TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi cuaca ekstrem seperti hujan es yang terjadi dua hari berturut-turut di wilayah Jawa Timur, Minggu dan Senin 20-21 Februari 2022, bertahan hingga Maret-April mendatang.
“Hingga Maret-April mendatang kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem seperti hujan es, puting beliung, waterspout, ataupun hujan lebat disertai petir dan angin kencang,” kata Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, Selasa 22 Februari 2022--memberi konfirmasi atas keterangan tertulis yang dibagikan BMKG Senin.
Dia mengimbau masyarakat waspada hingga memasuki periode pancaroba atau transisi dari musim hujan ke kemarau tersebut. Selama ini, dia menjelaskan, potensi cuaca ekstrem justru kerap terjadi di periode tersebut. Sedangkan mulai Mei, sebagian besar wilayah Indonesia disebutnya sudah memasuki musim kemarau. "Karenanya kejadian puting beliung dan hujan es itu biasanya sangat jarang pada Mei," kata dia lagi.
Dalam keterangan sebelumnya BMKG mendata kalau kejadian cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es telah terjadi dalam sepekan ini, bertepatan dengan puncak musim hujan, di beberapa wilayah seperti Surabaya, Lampung dan Bekasi, dan wilayah lainnya. Kejadian tersebut disertai juga dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat/petir dan angin kencang.
"Fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit," bunyi keterangan tertanda Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, itu.
Warga di Cianjur, Jawa Barat, berhamburan ke luar rumah karena mendengar suara gemuruh di atap rumah, ketika hujan es melanda dua kecamatan di Cianjur, Senin 21 Februari 2022.(ANTARA POTO/Ahmad Fikri).
Dikutip dari berbagai sumber, hujan es pada Senin terjadi di Surabaya dan Madiun di Jawa Timur, Semarang di Jawa Tengah, juga di Cianjur, Jawa Barat. "Kami masih mendata karena banyak laporan rumah yang rusak ringan, sedang dan berat akibat hujan es disertai angin kencang yang melanda dua kecamatan," kata Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo, seperti dikutip dari Antara pada Senin malam.
Baca juga:
Kebanyakan Teknologi Tangkap Karbon Malah Tambah Karbon di Udara