TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengguna Twitter dari Inggris bernama Joseph Kelly telah dijatuhi hukuman menjalani 150 jam layanan masyarakat--tanpa dibayar. Sebabnya, unggahan yang dinilai 'sangat ofensif' terhadap Sir Tom Moore, seorang perwira Angkatan Darat Inggris berpangkat kapten yang menghimpun donasi untuk NHS (pelayanan kesehatan nasional di Inggris) selama pandemi.
Moore menjadi tokoh nasional di Inggris setelah berjalan 100 putaran mengelilingi taman di rumahnya. Moore melakukannya sebelum ulang tahun yang ke-100. Dia kemudian dianugerahi gelar bangsawan oleh Ratu Inggris. Sehari setelah kematian Moore, Kelly, 36, men-tweet, “the only good Brit soldier is a deed one, burn auld fella buuuuurn.”
Kelly ditetapkan sebagai tersangka pada Februari tahun lalu. Kasusnya menarik perhatian kepada undang-undang Inggris yang sering dikritik yang memungkinkan pengguna media sosial dituntut karena dinilai mengirim pesan 'sangat ofensif'. Ini seperti UU ITE di Tanah Air dan pasal karetnya.
Seperti dilansir The National, Kelly pun akhirnya divonis bersalah pada Rabu, 30 Maret 2022. Pengacara Kelly, Tony Callahan, berargumen bahwa kliennya memiliki sedikit pengikut saja di Twitter, juga mabuk sebelum menulis unggahan tersebut. Kelly juga disebutkan menghapus tweet hanya 20 menit setelah mengirimnya.
“Dia menerima bahwa dia salah. Dia tidak mengantisipasi apa yang akan terjadi," kata Callahan sambil menambahkan, "Dia segera mengambil langkah untuk menghapus cuitan itu, tetapi jin itu sudah keluar dari botol saat itu."
Menurutnya, tindakan kriminal Kelly adalah posting saat mabuk, saat dia berjuang secara emosional, "Dan yang dia sesali dan hampir seketika dihapus."
Kelly dijatuhi hukuman 18 bulan dalam pengawasan dan 150 jam kerja sosial untuk Scottish Community Payback Order (CPO). Sheriff Adrian Cottam, yang menghukum Kelly, mengatakan kalau tweet yang dibuat Kelly sangat ofensif. Vonis diberikannya untuk mencegah tindakan serupa terulang di masa-masa yang akan datang.
"Penting bagi orang lain untuk menyadari betapa cepatnya hal-hal bisa lepas kendali," kata Cottam.
Kelly dinyatakan bersalah berdasarkan Bagian 127 dari Undang-Undang Komunikasi Inggris. Undang-undang tersebut awalnya dimaksudkan untuk menjerat individu yang mengatakan hal-hal yang menyinggung di telepon. Namun kemudian, telah digunakan untuk mengawasi pesan-pesan yang dinilai 'sangat ofensif' di media sosial.
Ratusan warga Inggris telah dinyatakan bersalah berdasarkan Bagian 127 itu. Penyebab yang sering kali terjadi adalah tuduhan telah menghina, melecehkan, dan mempermalukan tokoh masyarakat seperti atlet, jurnalis, dan anggota parlemen.
Bagian 127 akan digantikan oleh RUU Keamanan Online Inggris, meskipun para kritikus khawatir bahwa undang-undang baru ini akan memungkinkan penuntutan serupa dengan Kelly - dengan warga yang dinyatakan bersalah mengirim pesan "berbahaya" berdasarkan gagasan yang tidak jelas tentang moralitas publik.
THE VERGE
Baca juga:
Diskusi Dosen Ilmu Komunikasi Bandung Kritik dan Curigai Analog Switch Off
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.