita manusia, meningkatkan kanker dan katarak,” tutur Robock.

PHYS | JOURNAL GEOPHYSICAL RESEARCH ATMOSPHERES

Baca:
Kapal Selam Nuklir Amerika Kecelakaan di Laut Cina Selatan, Apa yang Terjadi?

Selalu 
update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

4 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

6 hari lalu

Para pengunjuk rasa membakar bendera AS dan Israel selama protes anti-Israel di Teheran, Iran, 1 April 2024MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS)
Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.


Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

6 hari lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berdiri saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS /Amir Cohen
Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.


PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

10 hari lalu

Kepala IAEA, Rafael Grossi. Reuters
PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.


Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

16 hari lalu

PLTN Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 4 Agustus 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.


Begini Bunyi Sumpah yang Diucapkan Para Saksi dan Ahli dalam Sengketa Pilpres di MK

22 hari lalu

Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri), Arief Hidayat (tengah) menyaksikan saksi ahli dari pihak termohon diambil sumpahnya saat sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019. Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari termohon atau dari pihak KPU. ANTARA/Galih Pradipta
Begini Bunyi Sumpah yang Diucapkan Para Saksi dan Ahli dalam Sengketa Pilpres di MK

Berikut bunyi sumpah yang diucapkan oleh ahli dan saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di MK.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

27 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

27 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Vladivostok dan mengunjungi berbagai lokasi, termasuk Universitas Federal Timur Jauh, Akuarium Primorsky, dan Pabrik Bio-Feed Arnika, selama kunjungannya ke Rusia pada 17 September 2023, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea pada tanggal 18 September 2023. Dalam kunjungannya Kim Jong Un juga memeriksa pabrik jet tempur Rusia yang berada di bawah sanksi Barat, pembom strategis berkemampuan nuklir, rudal hipersonik, dan kapal perang pekan lalu. KCNA via REUTERS
Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menaikkan ketegangan militer di kawasan Asia dan berupaya mencekik Korea Utara.


Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

30 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

Faktor utama pemicu longsor adalah curah hujan yang lebat.


Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

42 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan keterangan setelah menerbangkan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Sputnik/Dmitry Azarov/Pool via REUTERS
Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

Putin mengancam akan mengerahkan senjata nuklir Rusia bila Barat kirim pasukan ke Ukraina.