TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah pusat India, lewat Konsorsium Genomik Nasional, menyebut apa yang telah diumumkan sebagai temuan kasus pertama Omicron XE di negeri itu ternyata memiliki urutan genom tak sesuai. INSACOG, konsorsium itu, menyatakan akan melakukan pemeriksaan sekuensing ulang untuk lebih memastikannya.
Brihanmumbai Municipal Corporation yang pada Rabu, 6 April 2022, mengumumkan menemukan kasus itu setelah melakukan sekuensing genom dari sampel 230 pasien Covid-19. Hasilnya, sebanyak 228 kasus di antaranya adalah kasus Omicron dan satu adalah Kappa--varian yang prevalensi penularannya berasal dari 2020 lalu.
Satu sampel tersisa, yang berasal dari seorang pasien perempuan berusia 50 tahun asal Afrika Selatan, diumumkan adalah kasus infeksi Omicron XE.
Menurut BMC, pasien infeksi Omicron XE itu adalah seorang kru pembuatan film yang tiba di Mumbai pada 10 Februari lalu. Pasien itu disebutkan tak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri sebelumnya. Dia juga terdata telah menjalani vaksinasi secara penuh dan menjalani tes saat tiba di India dengan hasil negatif Covid-19.
"Tapi pada 2 Maret, dalam sebuah tes rutin, dia terkonfirmasi positif dan jalani karantina dalam sebuah kamar hotel," bunyi pengumuman BMC. Saat diperiksa kembali sehari kemudian, hasilnya telah negatif lagi.
INSACOG, yang memeriksa ulang sampel itu, belakangan mengumumkan hasil berbeda. Seperti diumumkan Kementerian Kesehatan India, INSACOG menemukan genom dalam sampel tak berkorelasi dengan gambaran genom varian XE.
BMC kemudian diminta untuk mengirim data hasil sekuensing genom yang sudah dilakukannya ke Institut Nasional Genomik Biomedikal untuk analisis lebih jauh.
"Kami telah menemukan varian XE dalam sekuensing yang kami lakukan, jadi kami mengumumkannya. Seperti yang diminta, kami akan kirim data ke INSACOG untuk analisis," kata Suresh Kakani, komisioner di BMC.
Setelahnya, Kementerian Kesehatan India mengeluarkan pernyataan: INSACOG telah memutuskan untuk sekali lagi memeriksa di laboratorium nasional untuk konfirmasi varian XE.
Sementara, masyarakat di India diminta tidak panik dengan kemungkinan penyebaran Omicron XE di negara itu. Mereka justru diharapkan lebih waspada dengan cara disiplin mengenakan masker di dalam ruangan dan keramaian. "Karena ini masih mutasi dari Omicron, varian yang tidak sampai menginfeksi paru-paru, varian Omicron XE inipun diyakini tak menyebabkan infeksi parah," kata anggota Satgas Covid-19 setempat.
Omicron XE memiliki campuran genetik Omicron BA.1, atau biasa disebut Omicron saja, yang diketahui menyebar cepat sejak akhir 2021 lalu, dan subvarian 'siluman' Omicron BA.2 yang belakangan muncul dan kini telah mendominasi jumlah kasus positif Covid-19 di banyak negara di dunia. Kasus rekombinan seperti itu bisa terjadi saat tubuh seseorang terinfeksi lebih dari satu varian virus secara bersamaan--dan ini bukanlah kasus baru dari kemampuan virus corona.
INDIAN EXPRESS, CNBC
Baca juga:
Omicron XE dan Ancaman Gelombang Baru Covid-19 di Inggris
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.