TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Peringatan 102 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia pada Senin, 4 Juli 2022. Rektor ITB Reini D. Wirahadikusumah mengatakan perlu langkah lebih jauh dari peranan konvensional Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia melalui kegiatan pengajaran dan penelitian. “Tidak kalah pentingnya upaya kita membangun sistem inovasi melalui perkuatan kerja sama yang lebih erat dan kontinyu dengan berbagai sektor,” ujarnya.
Upaya membangun sistem inovasi itu, menurutnya, memerlukan langkah perencanaan yang disusun kolaboratif, kerangka regulasi lintas sektor, dan peningkatan kapasitas kelembagaan Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia. Kerja sama lintas sektor itu melibatkan pelaku di bidang akademik, industri, bisnis, pembuat kebijakan publik. “Pola sistemik ini yang dikenal sebagai sistem inovasi,” kata Reini.
Banyak studi inovasi yang telah dilakukan untuk mempelajari keterpautan antara pengembangan teknologi dengan perubahan ekonomi, sosial, budaya. Studi itu menyimpulkan bahwa penguasaan teknologi bukan suatu permasalahan yang dapat diselesaikan dengan cara sebatas memutakhirkan penelitian dan pengembangan saja.
“Penguasaan teknologi memerlukan difusi dan adopsi hasil penelitian dan pengembangan di berbagai sektor ekonomi,” ujar Reini.
Sejauh ini, kata Reini, di Indonesia upaya menjalin kerja sama yang erat dan kontinyu masih terkendala. Relevansi dari hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian seperti BRIN harus ditingkatkan lagi. Di sisi lain perusahaan di berbagai sektor ekonomi masih menemui kendala dalam mengadopsi dan memanfaatkan hasil-hasil riset untuk mendukung inovasi.
“Di sini diperlukan peranan pemerintah, DPR, dalam memfasilitasi interaksi perguruan tinggi dengan pelaku industri,” kata Reini.
Kebijakan inovasi secara lintas sektor publik itu dibutuhkan untuk mengembangkan dan memperkuat sistem-sistem inovasi. Apalagi saat ini masyarakat dunia sedang dihadapkan sejumlah tantangan. Selain pandemi, yaitu pemulihan ekonomi, dan penguatan ketahanan kesehatan di masa pasca pandemi. “Kemudian berkaitan dengan meluasnya krisis pangan dan energi,” ujarnya.
Menurut Reini dari munculnya potensi krisis ekonomi yang mendunia itu, penting bagi Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia untuk merespon tantangan global itu dan menjawabnya. “Jadi kita tidak hanya mementingkan institusi snediri tapi harus menjawab tantangan tersebut dan berkontribusi secara konkret,” kata dia.
Baca juga: 3 Mahasiswa UMM Lulus Tanpa Skripsi Berkat Bikin Film Dokumenter