TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi membuka program beasiswa dokter spesialis, subspesialis dan dokter gigi spesialis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan program beasiswa ini penting karena fakta di lapangan penyakit yang paling besar dampak nyawa dan dampak biayanya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, dan ginjal.
"Kami melihat kemampuan negara, pemerintah pusat, daerah, dan swasta untuk bisa memberikan layanan jantung, dan itu tidak semua provinsi bisa memberikan layanan jantung, baik layanan dasar seperti pasang ring, maupun yang lebih lanjut dengan operasi bedah jantung terbuka," ujarnya dalam acara konferensi pers secara daring "Program Beasiswa Dokter Spesialis, Dokter Gigi Spesialis, dan Dokter Subspesialis" pada Kamis, 2 Juni 2022 .
"Cita-cita kami semua provinsi di 2024 sudah bisa memberikan layanan penyakit jantung, baik yang dasar, maupun yang bedah jantung terbuka," tambahnya.
Menurut Budi, terkait layanan jantung, masalah alat dan ruang operasi bisa dibereskan dalam 12 bulan paling lama, dan dananya pun tersedia. "Namun, kami sadar ternyata masalahnya dokter spesialisnya kurang, tidak ada di daerah tersebut," ujarnya.
Budi mengatakan program beasiswa ini bekerja sama dengan Kementerian Keuangan melalui LPDP. Kemenkes menyiapkan 600 beasiswa untuk dokter spesialis, subspesialis, dan dokter gigi spesialis. "Dari Kementerian Keuangan juga beri bantuan 700 kemungkinan dinaikkan 1.000. Totalnya akan ada 1.300-1.600 peserta," ujarnya.
Dalam pemberian beasiswa, menurut Budi, begitu beasiswa diberikan, akan diatur penempatannya, karena banyak RSUD belum memiliki tujuh dokter spesialis sesuai standar.
Adapun syarat untuk mengajukan beasiswa ini ada empat, yaitu diajukan dinas kesehatan provinsi, diajukan unit utama kementerian kesehatan (rumah sakit, kantor karantina, balai kesehatan), diajukan kementerian pertahanan/tni/polri, dan diajukan oleh mereka yang mau mengikuti program Nusantara Sehat.
Sementara itu Dirjen Tenaga Kesehatan Arianti Anaya menambahkan, saat ini sudah ada 300 peserta yang akan mendapatkan beasiswa untuk tahap pembelajaran semester ganjil, dan akan dibuka 300 lagi di semester genap.
Baca:
LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.