Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Golden Rice, Beras Modifikasi Genetik untuk Meningkatkan Nutrisi?

image-gnews
Golden rice. Foto : Shutterstock
Golden rice. Foto : Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memunculkan terobosan dan inovasi baru dalam industri pangan, salah satunya golden rice atau beras emas. Mengutip laman NYU Langone Health, golden rice merupakan tanaman yang ditingkatkan kualitas nutrisinya (biofortifikasi) yang dimodifikasi secara genetik.

Apa itu golden rice?

Biofortifikasi meningkatkan nilai gizi tanaman. Golden rice dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan beta-karoten, yang biasanya tak ada dalam beras putih. Beta-karoten diubah menjadi vitamin A saat proses metabolisme tubuh manusia.

Mengutip Science Direct, golden rice telah dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan beta-karoten dalam endosperma biji-bijian. Ini meningkatkan status vitamin A terhadap konsumen makanan yang kekurangan nutrisi itu.

Golden rice diklaim mengurangi risiko kekurangan gizi mikro dan vitamin A. Kemungkinan untuk meningkatkan tanaman yang dimodifikasi secara genetik, biofortifikasi digunakan untuk strategi mencegah malanutrisi mikronutrien.

Strategi pangan bernutrisi?

Bank Dunia menyarankan biofortifikasi mikronutrien tanaman pokok, termasuk golden rice.  Pada 1990-an, menurut laporan Golden Rice Project, kemajuan terhadap tujuan pembangunan milenium PBB menurunkan jumlah risiko kekurangan vitamin A menjadi sekitar 2 persen. Itu dicapai dengan kombinasi program vaksinasi massal campak, akses air bersih, dan suplemen vitamin A.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Upaya itu juga bersamaan dengan pembangunan ekonomi dan pendidikan tentang diet untuk mengurangi kerawanan pangan. Klaim mengenai keadaan itu, maka muncul adopsi tanaman biofortifikasi seperti golden rice.

Golden rice diperkenalkan oleh ilmuwan Jerman

Proyek golden rice diperkenalkan pada 1999, ketika dua ahli biologi, Ingo Potrykus dan Peter Beyer mengusulkan rencana kepada Yayasan Rockefeller untuk merekayasa genetika beras untuk meningkatkan nilai gizinya. Yayasan Rockefeller mendukung tujuan mereka untuk menyediakan pendekatan biofortifikasi berkelanjutan untuk mengurangi masalah kekurangan vitamin A di negara-negara berkembang. 

Baca: Universitas Jember akan Bikin Pusat Bioteknologi Tanaman Industri

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Enggan Disebut Menteri yang Pelit Anggaran, Sri Mulyani: Saya Pendengar yang Baik

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo (keempat kiri) menekan tombol saat membuka acara BNI Investor Daily Summit 2024 dengan didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani (ketiga kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan), Menteri Investasi Rosan Roeslani (kanan), (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (kiri), Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Royke Tumilaar (ketiga kanan) dan Chairman B Universe, Enggartiasto Lukito (kedua kiri) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa 8 Oktober 2024. Pada acara tersebut presiden menyampaikan bahwa Indonesia  diprediksi akan menjadi tiga kekuatan ekonomi baru di Asia bersama India dan China. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Enggan Disebut Menteri yang Pelit Anggaran, Sri Mulyani: Saya Pendengar yang Baik

Bekas Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memaparkan Sri Mulyani memiliki reputasi sebagai Menkeu yang ketat dalam mengelola anggaran


Rasio Pajak RI Rendah, Hashim Djojohadikusumo: Bank Dunia Siap Bantu Kita

2 hari lalu

Prabowo Disebut Perlu Naikkan Rasio Pajak hingga 12 Persen untuk Realisasikan Janji Politik
Rasio Pajak RI Rendah, Hashim Djojohadikusumo: Bank Dunia Siap Bantu Kita

Hashim Djojohadikusumo mengklaim Bank Dunia siap membantu Indonesia meingkatkan rasio pajak.


