TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Rabu 7 September 2022, diawali dari artikel Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim yang mengatakan akan mengubah sistem seleksi untuk masuk perguruan tinggi. "Tidak ada lagi tes mata pelajaran. Tes akan diganti dan disederhanakan. Saya berharap ini menjadi kabar gembira untuk kita semua, siswa maupun guru," ujarnya.
Berita terpopuler kedua adalah pembuktian heboh data Kartu Subscriber Identity Module (SIM Card) telepon Indonesia yang bocor. Data yang ditemukan berusaha diperjualbelikan seharga 50 ribu dolar AS itu otentik dan bahkan masih aktif. Ada seluruhnya sebanyak 1,3 miliar basisdata diduga bocor dari proses registrasi Kartu SIM.
Ketiga, tentang klaim yang sempat membuat terhenyak Amerika yang telah menyuplai sistem roket HIMARS ke Ukraina. Klaim disiarkan di televisi nasional Rusia pada akhir Juli lalu menyebutkan militer Rusia bisa menyusup ke Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 tersebut dan mampu secara tepat memetakan lokasi peluncur-peluncurnya.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Rabu 7 September 2022, selengkapnya
1. Kabar Gembira, Nadiem Hapus Tes Mata Pelajaran di Jalur SBMPTN
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan akan mengubah sistem seleksi untuk masuk perguruan tinggi. Perubahan itu yakni menghapus tes materi pelajaran di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
"Tidak ada lagi tes mata pelajaran. Tes akan diganti dan disederhanakan. Saya berharap ini menjadi kabar gembira untuk kita semua, siswa maupun guru," ujarnya dalam webinar Merdeka Belajar mengenai Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang diikuti Tempo pada Rabu, 7 September 2022.
Sebelumnya, jalur seleksi SBMPTN mengujikan banyak materi dari berbagai mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Nadiem mengatakan hal ini membuat peserta didik harus banyak menghafal dan membebankan orang tua. Siswa diikutkan berbagai macam bimbingan belajar untuk mengejar materi yang diujikan di SBMPTN.
2. Bedah Data SIM Card yang Bocor: Satu NIK Bisa Seribu Nomor
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, memastikan heboh data Kartu Subscriber Identity Module (SIM Card) telepon Indonesia yang bocor bukan isapan jempol. Data yang ditemukan berusaha diperjualbelikan seharga 50 ribu dolar AS itu otentik dan bahkan masih aktif.
Vaksincom menguji secara acak dari antara 2 juta sampel data itu yang sengaja dibukakan aksesnya oleh si penjual. Data itu terdiri dari NIK, Nomor Telepon, provider, dan tanggal pendaftaran. Seluruhnya diketahui didapatkan pada Agustus tahun lalu.
Ilustrasi - Kartu SIM (Subscriber Identity Module) atau SIM Card ponsel. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/Spt. (ANTARA FOTO/PRASETYO UTOMO)
Alfons menuturkan, data sampel yang diberikan secara gratis memiliki detail, nama file (phone2Monly.csv), ukuran (143,2 MB) dan database dari 2 juta pendaftaran kartu SIM. Dia lalu memberi analisa bahwa penjual mengklaim seluruh data berukuran 87 GB (87.000 MB) dalam format CSV (Comma Separated Value) dan mengandung 1,3 miliar database.
3. Rusia Disebut Meretas Sistem Roket HIMARS Amerika di Ukraina, Benarkah?
Sebuah klaim yang disiarkan di televisi nasional Rusia pada akhir Juli lalu menyebutkan militer Rusia bisa menyusup ke Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 atau HIMARS buatan Amerika dan mampu secara tepat memetakan lokasi peluncur-peluncurnya. Sebuah klaim yang sempat membuat terhenyak Amerika yang telah menyuplai sistem roket itu ke Ukraina. Namun, sekitar sebulan berlalu, tidak ada bukti satupun unit HIMARS yang telah menjadi korban agresi Rusia.
Seperti diungkap pertama kali oleh Newsweek, klaim itu dibuat Alexei Leonov, editor majalah militer Rusia, Arsenal Otechestva. Leonov yang saat itu diundang dalam sebuah acara televisi adalah, menurut Newsweek, didesain oleh Kementerian Luar Negeri Rusia sebagai Kremlin propagandist.
Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS) ditembakkan di lokasi yang dirahasiakan, di Ukraina dalam gambar diam ini diperoleh dari video media sosial tak bertanggal yang diunggah pada 24 Juni 2022. Ukraina mengklaim berhasil menghancurkan depot senjata Rusia di Luhanks menggunakan sistem HIMARS dari Amerika Serikat. Pavlo Narozhnyy/via REUTERS
"Sistem roket milik Amerika sudah berhasi diretas," kata Leonov mengumumkan, "dan pengembangan rahasia kami ini akan dikerahkan di segala arah." Dia menyebutnya sebagai sebuah sistem yang baik. "Saya belum dapat memberi tahukan namanya, tapi ini bisa berfungsi pada jarak yang sangat jauh, secara instan memberikan lokasi pasti situs peluncuran."