Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kondisi Gunung Semeru Terkini: Tersisa 3 Juta Meter Kubik Kubah Lava

Awan panas guguran keluar melalui bukaan aliran lava baru Gunung Semeru terpantau dari Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa 21 Desember 2021. Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh Lapan - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat Gunung Semeru mengalami perubahan bentuk di wilayah kawah hingga lereng bagian tenggara akibat aktivitas vulkanik berupa luncuran awan panas guguran. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Awan panas guguran keluar melalui bukaan aliran lava baru Gunung Semeru terpantau dari Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa 21 Desember 2021. Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh Lapan - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat Gunung Semeru mengalami perubahan bentuk di wilayah kawah hingga lereng bagian tenggara akibat aktivitas vulkanik berupa luncuran awan panas guguran. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Sub Koordinator Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani, mengatakan hasil pengukuran terbaru mendapati kubah lava yang tersisa di puncak Gunung Semeru setelah letusan pada 4 Desember 2021 berkisar 3 juta meter kubik.

“Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada 4 Desember 2021 terjadi pembongkaran kubah lava di daerah puncak, dan saat ini tersisa sekitar 3 juta meter kubik kubah lava di bagian puncak,” kata dia, dalam diskusi daring, Jumat, 14 Januari 2022.

Nia mengatakan aktivitas kegempaan yang didominasi gempa guguran menunjukkan indikasi masih terjadinya penambahan volume kubah lava di daerah puncak Gunung Semeru.

“Saat ini aktivitas didominasi oleh gempa guguran di mana gempa guguran membawa material batuan ke permukaan dan berpotensi terjadi akumulasi batuan di lereng dan ini berpotensi menjadi awan panas guguran,” kata dia.

Nia mengatakan, hasil pemantauan menunjukkan aktivitas Gunung Semeru masih fluktuatif. “Dari tingkat aktivitas dinilai bahwa tingkat aktivitas Semeru masih ditetapkan di Level III, Siaga,” kata dia.

Sejak 1818 hingga saat ini Gunung Semeru sudah mengalami 56 kali erupsi. Skala indeks erupsi berada di angka satuan 1 hingga 3 VEI (Volcanic Explotion Index). Erupsi Semeru memiliki interval paling pendek 1 tahun dan terpanjang 28 tahun.

Menurut catatan Badan Geologi, erupsi Gunung Semeru tahun 1976 menyebabkan korban jiwa terbanyak, yakni 119 orang meninggal dunia. Sementara erupsi yang terjadi tahun 1981 menghasilkan aliran piroklastik sepanjang Besuk Sat dan Besuk Kembar dengan volume 6,2 juta meter kubik. Pada tahun 1982 terjadi aliran lahar di Kali Glidik hingga mencapai pantai selatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nia mengatakan sebaran material erupsi Gunung Semeru dominan ke sektor tenggara dan selatan. Sebaran material tersebut umumnya berasal awan panas yang berasal dari kubah lava, atau dari ujung aliran lava. Erupsi pada 4 Desember 2021 memecahkan rekor jangkauan awan panas guguran yang mencapai 16 kilometer.

“Untuk 2021 jangkauannya relatif lebih jauh. Bagaimana bisa terjadi seperti ini, perkiraan awal kami bahwa pada Desember itu adalah kejadiannya mix antara dome collaps (runtuhnya kubah lava), dan bersamaan diikuti dengan guguran lava dari ujung aliran lava sehingga jangkauannya lebih jauh,” kata Nia.

Pemantauan aktivitas Gunung Semeru pascaerupsi 4 Desember 2021 menunjukkan masih terjadinya awan panas guguran. “Awan panas guguran terakhir 8 Januari 2021. Tapi terlihat di grafik bahwa jarak luncuran awan panas guguran cenderung menurun dibandingkan puncaknya 4 Desember 2021," kata dia.

Selain awan panas guguran, tambahnya, masih terjadi hembusan gas yang sangat aktif di puncak dengan ketinggian maksimal 1.000 meter di atas puncak. "Hembusan gas berwarna putih didominasi uap air, tapi kadang-kadang lebih kelabu, artinya ada material batuan yang terbawa ke permukaan. Itu secara visual,” kata dia.

Baca:
Meluas, Badan Geologi Revisi Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


PVMBG: Masih Erupsi, Gunung Karangetang Catat 1.328 Kali Gempa Guguran

2 hari lalu

Awan panas bercampur material vulkanik keluar dari kawah gunung api Karangetang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, 8 Mei 2015. ANTARA/Fiqman Sunandar
PVMBG: Masih Erupsi, Gunung Karangetang Catat 1.328 Kali Gempa Guguran

Tingkat aktivitas Gunung Karangetang masih pada level tiga siaga.


