TEMPO.CO, Jakarta - Video hujan es di Bandar Lampung pada hari Senin, 19 September 2022, ramai di media sosial. Selain itu, di kota yang sama, juga terjadi banjir dan angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang dan menimpa rumah dan kendaraan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Lampung melalui prakirawannya, Adi Saputra, membenarkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.40–18.00 WIB.
“Awan cumulonimbus menimbulkan hujan lebat, hujan es, dan disertai angin kencang yang menyebabkan banjir dan pohon tumbang,” ujar Adi, Senin. Selain itu, curah hujan di wilayah kejadian banjir tercatat nilainya >100mm.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini cuaca Lampung tanggal 19 September 2022 pukul 10:30 WIB yang berpotensi terjadi hujan sedang-lebat dan dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, termasuk ke wilayah Bandar Lampung. Peringatan kembali diulang pada pukull 17:30 WIB.
Berdasarkan analisis terkini dinamika atmosfer, terpantau gelombang Rossby aktif di wilayah Lampung dan diperparah dengan Dipole Mode (negatif) yang sudah lama aktif. Hal itu berdampak terhadap pembentukan awan-awan hujan selama periode musim kemarau sampai dengan saat ini.
Berdasarkan analisis citra radar terpantau awan hujan mulai memasuki wilayah kejadian banjir dan pohon tumbang (Bandar Lampung) dari wilayah Lampung Timur menuju Kota Bandar Lampung pada pukul 11.40 WIB dan terus bergerak menuju ke wilayah Pesawaran.
Setelah itu awan cumulonimbus lainnya kembali masuk ke wilayah Bandar Lampung secara bergantian sampai dengan pukul 18.00 WIB yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang–lebat juga disertai dengan angin kencang. Menurutnya, kejadian banjir dan angin kencang menyebabkan kerugian materil yang tidak sedikit.
Waspada Hari Mendatang
Kepala Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung, Kukuh Ribudiyanto, memberi rekomendasi kepada masyarakat dan instansi yang terkait agar tetap waspada terhadap peningkatan potensi terjadinya angin puting beliung pada siang hingga sore hari. Kondisi tersebut ditandai dengan pemanasan kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB yang mengakibatkan pembentukan awan konvektif dengan dasar awan yang gelap, puncak awan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (awan jenis Cumulonimbus).
Kukuh memberi catatan khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor agar tetap waspada khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.
Menurutnya, prakiraan cuaca sampai akhir bulan September mendatang potensi cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi karena fase pancaroba masih berlangsung.