Ya, belajar matematika memakai permainan domino. Kartu domino yang mereka mainkan berbeda dari biasanya. Bulatan-bulatan merah diganti dengan angka-angka pecahan. Bukan sekadar mencocokkan angka, mereka juga mengolah kemampuan otak. Mereka harus bisa menyederhanakan angka pecahan yang ada di kartu.
Begitulah suasana salah satu kelas MathMaster, lembaga pendidikan matematika. Di level 3 tadi misalnya, salah satu siswa, Eunice, 8 tahun, berusaha memenangkan permainan domino. Siswa kelas II SD yang tinggal di Metro Sunter ini tak mau wajahnya berlepotan bedak kalau sampai kalah.
"Sudah dua tahun saya ikut MathMaster. Sangat terbantu," ujarnya sembari tak lepas tatapannya ke kartu-kartu yang ditebar.
Domino itu merupakan salah satu alat peraga yang membantu siswa agar lebih mudah dan senang terhadap matematika. Di level preparation ini, matematika dipadukan dengan kegiatan mewarnai, sehingga anak tak bosan terus-terusan melihat angka.
Meski susah, anak-anak MathMaster sangat senang. Suasana kelas begitu riuh dengan tawa dan canda. "Memang, target utama dari MathMaster adalah membuat anak mencintai matematika," kata Lies Mulyadi, 50 tahun, salah satu pendiri MathMaster Kelapa Gading.
Sabbath Marchn (26), salah satu pengajar senior, mengungkapkan perbedaan MathMaster dengan lembaga lain sejenis adalah metode pengajarannya. Banyak permainan untuk membuat anak suka matematika. Di lembaga lain, menurut Sabbath, lebih ditekankan kecepatan berhitung.
Ada empat metode pengajaran yang digabungkan, yaitu menghitung cepat, pemahaman konsep, pemecahan masalah soal cerita, serta permainan. Oleh Profesor Yohannes Surya, yang menjadi penasihat MathMaster, metode ini disebut Matematika Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan).
Sebagai pengajar level preparation, Sabbath mengaku bangga anak didiknya tambah pintar. Apalagi beberapa anak bisa ikut Olimpiade Sains Nasional (OSN). Tahun ini saja, ujarnya, ada lima anak MathMaster yang ikut OSN.
Banyak anak MathMaster yang berprestasi gemilang. Misalnya Ivan Wangsa Cipta Lingga, yang mampu menyelesaikan materi Matematika SD hanya dalam waktu empat bulan. Bahkan, ketika masih SD, dia sudah bisa mengerjakan soal-soal pelajaran SMU.
Prestasi Ivan di antaranya meraih Silver Medals Achiever International Mathematic and Science Olympiade di Jakarta, November 2005. Selain itu ada Kevin Sujatmiko, yang menjadi juara dunia Fisika tingkat internasional.
MathMaster berdiri pada Agustus 2004. Di angkatan pertama, ada 752 murid dari 1.100 anak yang mendaftar. Animo besar itu karena MathMaster menggratiskan biaya belajar. Sejak tahun kedua mulai memungut bayaran Rp 250 ribu per bulan.
Kini MathMaster memasuki angkatan kelima. Jumlah siswanya 116 orang dengan tujuh orang pengajar dan telah meluluskan 283 orang. Juga dibuka kelas persiapan ujian akhir nasional. Jadwal belajarnya dua kali sepekan.
Daya tarik MathMaster memikat anak dari daerah jauh. Miralda, 9 tahun, misalnya. Siswa SD Kristen 4 BPK Penabur ini tinggal di Bekasi. Dia mengaku nilai matematikanya sangat terbantu di sekolah. Siswa lainnya, Kristian, tujuh tahun, dari Pondok Kopi. Siswa SD Internasional El Shadai ini bercita-cita menjadi dokter.
THOWAF ZUHARON