Bapanas: Harga Pangan Senin Fluktuatif, Minyak Goreng Stabil Rp18.110 per Kg

3 hari lalu

Warga tengah membeli bahan pangan saat diadakannya Pasar Murah di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta, Kamis, 12 September 2024. Pasar murah tersebut diadakan guna menekan laju inflasi daerah serta sekaligus membantu masyarakat DKI Jakarta dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. TEMPO/Tony Hartawan
Bapanas: Harga Pangan Senin Fluktuatif, Minyak Goreng Stabil Rp18.110 per Kg

Bapanas mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum fluktuatif pada Senin, 7 Oktober 2024.


Kesehatan Rambut: Simak Deretan Sumber Asupan Nutrisinya

3 hari lalu

Ilustrasi rambut bob. Unsplash.com/Tore F
Kesehatan Rambut: Simak Deretan Sumber Asupan Nutrisinya

Rambut yang sehat dan kuat tak hanya perawatan luar, tetapi juga membutuhkan nutrisi dari dalam


Bulog Siap Serap 600 Ribu Ton Beras, Wamentan Sudaryono: Kami Dorong 1 Juta

5 hari lalu

Petani tengah menampih gabah usai panen di lahan tidur bantaran Kali Banjir Kanal Timur (BKT) di kawasan Duren Sawit, Jakarta, Jumat 27 September 2024. Pemerintah telah menempuh sejumlah upaya agar tingkat kesejahteraan para petani padi di Tanah Air tetap terjaga, termasuk dengan menyesuaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sebagai jaring pengaman bagi mereka. TEMPO/Tony Hartawan
Bulog Siap Serap 600 Ribu Ton Beras, Wamentan Sudaryono: Kami Dorong 1 Juta

Perum Bulog siap menyerap produksi beras dalam negeri hingga 600 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan pasokan beras domestik. Kementan minta 1 juta ton.


LPPOM MUI Sebut Label No Pork No Lard Bukan Jaminan Produk Halal, Ini Alasannya

6 hari lalu

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dan Badan Penyelenggara Jaminan Halal (BPJH) Kementerian Agama melakukan pemasangan plang sertifikasi halal dan stiker zona khas di ruko pedagang makanan laut di Pasar Kuliner Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 8 Mei 2024 malam. TEMPO/Desty Luthfiani
LPPOM MUI Sebut Label No Pork No Lard Bukan Jaminan Produk Halal, Ini Alasannya

Direktur Utama LPPOM MUI Muti Arintawati mengatakan bahwa label No Pork No Lard bukan jaminan produk halal. Mengapa?


Bank Dunia Menyatakan Indonesia Butuh Keajaiban untuk Bisa Lepas dari Perangkap Negara Berpendapatan Menengah

6 hari lalu

Bagaimana caranya agar Indonesia lolos dari perangkap tersebut?
Bank Dunia Menyatakan Indonesia Butuh Keajaiban untuk Bisa Lepas dari Perangkap Negara Berpendapatan Menengah

Bank Dunia menyatakan Indonesia sulit menuju kategori negara berpendatapan tinggi lantaran masih menggunakan strategi kuno.


Apa Manfaat Rendaman Air Beras? Ini Penjelasannya

6 hari lalu

Ilustrasi air tajin. Wikipedia.org
Apa Manfaat Rendaman Air Beras? Ini Penjelasannya

Mengintip berbagai manfaat rendaman air beras, mulai dari bahan pangan hingga mampu menurunkan kadar formalin.


Deflasi Beruntun 5 Bulan, Kemenko Perekonomian Sebut Masyarakat Tak Perlu Khawatir

7 hari lalu

Suasana pusat perbelanjaan di Jakarta, 3 September 2024. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat secara bulanan Indonesia mengalami deflasi 0,03 persen pada Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Deflasi Beruntun 5 Bulan, Kemenko Perekonomian Sebut Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Kemenko Perekonomian menyatakan daya beli masyarakat masih tinggi terlepas dari deflasi yang terjadi.


Startup Inovasi Pangan dan Kosmetik Halal dari UI Toreh Prestasi di YSSC 2024

8 hari lalu

Produk makanan dan kosmetik halal yang dikembangkan startup UI. Dok Humas UI
Startup Inovasi Pangan dan Kosmetik Halal dari UI Toreh Prestasi di YSSC 2024

Keberhasilan startup Cocova dan Rolic di YSSC 2024 membuka peluang besar untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.