Amin Soebandrio
Adalah Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, yang pada Maret tahun lalu mengundang seluruh institusi pemiliki kemampuan membuat vaksin di Tanah Air untuk berhimpun demi bisa memproduksi vaksin Covid-19 secara mandiri. Amin menyatakan itu dalam video conference dengan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro.
Eijkman—kini Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional— tergabung dalam Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang dibentuk dan diumumkan Bambang dalam konferensi video itu. Konsorsium mendapat alokasi anggaran Rp 20 miliar untuk membuat riset dan inovasi yang bisa menghambat wabah Covid-19 di Indonesia, dan pembuatan vaksin termasuk di antaranya.
“Intinya kami membutuhkan para ahli yang membidangi pertama tentu imunologi, vaksinologi, virologi, animal experiment, moleculer cloning dan juga bioinformatic. Itu yang akan kami undang untuk bisa bergabung,” ujar Amin Soebandrio saat itu.
Saat ini, Eijkman berada di antara barisan lembaga pengembang vaksin Merah Putih di belakang Unair. Jenis vaksin yang dikembangkan berbasis protein rekombinan. “Kami targetkan izin penggunaan darurat (EUA) akan mundur menjadi trimester III 2022,” ujar Amin yang juga profesor mikrobiologi klinis di Universitas Indonesia.
Rencananya, Lembaga Eijkman akan bekerja sama dengan beberapa industri untuk memproduksi vaksin Merah Putih secara massal, salah satunya dengan PT Bio Farma (Persero). Menurut Amin, vaksin yang dikembangkan oleh institusinya adalah vaksin universal, yang ditujukan untuk semua varian virus Covid-19. “Sekalipun virus-virus banyak sekali bermutasi, ini tidak menyebabkan perubahan pada komponen vaksin,” tuturnya.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio. ANTARA/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional/pri.
Saat ini, vaksin Covid-19 yang diracik oleh para ilmuwan di Lembaga Eijkman itu masih berada pada uji awal terhadap hewan. Namun, berdasarkan uji awal tersebut, Amin optimistis produktivitas vaksin cukup tinggi dalam merangsang pembentukan antibodi melawan virus SARS-CoV-2.