Gunung Merapi 106 Kali Luncurkan Guguran Lava dalam Sepekan, Jarak Luncur 1,8 Km

19 hari lalu

Lava pijar meluncur dari kubah lava Gunung Merapi terlihat Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Minggu, 2 April 2023. Menurut data BPPTKG periode pengamatan 1 April 2023 pukul 00.00-24.00 WIB telah terjadi 12 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi 106 Kali Luncurkan Guguran Lava dalam Sepekan, Jarak Luncur 1,8 Km

Ada perubahan morfologi pada kubah barat daya Gunung Merapi yang dipicu oleh guguran lava.


Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Vulkanik 1.500 Meter

19 hari lalu

CCTV saat lontaran abu keluar dari gunung anak Krakatau pada Jumat malam,  12 Mei 2023. (ANTARA/HO)
Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Vulkanik 1.500 Meter

Tinggi kolom letusan Gunung Anak Krakatau teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak, sekitar 1.657 meter di atas permukaan laut.


Gunung Karangetang Masih Berstatus Siaga, Pendaki Dilarang Mendekati Kawah

46 hari lalu

Asap putih keluar dari puncak Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu, 6 Februari 2019. Asap putih bertekanan disertai guguran material vulkanik dari kawah bagian utara masih mendominasi aktivitas erupsi efusif Gunung Karangetang. ANTARA
Gunung Karangetang Masih Berstatus Siaga, Pendaki Dilarang Mendekati Kawah

Gunung Karangetang mengalami erupsi efusif pada tanggal 8 Februari 2023 setelah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.


Mengapa Setiap Erupsi Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Ini Sebabnya?

22 Maret 2023

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa 14 Maret 2023. Menurut data BPPTKG 14 Maret 2023 pukul 05.59 Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 1600 meter ke arah barat daya. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Mengapa Setiap Erupsi Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Ini Sebabnya?

Pada Sabtu, 11 Maret 2023, erupsi Gunung Merapi mengeluarkan luncuran awan panas, masyarakat sebut wedus gembel. Begini penyebabnya.


BPPTKG: Kubah Lava Gunung Merapi 1888 Terus Tumbuh, Potensi Bahaya Longsoran

21 Maret 2023

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Kalitengah, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Jumat 10 April 2020. Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada tanggal 27 Maret - 2 April 2020, analisis morfologi area kawah menggunakan foto udara menunjukan volume kubah lava telah mencapai 291 ribu meter kubik dan sedikit mengalami perubahan bentuk. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BPPTKG: Kubah Lava Gunung Merapi 1888 Terus Tumbuh, Potensi Bahaya Longsoran

Kubah lava barat laut Gunung Merapi merupakan kubah lava lama yang sudah ada sejak tahun 1888.


Kubah Lava Gunung Merapi Terpangkas 1 Juta Meter Kubik Pascaerupsi 11-12 Maret

18 Maret 2023

Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas pada Jumat petang (17/3). Dok. BPPTKG Yogyakarta
Kubah Lava Gunung Merapi Terpangkas 1 Juta Meter Kubik Pascaerupsi 11-12 Maret

BPPTKG Yogyakarta melaporkan perkembangan terbaru kondisi kubah lava Gunung Merapi pasca-erupsi sepekan terakhir.


Sejarah Letusan Gunung Agung dan Karakteristik Letusannya

17 Maret 2023

Kawah Gunung Agung menyemburkan lahar di Karangasem, Pulau Bali, 29 Juni 2018. (AP Photo)
Sejarah Letusan Gunung Agung dan Karakteristik Letusannya

Sejak tahun 1800, terdapat empat kali letusan Gunung Agung Bali selain letusan tahun 1963. Letusan terbaru adalah tahun 2017 hingga 2018.


Kubah Lava Baru Tumbuh di Puncak Gunung Merapi, Badan Geologi: Potensi Bahaya

13 Maret 2023

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Ahad, 12 Maret 2023. Menurut data BPPTKG  pengamatan 12 Maret 2023 pukul 06:00 - 12:00 WIB telah terjadi 6 awan panas guguran dengan jarak luncur antara 1500 meter hingga 2500 meter ke arah barat daya. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Kubah Lava Baru Tumbuh di Puncak Gunung Merapi, Badan Geologi: Potensi Bahaya

Intensitas luncuran awan panas guguran Gunung Merapi telah langsung menurun pada Minggu, atau sehari setelah terjadi awan panas masif.


Awan Panas Masif Erupsi Gunung Merapi Kemarin, Baru Satu Kubah yang Longsor

12 Maret 2023

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu 11 Maret 2023. BPPTKG menghimbau kepada masyarakat untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran lebih dari 7 kilometer dari puncak. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Awan Panas Masif Erupsi Gunung Merapi Kemarin, Baru Satu Kubah yang Longsor

BPPTKG Yogyakarta mengungkap pemicu dampak awan panas guguran Gunung Merapi yang cukup luas pada erupsi Sabtu 11 Maret 2023.