5. Seberapa mematikan infeksinya?
Cacar monyet biasanya bergejala ringan dengan kebanyakan orang bisa sembuh kembali tanpa pengobatan dalam beberapa minggu. Tapi di Afrika, bisa menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi. Ini biasanya untuk infeksi varian virus cacar monyet dari Kongo. Sedangkan varian Afrika Barat mematikan untuk 1 dari 100 kasus.
Menurut WHO, anak-anak memiliki peluang lebih besar sakit parah karena infeksi virus ini daripada orang dewasa.
6. Bagaimana dengan obat atau vaksinnya?
Obat antivirus tecovirimat (Tpoxx) telah beredar luas di Eropa untuk cacar monyet, cacar (smallpox) dan cacar sapi. Obat yang sama hanya diizinkan untuk cacar (smallpox) di AS. Untuk vaksin, ada yang disebut Jynneos (Imvanex dan Imvamune), yang telah dapat izin edar untuk mencegah monkeypox dan smallpox pada orang berusia lebih dari 18 tahun.
7. Apakah yang terjadi sekarang adalah wabahnya yang terbesar yang pernah muncul?
Wabah lebih luas pernah terjadi di Afrika. Sebagai contoh, pada 2001 dan 2002 saat sebanyak 485 kasus terkonfirmasi dan 25 di antaranya meninggal dilaporkan di Kongo. Pada 2017 dan 2018, sebanyak 122 kasus dugaan dan terkonfirmasi dilaporkan dari Nigeria, dengan tujuh meninggal. Banyak kasus lainnya kemungkinan tak dilaporkan.
8. Mungkinkah kemunculannya kali ini disebabkan mutasi baru virus?
Itu belum diketahui. Fakta begitu banyak kasus yang dilaporkan di beberapa negara menunjukkan kemungkinan varian kali ini lebih mudah menular. Tapi beberapa skenario juga bisa menolong sebuah virus menyebar lebih luas, seperti dibawa oleh seorang 'superspreader'. "Ini masih terlalu awal untuk mengetahui apa yang sedang terjadi," kata Brownstein.
Sejauh ini baru ada publikasi laporan awal genome sequencing dari kasus yang ditemukan di Portugal. Hasilnya ada kemiripan dengan virus yang pernah menyebar di Amerika Serikat, Singapura dan Israel pada 2018-2019.
Ilustrasi Virus Monkeypox atau Cacar Monyet. newscientist.com
9. Apakah ini bisa menjadi pandemi baru setelah virus corona Covid-19?
Harapannya adalah wabah ini bisa dibatasi dengan contact tracing, seperti halnya kemunculan wabah cacar monyet sebelumnya. Ditambah dengan penggunaan vaksin yang sudah ada oleh mereka yang dianggap berisiko tinggi untuk memastikan virus tak menyebar lebih lanjut. "Penting untuk saat ini tidak menyamakannya dengan virus corona," kata Brownstein.
Meski begitu beberapa peneliti sebelumnya telah memperingatkan kalau cacar monyet adalah ancaman yang semakin besar. "Kemunculan cacar monyet sebagai sebuah patogen yang signifkan pada manusia tak terbantahkan sebagai skenario yang nyata," bunyi pernyataan sebuah makalah pada 2018. Makalah mencatat frekuensi dan sebaran geografis dari penyakit ini yang semakin besar dari tahun ke tahun.