Badan Geologi: Waspadai Letusan Freatik Tiba-tiba Gunung Tangkuban Parahu

Pedagang membersihkan atap kiosnya dari debu vulkanik pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu, di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2019. Pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu menyatakan, Wisata Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu akan dibuka setelah kawasan wisata tersebut bersih dari debu vulkanik. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Pedagang membersihkan atap kiosnya dari debu vulkanik pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu, di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2019. Pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu menyatakan, Wisata Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu akan dibuka setelah kawasan wisata tersebut bersih dari debu vulkanik. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mempertahankan status aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada status aktivitas Level 1 atau Normal setelah mengevaluasi munculnya embusan di Kawah Ecoma. Namun masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya letusan freatik. 

“Mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas,” kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 14 Februari 2022.

Eko mengatakan hasil evaluasi pengamatan visual dan instrumental menyimpulkan Gunung Tangkuban Parahu belum mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan. Embusan di Kawah Ecoma terjadi akibat proses dinamika air di bawah permukaan yang terpanaskan.

Air di bawah permukaan yang terpanaskan tersebut membentuk akumulasi uap air bertekanan tinggi. Saat terjadi overpressure sementara, gas keluar berupa hembusan yang cukup kuat melalui zona lemah atau rekahan. “Embusan berwarna putih mengindikasikan bahwa aktivitas didominasi oleh uap air,” kata Eko.

Kendati demikian, Badan Geolog mengeluarkan sejumlah rekomendasi dengan kemunculan embusan tersebut, di antaranya meminta pedagang, wisatawan, serta pendaki yang mengunjungi areal seputaran kawah Gunung Tangkuban Parahu tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas serta tidak menginap atau berlama-lama di dalam kawasan kawah aktif gunung tersebut.

“Mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat terjadi secara tiba-tiba, yaitu dengan tidak berlama-lama berada di sekitar area kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa,” kata Eko.

Eko mengatakan pada 12 Februari 2022 sejak pukul 11.43 WIB teramati embusan asap berwarna putih dari dasar Kawah Ecoma dengan intensitas tipis hingga kuat dengan tinggi mencapai 100 meter dari dasar kawah. “Sedangkan pada tanggal 13 Februari 2022 teramati asap berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi asap 20-60 meter dari dasar kawah,” kata dia.

Peralatan seismograf di Gunung Tangkuban Parahu merekam getaran menerus yang diakibatkan embusan gas maupun angin (noise). Estimasi energi seismiknya menunjukkan nilai yang fluktuasi, tetapi belum teramati terjadinya peningkatan yang signifikan. Nilai estimasi koherensi seismik pada Februari 2022 menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada tubuh gunung.

“Hal ini mengakibatkan perubahan pada medium seperti terbentuknya rekahan sehingga embusan asap keluar di Kawah Ecoma. Pola ini juga teramati sebelum erupsi Juli 2019. Saat itu disertai peningkatan kegempaan vulkanik yang signifikan, namun pada Februari 2022 ini tidak teramati adanya peningkatan kegempaan. Data pemantauan seismik mengindikasikan belum adanya intrusi magma yang signifikan, peningkatan yang terjadi masih bersifat transien (sementara),” kata Eko.

Data pemantauan deformasi Gunung Tangkuban Parahu belum mengindikasikan adanya akumulasi tekanan yang signifikan. Pengukuran temperatur di Kawan Ratu terpantau mengalami peningkatan pada 12 Februari 2022, namun kembali menurun pada saat pengukuran tanggal 13 Februari 2022. Peningkatan temperatur tersebut masih bersifat sementara. Pengukuran konsentrasi gas CO2 relatif stabil, sementara gas H2S relatif menurun.

“Data pemantauan geokimia menunjukkan adanya peningkatan temperatur (sementara) pada sistem bawah permukaan Gunung Tangkuban Parahu, namun peningkatan yang terjadi belum menerus. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi fluida magmatik dalam aktivitas kali ini belum signifikan,” kata Eko.

Catatan Tempo, pada Jumat, 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB sempat terjadi letusan freatik di Gunung Tangkuban Parahu yang melontarkan material padat dari dasar kawah berupa lumpur. Lontaran material masih berada di dalam kawah, abu letusan sempat menjangkau parkiran kendaraan di seputaran Kawah Ratu. Letusan freatik terjadi sekitar lima menit. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Baca:
PVMBG: Embusan Asap Terus Berlangsung di Gunung Tangkuban Parahu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








Badan Geologi: Longsor pada Kaldera Gunung Galunggung Melemah

5 hari lalu

Longsoran tanah tebing di Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (ANTARA/HO-BPBD Tasikmalaya)
Badan Geologi: Longsor pada Kaldera Gunung Galunggung Melemah

Badan Geologi mencatat terjadi longsor cukup besar pada dinding kaldera Gunung Galunggung, 12 Maret 2023, pukul 01.06 WIB.


