TEMPO.CO, Jakarta - Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) gelombang pertama di Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Institut Teknologi Bandung (ITB) dilaporkan berjalan lancar. Selama ujian pada 17-23 Mei 2022 nihil indikasi kecurangan peserta.
Pendaftar yang tes di Pusat UTBK ITB gelombang pertama sebanyak 13. 417 orang. Sebanyak 4.971 orang berlokasi ujian di kampus ITB Jalan Ganesha 10 Bandung, sementara 8.446 pendaftar tersebar di sekolah mitra yaitu SMAN 1, 2, 3, 4, 5 dan SMKN 2 Bandung. Dari catatan panitia, 674 pendaftar kelompok Saintek dan Soshum tidak hadir di lokasi ujian selama gelombang pertama. Sementara di kelompok ujian campuran ada 68 orang yang absen.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Sianturi Haswanto, tiga orang pendaftar datang terlambat. “Ada yang terlambat dua hari, sehari, dan tiga jam,” katanya, Selasa, 24 Mei 2022. Peserta yang terlambat seperti itu tidak dapat mengikuti ujian. “Keterlambatan yang lebih dari satu hari terjadi karena salah membaca tanggal ujian yang tertera di kartu ujian.”
Selain itu ada pula dua orang peserta yang nyasar karena salah lokasi ujian. Mereka datang ke kampus ITB padahal tempat ujiannya di SMAN 1 dan 4. Karena keduanya datang lebih awal, mereka bisa mengejar waktu ke lokasi ujian yang seharusnya. “Panitia ikut bantu memesankan ojek online,” ujar Naomi.
Sementara itu ada juga dua orang peserta ujian yang masih sakit karena kecelakaan. Seorang peserta yang sakit dan harus memakai kursi roda, diberi akses masuk kendaraan ke dekat ruang ujian. Adapun seorang yang sakit memakai tongkat, diantar kendaraan panitia ke ruang ujian dari tempat transit.
Selanjutnya pada gelombang kedua pada 28 Mei hingga 3 Juni 2022, jumlah pendaftar UTBK SBMPTN di ITB berjumlah 7.886 orang. Panitia meminta peserta beristirahat yang cukup menjelang hari mendekati ujian. Memastikan semua kelengkapan ujian yang harus dibawa, dan membaca Panduan Peserta Ujian Pusat UTBK ITB.
Peserta juga diminta memperhitungkan waktu perjalanan dari rumah ke lokasi ujian agar tidak terlambat. “Masih banyak peserta yang tidak membawa pensil non mekanik untuk menjawab soal berhitung,” kata Naomi.
ANWAR SISWADI
Baca juga: Cerita Astri, Mahasiswa Bidikmisi Undip yang Lulus Cumlaude IPK 3,94