TEMPO.CO, Jakarta - Satwa liar, menurut Undang-Undang (UU) RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, adalah semua binatang yang hidup di darat, air, dan udara yang masih mempunyai sifat liar. Sedangkan hewan peliharaan adalah hewan yang sebagian atau seluruh kehidupannya bergantung pada manusia untuk maksud tertentu.
Dalam UU tersebut, memelihara satwa liar dan terancam punah sebagai hewan peliharaan di rumah termasuk suatu tindakan ilegal. Aturan itu tertuang dalam hasil Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES) tahun 1973. Meski demikian, masih banyak kalangan seperti milyarder ataupun artis-artis papan atas yang memelihara satwa liar secara pribadi.
Ada beberapa alasan seseorang menjadikan satwa liar sebagai hewan peliharaan di rumah. Misalnya, sebagai wujud kecintaan atau hobi terhadap satwa liar maupun sebagai simbol atas status sosial. Selain melanggar hukum, dilansir dari situs World Animal Protection, ada beberapa alasan tindakan ini tidak boleh dilakukan:
1. Sifat Agresif Satwa Liar Berbahaya
Mungkin sebagian pemilik menganggap bahwa mengadopsi satwa liar sejak kecil akan membuat mereka menjadi jinak. Mengutip Association of Zoos Aquarium, nyatanya naluri sifat agresif dari satwa liar tersebut tidak bisa hilang. Hal itu terjadi karena perkembangannya tetap mewarisi sifat genetiknya sebagai satwa liar. Ini tentu berbahaya sebab dalam situasi terancam satwa liar bisa saja menyerang pemiliknya.
Baca Juga:
2. Satwa Liar Membawa Penyakit
Satwa liar yang notabene hidup di alam bebas dapat membawa penyakit berbahaya bagi manusia. Beberapa penyakit itu di antaranya rabies, distemper, virus herpes, salmonella, polio, hingga tuberkulosis. Pun hewan liar menyimpan sejumlah parasit, seperti cacing usus dan protozoa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan berbagai pandemi disebabkan karena kontak erat antara satwa liar dan manusia.
3. Satwa Liar Bisa Terluka hingga Mati
Mengambil satwa liar dari habitat alam liar dapat membahayakan kelangsungan hidup mereka. Bagaimanapun satwa liar memiliki kebutuhan perilaku, sosial, nutrisi, dan penanggulangan psikologis yang kompleks. Kebanyakan orang tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut ketika satwa liar dipelihara sebagai hewan peliharaan. Akibatnya, ancaman kematian yang lebih cepat pada satwa liar itu mungkin saja terjadi.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Sejak 1970 Populasi Satwa Liar Hutan Tropis Turun 53 Persen