BPPTKG: Kubah Lava Gunung Merapi 1888 Terus Tumbuh, Potensi Bahaya Longsoran

8 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Kalitengah, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Jumat 10 April 2020. Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada tanggal 27 Maret - 2 April 2020, analisis morfologi area kawah menggunakan foto udara menunjukan volume kubah lava telah mencapai 291 ribu meter kubik dan sedikit mengalami perubahan bentuk. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BPPTKG: Kubah Lava Gunung Merapi 1888 Terus Tumbuh, Potensi Bahaya Longsoran

Kubah lava barat laut Gunung Merapi merupakan kubah lava lama yang sudah ada sejak tahun 1888.


Tragedi Edelweis Ranca Upas, Ini Etika Lingkungan Komunitas Motor Trail

15 hari lalu

Tangkapan layar video kegiatan motor trail yang dikecam karena merusak lingkungan di Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Minggu 5 Maret 2023. Video viral di media sosial.
Tragedi Edelweis Ranca Upas, Ini Etika Lingkungan Komunitas Motor Trail

Pemotor trail bicara soal tragedi edelweis rawa di Ranca Upas, aturan dan etika lingkungan komunitas, serta peran kemanusiaan.


Kubah Lava Baru Tumbuh di Puncak Gunung Merapi, Badan Geologi: Potensi Bahaya

16 hari lalu

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Ahad, 12 Maret 2023. Menurut data BPPTKG  pengamatan 12 Maret 2023 pukul 06:00 - 12:00 WIB telah terjadi 6 awan panas guguran dengan jarak luncur antara 1500 meter hingga 2500 meter ke arah barat daya. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Kubah Lava Baru Tumbuh di Puncak Gunung Merapi, Badan Geologi: Potensi Bahaya

Intensitas luncuran awan panas guguran Gunung Merapi telah langsung menurun pada Minggu, atau sehari setelah terjadi awan panas masif.


Awan Panas Gunung Merapi Capai 4 Km, Badan Geologi Pertahankan Status Siaga

18 hari lalu

Sejumlah kendaraan melintas di jalan utama kota Magelang yang diselimuti abu vulkanis gunung Merapi di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 11 Maret 2023. Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) pada pukul 12.12 WIB yang mengakibatkan hujan abu yang mengarah ke barat laut dan utara, hujan abu dengan intensitas tinggi terjadi di Kota Magelang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Awan Panas Gunung Merapi Capai 4 Km, Badan Geologi Pertahankan Status Siaga

Sugeng mengatakan hasil analisis dari parameter peristiwa erupsi Gunung Merapi masih menunjukkan aktivitas yang relatif sama.


4 Aplikasi Pendeteksi Gempa di HP untuk Android dan iOS

30 hari lalu

Ilustrasi aplikasi Info BMKG. Google Play Store
4 Aplikasi Pendeteksi Gempa di HP untuk Android dan iOS

Dengan mengetahui lokasi gempa, Anda dapat segera menyelamatkan diri dan tidak mendekati lokasi tersebut. Berikut beberapa aplikasi yang dapat Anda unduh


Badan Geologi Selidiki Fenomena Sinar Api dari Kawah Tangkuban Parahu

44 hari lalu

Petugas memantau aktivitas Kawah Ratu pascaletusan freatik di Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu, 27 Juli 2019. ANTARA
Badan Geologi Selidiki Fenomena Sinar Api dari Kawah Tangkuban Parahu

Kecuali gempa, hasil aneka pengukuran tak menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pada Gunung Tangkuban Parahu. Lalu apa arti sinar api itu?


Banjir Bandang Gunung Ijen Terjang 2 Desa di Bondowoso

44 hari lalu

Petugas dan relawan membersihkan material lumpur, pasir serta dahan  dan ranting pohon yang terbawa banjir bandang di dua desa di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Senin 13 Februari 2023. Foto: Istimewa
Banjir Bandang Gunung Ijen Terjang 2 Desa di Bondowoso

Banjir bandang susulan terjadi Senin sore, membuat jalan yang telah dibersihkan menjadi dipenuhi kembali oleh material lumpur dan pasir.


Badan Geologi Menaikkan Status Gunung Karangetang Menjadi Siaga

49 hari lalu

Asap putih keluar dari puncak Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu, 6 Februari 2019. Asap putih bertekanan disertai guguran material vulkanik dari kawah bagian utara masih mendominasi aktivitas erupsi efusif Gunung Karangetang. ANTARA
Badan Geologi Menaikkan Status Gunung Karangetang Menjadi Siaga

Badan Geologi memutuskan menaikkan status aktivitas Gunung Karangetang karena terjadi kenaikan aktivitas gunung itu dalam beberapa hari terakhir.


Gempa Garut, BPBD Cek Laporan Kerusakan Hampir 500 Bangunan

54 hari lalu

Sejumlah anak menunjukkan kondisi bangunan dinding rumah yang rusak akibat diguncang gempa bumi di Kampung Padaawas, Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis, 2 Februari 2023. ANTARA/Feri Purnama
Gempa Garut, BPBD Cek Laporan Kerusakan Hampir 500 Bangunan

Gempa M4,3 menjelang tengah malam itu ternyata cukup merusak. Dipicu Sesar Garsela.