TEMPO.CO, Jakarta - Pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga Ahad pagi, 7 November 2021, terjadi tiga kali gempa susulan yang mengguncang wilayah Semenanjung Minahasa, Sulawesi Utara. Pada pukul 00.22.51 gempa bermagnitudo 3,7, kemudian pukul 04.04.45 WITA (2,9) dan pukul 06.58.49 WITA (2,9).
Sebelumnya, gempa kuat mengguncang wilayah tersebut pada Sabtu pukul 21.37.38 WIB. Dari hasil pemutakhiran data, kekuatan gempa bermagnitudo 6,0. Pusat gempa terletak pada koordinat 0,13 derajat Lintang Selatan dan 124,39 derajat Bujur Timur. Lokasi tepatnya di laut berjarak sekitar 68 kilometer arah tenggara Bolaang Uki, Sulawesi Utara, dengan kedalaman gempa 44 kilometer.
Berdasarkan hasil pemodelan BMKG, gempa tidak berpotensi tsunami. ”Gempa Bolaang Mongondow-Minahasa ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas subduksi Lempeng Sangihe dengan mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault),” kata Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Ahad, 7 November 2021.
Wilayah terdampak guncangan seperti Bolaang Mongondow, Kotamobagu, Minahasa, Bitung dan sekitarnya. Gempa dirasakan sangat kuat di Bolaang Mongondow dalam skala intensitas IV-V MMI. Getarannya sampai dirasakan oleh hampir semua penduduk, membangunkan banyak orang, membuat gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, dan bandul lonceng dapat berhenti.
Sedangkan di Kotamobagu guncangan dirasakan dalam III-IV MMI. Gempa dirasakan banyak orang di dalam dan luar rumah, sampai bisa memecahkan gerabah, dan membuat jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi. Sementara itu di Talibu-Gorontalo-Bitung guncangan dirasakan III MMI, dan di Tomohon-Manado dalam skala intensitas II-III MMI. Gempa terasa di dalam rumah seakan ada truk yang melintas. “Hingga Minggu pagi ini belum ada laporan adanya kerusakan akibat gempa tersebut,” kata Daryono.
Dari riwayat sejarahnya, menurut BMKG, gempa merusak yang dipicu oleh sumber gempa zona Subduksi Sangihe pernah terjadi pada 8 Februari 1845. Dampak gempa ini di Tomohon, separuh lebih dari total bangunan rumah mengalami kerusakan. Di Amurang, dinding benteng Portugis, gereja, dan bangunan rumah mengalami kerusakan, juga di Bitung. Di kampung Wuwuh, sebuah gereja dan 125 rumah roboh. Selain itu ditemukan banyak rekahan di permukaan tanah, menyemburkan air tanah dan likuefaksi.
Baca:
Gempa M6,0 Bolaang Mongondow Dirasa Hingga V MMI, Ini yang Terjadi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.