Pengobatan tersebut akan menggunakan sel-sel yang diambil dari janin yang mengalami aborsi. Sel yang dikembangkan oleh perusahaan asal Inggris, ReNeuron, itu akan disuntikkan ke dalam otak penderita stroke untuk melihat apakah mereka bisa dengan efektif meregenerasi daerah yang rusak.
"Sel tunggal itu diperbanyak dengan teknologi ini sehingga kami dapat memperoleh sesuatu untuk mengobati ribuan pasien," kata John Sindon, pendiri ReNeuron, yang bekerja sama dengan dokter Keith Muir dalam pengujian di Southern General Hospital di Glasgow. "Anda bisa berargumen bahwa sel itu terbuang sia-sia. Kenyataannya, kami mencoba mengubahnya menjadi sesuatu yang memiliki efek tahan lama."
Secara terpisah, uji coba sepanjang dua tahun itu juga melibatkan 20 pasien yang mengalami kebutaan kornea. Uji coba itu akan dimulai di Princess Alexandra Eye Pavilion di Edinburgh dan Gartnavel General Hospital di Glasgow, bulan ini.
Pengobatan terhadap pasien tunanetra itu memakai sel punca dari donor dewasa yang telah meninggal dunia, bukan sel punca embrionik yang mengundang kontroversi. Jika percobaan itu sukses, teknik pengobatan dengan sel punca bakal bisa menolong jutaan orang di seluruh dunia yang menderita buta kornea, 80 persennya adalah orang lanjut usia.
Sebagai bagian dari proses tersebut, sel punca dewasa itu dibiakkan dan ditransplantasikan ke permukaan kornea. "Studi ini adalah yang pertama di dunia," kata Profesor Bal Dhillon yang mengepalai uji coba tersebut. "Saya melihat ada dua atau tiga kasus baru penyakit kornea dalam setiap bulan. Pada skala yang lebih besar, ini adalah masalah yang signifikan."
Studi serupa juga dilakukan oleh para ahli dari University of Pennsylvania di Amerika Serikat pada tahun lalu. Riset tersebut menunjukkan bahwa orang yang mewarisi kebutaan melihat perbaikan dramatis pada indra penglihatannya ketika sebuah gen korektif disuntikkan ke dalam mata mereka. Para ilmuwan yakin, sel punca, yang mampu berkembang menjadi hampir semua jenis jaringan tubuh, bisa menjadi kunci dalam upaya menemukan obat yang manjur untuk mengobati pasien dari sejumlah penyakit serius, termasuk diabetes dan kanker.
TJANDRA | AFP