TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mempertahankan status aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada status aktivitas Level 1 atau Normal setelah mengevaluasi munculnya embusan di Kawah Ecoma. Namun masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya letusan freatik.
“Mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas,” kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 14 Februari 2022.
Eko mengatakan hasil evaluasi pengamatan visual dan instrumental menyimpulkan Gunung Tangkuban Parahu belum mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan. Embusan di Kawah Ecoma terjadi akibat proses dinamika air di bawah permukaan yang terpanaskan.
Air di bawah permukaan yang terpanaskan tersebut membentuk akumulasi uap air bertekanan tinggi. Saat terjadi overpressure sementara, gas keluar berupa hembusan yang cukup kuat melalui zona lemah atau rekahan. “Embusan berwarna putih mengindikasikan bahwa aktivitas didominasi oleh uap air,” kata Eko.
Kendati demikian, Badan Geolog mengeluarkan sejumlah rekomendasi dengan kemunculan embusan tersebut, di antaranya meminta pedagang, wisatawan, serta pendaki yang mengunjungi areal seputaran kawah Gunung Tangkuban Parahu tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas serta tidak menginap atau berlama-lama di dalam kawasan kawah aktif gunung tersebut.
“Mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat terjadi secara tiba-tiba, yaitu dengan tidak berlama-lama berada di sekitar area kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa,” kata Eko.
Eko mengatakan pada 12 Februari 2022 sejak pukul 11.43 WIB teramati embusan asap berwarna putih dari dasar Kawah Ecoma dengan intensitas tipis hingga kuat dengan tinggi mencapai 100 meter dari dasar kawah. “Sedangkan pada tanggal 13 Februari 2022 teramati asap berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi asap 20-60 meter dari dasar kawah,” kata dia.
Peralatan seismograf di Gunung Tangkuban Parahu merekam getaran menerus yang diakibatkan embusan gas maupun angin (noise). Estimasi energi seismiknya menunjukkan nilai yang fluktuasi, tetapi belum teramati terjadinya peningkatan yang signifikan. Nilai estimasi koherensi seismik pada Februari 2022 menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada tubuh gunung.
“Hal ini mengakibatkan perubahan pada medium seperti terbentuknya rekahan sehingga embusan asap keluar di Kawah Ecoma. Pola ini juga teramati sebelum erupsi Juli 2019. Saat itu disertai peningkatan kegempaan vulkanik yang signifikan, namun pada Februari 2022 ini tidak teramati adanya peningkatan kegempaan. Data pemantauan seismik mengindikasikan belum adanya intrusi magma yang signifikan, peningkatan yang terjadi masih bersifat transien (sementara),” kata Eko.
Data pemantauan deformasi Gunung Tangkuban Parahu belum mengindikasikan adanya akumulasi tekanan yang signifikan. Pengukuran temperatur di Kawan Ratu terpantau mengalami peningkatan pada 12 Februari 2022, namun kembali menurun pada saat pengukuran tanggal 13 Februari 2022. Peningkatan temperatur tersebut masih bersifat sementara. Pengukuran konsentrasi gas CO2 relatif stabil, sementara gas H2S relatif menurun.
“Data pemantauan geokimia menunjukkan adanya peningkatan temperatur (sementara) pada sistem bawah permukaan Gunung Tangkuban Parahu, namun peningkatan yang terjadi belum menerus. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi fluida magmatik dalam aktivitas kali ini belum signifikan,” kata Eko.
Catatan Tempo, pada Jumat, 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB sempat terjadi letusan freatik di Gunung Tangkuban Parahu yang melontarkan material padat dari dasar kawah berupa lumpur. Lontaran material masih berada di dalam kawah, abu letusan sempat menjangkau parkiran kendaraan di seputaran Kawah Ratu. Letusan freatik terjadi sekitar lima menit. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Baca:
PVMBG: Embusan Asap Terus Berlangsung di Gunung Tangkuban Parahu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.