TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari Jumat, 23 September 2022, telah terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah Banten pada siang hingga sore hari. Di media sosial ramai warga memperlihatkan lokasi tempat tinggalnya yang banjir dan bahkan tanah longsor, terutama di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
Sementara di wilayah Kabupaten Serang, tepatnya di Cinangka, terdapat laporan adanya petir yang menyambar dua orang mahasiswa hingga menewaskan salah seorang di antaranya.
Baca Juga:
Analisis BMKG
Menurut prakiraawan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Wilayah II yang membawahi wilayah Tangerang dan Serang, Ayu Rahma Dian dan Nindya Pradita, data curah hujan saat itu memang sangat lebat.
"Berdasarkan data curah hujan yang terukur pada Pos Hujan di AWS Matoa 117.8 mm/hari atau di kategori hujan sangat lebat," tulis prakirawan. Adapun di titik ARG Ciganjur tercatat 99.4 mm/hari atau di kategori "Hujan Lebat".
Prakirawan menjelaskan mengenai pola angin hari itu. Pada peta angin, secara umum angin bertiup dari timur ke tenggara dengan kecepatan berkisar 5-30 knots. Terdapat sirkulasi tekanan rendah di wilayah Kalimantan Barat yang memicu potensi pertumbuhan awan melewati wilayah Banten dan meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Gelombang Atmosfer
Gelombang tropis pada tanggal 23 September 2022 menunjukkan adanya gangguan atmosfer equatorial rossby dan low di wilayah Banten, yang mendorong peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten.
Selain itu, berdasarkan citra radar cuaca pada 23 September 2022 terpantau hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mulai terjadi pukul 14.20 WIB di wilayah Kota Tangerang Selatan, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak.
Kemudian kondisi hujan semakin intens dan meluas ke hampir seluruh wilayah Banten pada pukul 15.00-17.00 WIB dengan intensitas ringan hingga lebat. Hujan terpantau mulai meluruh pada pukul 18.00 WIB .
Prakirawan menyimpulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada tanggal 23 September 2022 menyebabkan banjir dan tanah longsor di wilayah Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
"Potensi sambaran petir juga terdeteksi terjadi di wilayah Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, yang menyebabkan seorang mahasiswa tewas tersambar petir, " jelas prakirawan.
Kondisi atmosfer yang labil dipicu oleh suhu muka laut yang hangat, adanya gangguan atmosfer equatorial rossby dan low sehingga menyebabkan adanya penumpukan massa udara yang mendorong peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten.
Kondisi kelembapan udara yang cukup basah dan faktor labilitas yang cukup labil juga menjadi faktor peningkatan suplai uap air yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah Banten.
Pada gelombang atmosfer terdapat equatorial low di wilayah Jawa, sera didukung dengan kondisi udara yang lembap dari lapisan bawah hingga atas, dan indeks labilitas udara yang cenderung labil, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten.
Prospek ke Depan
Prakirawan menyatakan bahwa potensi cuaca ekstrem masih mungkin terjadi. "Berdasarkan parameter-parameter indeks dari pemodelan cuaca masih perlu diwaspadai akan adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Banten hingga tiga hari kedepan."
Baca:
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan, Petir, Gelombang Tinggi, Bibit Siklon Tropis NORU
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.