TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyiapkan empat strategi untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus Covid-19. Sepekan belakangan ini pasien Covid-19 mengalami peningkatan yang sebagian terindikasi varian Omicron.
“Kami siapkan dari mulai penambahan tempat tidur, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penunjang,” kata Zulvayanti, Koordinator Pelayanan Medik RSHS Bandung, lewat keterangannya secara daring, Jumat 4 Februari 2022.
Menurutnya, pihak rumah sakit menyiapkan empat strategi. Pembagiannya sesuai jumlah pasien Covid-19 yang dirawat RSHS Bandung, yaitu 1-50 orang seperti sekarang ini, kemudian hingga 200 orang akan masuk skenario kedua. “Kami akan tambah kapasitas, Gedung Kemuning semuanya akan difungsikan kembali untuk ruang perawatan pasien Covid-19,” katanya.
Skenario ketiga yaitu jika jumlah pasien lebih dari 200 hingga 325 orang. Pada kondisi itu, ranjang akan ditambah dari ruangan lain. Sementara skenario terakhir jika pasien lebih dari 325 orang, RSHS Bandung akan menambah ranjang dari gedung-gedung sekitar Gedung Kemuning yang dijadikan pusat perawatan pasien Covid-19.
Penyiapan tambahan dokter dan perawat awalnya akan dilakukan lewat mobilisasi internal. Jika tidak mencukupi, RSHS Bandung akan meminta relawan untuk kembali bergabung. Mereka sebelumnya pernah terlibat ketika terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada medio 2021. Langkah terakhir merekrut tenaga tambahan.
Dari pengalaman gelombang kedua yang membuat banyak rumah sakit kehabisan oksigen, RSHS Bandung kini meningkatkan dua tabung besar galon penampung oksigen cair berkapasitas 9000 dan 6000 liter.
Selain itu, kata Zulvayanti, ada generator atau mesin penghasil oksigen untuk mengisi 20-26 tabung besar sebanyak 6 kubik setiap hari. “Alat lain oksigen konsentrator kita siapkan 22 unit di IGD dan 80 di ruang perawatan,” ujarnya.
Alat medis untuk pasien yang disiapkan seperti 60 unit alat bantu pernafasan High Flow Nasal Cannula (HFNC). Bagi pasien yang takut datang ke rumah sakit atau ingin mencegah penularan Covid-19, kata Zulvayanti, RSHS Bandung mengadakan layanan konsultasi jarak jauh. Peminatnya bisa mendaftar ke website telekonsultasi.rshs.or.id.
Konsultasi itu menggunakan aplikasi agar pasien dan dokter bisa bertemu lewat panggilan video. Layanan dilengkapi dengan resep obat dan pengiriman obat jika diperlukan. Adapun bagi pasien yang memerlukan bertemu langsung dengan dokter bisa datang sore hari. “Karena sore relatif lebih sepi, kami membuka layanan eksekutif sore,” ujar Zulvayanti.
Selain itu, menurut Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSHS Bandung, Yana Akhmad, pihaknya juga menyiapkan program tes swab antigen di kalangan internal. Target sasarannya karyawan rumah sakit yang berjumlah sekitar 3.000 orang.
Sebanyak dua pertiganya kalangan dokter dan perawat. “Tenaga kesehatan kami sempat ada yang kena gejala ringan,” ujarnya. Pasien itu tidak dirawat di RSHS Bandung, melainkan dirujuk ke tempat isolasi di gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Barat.
Baca:
Covid-19 Yogya: Probable Omicron 58 Kasus, PTM 50 Persen
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.