TEMPO.CO, Jakarta - Para santri dari Pesantren Mahasina Darul Qur’an diterima di sejumlah PTN Indonesia, seperti Universitas Indonesia (UI), UIN syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Raden Mas Said Surakarta, dan UIN Bukittinggi. Mereka pun mendapatkan sejumlah beasiswa dari Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
"Hal ini patut disyukuri karena tahun ini semua santri yang ikut seleksi masuk PTN, alhamdulillah 100 persen lulus. Dari seluruh santri yang diterima di perguruan tinggi, lima di antaranya mendapatkan beasiswa Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag RI," kata Pengasuh Pesantren Mahasina, Nyai Badriyah Fayumi, di Bekasi, Ahad 4 September 2022, sebagaimana dilansir dalam laman ditpdpontren.kemenag.go.id.
Selain diterima di beberapa PTN, para santri Mahasina juga diterima di beberapa perguruan tinggi swasta. Perguruan tinggi swasta tersebut, yaitu Universitas Indraprasta (Unindra) Jakarta, Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, dan Universitas Darma Andalas Padang.
Profil Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits
Awalnya, pesantren ini merupakan rangkaian dari lembaga dakwah yang terlebih dahulu dirintis oleh pengasuh sejak 1995 yang di dalamnya terdapat unit koperasinya. Lima tahun kemudian, tepatnya pada 2000, pengasuh mendirikan lembaga pendidikan komputer dengan beasiswa penuh bagi semua yang belajar di rumah pengasuh, yaitu Drs KH Abu Bakar Rahziz, M.A. dan Dra Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. M.A. Selain itu, para pengasuh juga membanbun lembaga pengajian santri diniyah layliyah yang rutin dilaksanakan setiap hari. Selanjutnya, para pengasuh mendirikan Mayis Club (Mahasina Youth Islamic Studies Club), yakni sebuah wadah persatuan kreativitas remaja-remaja di lingkungan sekitar
Pada 2008, Mahasina sudah mendirikan pondok dengan nama Pondok Kalong, yaitu pondok yang menyelenggarakan aktivitas mengaji saja (non-formal). Sementara itu, para santri dapat memperoleh pendidikan formal, tetapi di luar pesantren. Kemudian, pengasuh dengan melihat fenomena ulama yang berkarakter waratsatul anbiya semakin langka. Padahal, sebagian besar umat, terutama ketika era post-modernisme semakin membutuhkan agama. Akibatnya, perlu adanya lembaga pendidikan keagamaan yang fokus dalam menyiapkan kader ulama.
Mengutip mahasina.sch.id, dengan mempertimbangkan hasil evaluasi internal Mahasina setelah 8 tahun menyelenggarakan pesantren tanpa sekolah, Drs KH. Abu Bakar Rahziz, M.A. dan Dra Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc., M.A. membulatkan niat untuk mendirikan pendidikan formal jenjang MTs dan MA. Alhasil, secara resmi pada 2016, nama pondok pesantren dari Mahasina lid-dakwah wat-tarbiyah berubah menjadi Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits (Mahasina Daqwah).
Pesantren ini memiliki konsep pendidikan, yaitu Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama, Pemimpin Berakhlak Qur’ani, dan Berwawasan Kebangsaan. Berarti, pendidikan yang dibangun dalam pesantren ini sangat terpadu, terhubung, terkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits dalam menjadi institusi pendidikan memiliki nilai-nilai penting, yaitu pertama, nilai sapta jiwa yang terdiri dari kejujuran, keikhlasan, kejuangan, keterbukaan, kemandirian, kepedulian, dan kesederhanaan. Kedua, memiliki motto yang berbunyi mengembangkan potensi fikir, zikir, dan amal saleh. Ketiga, sprit pendidikan tanpa diskriminasi dan tanpa kekerasan. Keempat, trilogi santri yang terdiri dari berilmu amaliyah, beramal ilmiyah, dan berakhlakul karimah. Kelima, kearifan dengan menjaga tradisi lama dan mengambil hal baru yang lebih baik. Keenam, cara berpikir dengan wawasan global dan bertindak sesuai kearifan lokal.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca: 96 Persen Lulusan Madrasah Ini Diterima di Perguruan Tinggi Ternama
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.