Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tanaman Penyerap Nutrisi Air Limbah  

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Tifton:
Sejumlah tumbuhan air diketahui memiliki kemampuan menyerap zat-zat berbahaya dan membersihkan air. Namun para ilmuwan di Agricultural Research Service (ARS) justru mencari tanaman yang dapat menyerap nutrisi sebanyak-banyaknya dari air limbah perikanan sebelum air tersebut dialirkan kembali ke kolam.
Mereka telah menemukan bahwa beberapa jenis tanaman yang ditumbuhkan di atas wadah mengapung dapat menyerap nutrisi dari air. Kini mereka tengah menguji kelayakan penggunaan vegetasi mengambang itu untuk membuang nutrisi dari air limbah perikanan.
Tujuan jangka panjang para ilmuwan ini adalah mengembangkan sebuah sistem untuk menangani air limbah dan mengembalikannya ke kolam untuk digunakan kembali. Nutrisi yang tak terpakai digunakan untuk memproduksi biomassa atau materi tanaman. Mereka menggunakan semacam karpet mengambang yang berfungsi sebagai filter untuk membuang nutrisi dari air.
Penelitian itu dilakukan oleh tim gabungan ARS dan Unit Aquaculture di University of Georgia di Tifton. "Studi ini adalah kelanjutan dari riset sebelumnya yang memperlihatkan bahwa vegetasi tersebut dapat ditanam pada karpet mengambang dalam kubangan air limbah ternak," kata Robert K. Hubbard, pakar tanah di ARS Southeast Watershed Research Laboratory di Tifton, Georgia, Amerika Serikat.
Air limbah dari kolam produksi ikan dipompakan ke dalam tangki aquakultur berkapasitas 1.287 liter. Setiap tangki memiliki sebuah karpet mengambang seluas satu meter persegi sebagai tempat tanaman itu tumbuh. "Target pertama kami adalah menemukan spesies tumbuhan yang dapat tumbuh baik dalam air limbah perikanan," kata Hubbard.
Dibantu oleh ahli genetika tumbuhan William Anderson dan ahli patologi tumbuhan Jeffrey P. Wilson dari ARS, serta Gary Burtle dan Larry Newton (pakar satwa University of Georgia), Hubbard mengetes 12 spesies tumbuhan, yaitu St. Augustinegrass, Tifton 85 bermudagrass, common bermudagrass, canna lili, iris, bambu, bulrush, cattail, bordergrass, napiergrass, reed, dan maidencane. "Sejauh ini, iris menunjukkan hasil terbaik," katanya.
Bagian kedua studi ini, yang akan dimulai pada April mendatang, akan menghitung efek vegetasi tersebut terhadap kualitas air dan jumlah nutrisi yang diserap ketika biomassa tumbuhan itu dipanen kelak. Mereka akan menganalisis kadar nitrogen, fosfor, dan potasium pada jaringan tumbuhan itu.
Batang dan daun yang telah dipanen juga memiliki sejumlah potensi penggunaan. Tumbuhan itu dapat ditransplantasikan, digunakan sebagai bahan baku memproduksi energi, atau dijadikan kompos dan dipakai untuk meningkatkan unsur hara tanah.
TJANDRA DEWI | ARS | SCIENCEDAILY
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

11 jam lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

40 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

40 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

40 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.