Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dulu Greenpeace Cap Sungai Citarum Berbahaya, Bagaimana Sekarang?

image-gnews
Sungai Citarum. (Foto: Pokja Datin dan Humas Citarum Harum)
Sungai Citarum. (Foto: Pokja Datin dan Humas Citarum Harum)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaGreenpeace, sebuah lembaga swadaya masyarakat dan organisasi lingkungan global telah menandai Sungai Citarum, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat sebagai lingkungan berbahaya karena menjadi tempat pembuangan limbah industri. Penandaan tersebut dilakukan Greenpeace dengan sebuah plang yang bertuliskan “Perhatian! Limbah berbahaya keluar dari sini!” pada Selasa, 11 Desember 2012.

Aktivis Greenpeace menemukan bahan kimia logam berat berbahaya, yaitu Kromium heksavalen (Cr6+) dan merkuri (Hg) yang menyebabkan kanker. Selain itu, terdapat pula senyawa kimia organik lainnya, seperti alkylphenol (BHT), diethyl phthalate (DEP), dan dibutyl phthalate (DBP) yang dapat menganggu kerja endokrin dan mengganggu sistem reproduksi.

“Bahan kimia logam berat itu memiliki sifat yang tidak bisa diurai. Akibatnya, jika terus dilepas dan bersatu dalam lingkungan akan terakumulasi di jaringan makhluk hidup melalui rantai

makanan dan dapat mengganggu kesehatan," kata Ahmad Ashov Birry, Juru Kampanye Air Bebas Racun Greenpeace Indonesia, sebagaimana dilansir Tempo.co.

Tercemarnya Sungai Citarum pun diafirmasi oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Suharsono. Ia mengatakan bahwa kondisi Citarum sejak 1999 sampai 2012 memang semakin tercemar, belum kunjung membaik. 

"Tekanan industri dan masyarakat menyebabkan limbah industri dan domestik dari kedua hal itu semakin meningkat dan mencemari Citarum," kata Suharsono ketika dihubungi tim reportase Tempo.

Suharsono juga menambahkan bahwa pembuangan limbah cair pada industri harus diawasi oleh pemerintah kabupaten dan kota. Selain itu, masyarakat pun secara bergotong royong harus bersinergi untuk memperkecil pembuangan limbah ke sungai.

Baca: 4 Tahun Program Citarum Harum, Begini Kondisi Sungai Citarum

Kini Sungai Citarum

Setelah sekian banyaknya saran dari para ahli dan juga lembaga. Kini, pemerintah bersama dengan warga merubah stigma dan cap negatif pada Sungai Citarum. Buktinya, kini Satuan Tugas (Satgas) sudah mulai membersihkan aliran sungai ini, khususnya Satgas Citarum Harum Sektor 5 yang melakukan kegiatan penanaman pohon pula di Bantaran sungai Citarum.

Pada 16 Oktober 2022, pemimpin Satgas Sektor 5 Citarum Harum Sub 1, Peltu Napitupullu melakukan penanaman pohon di Sungai Citarum Kampung Bojongkalong, Desa Sumbersari, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.

Melansir laman citarumharum.jabar.prov.go.id, Peltu Napitupullu mengatakan bahwa kegiatan penanaman pohon rutin dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar sehingga yang bergerak tidak hanya pihak pemerintah saja, tetapi semuanya ikut turun langsung ke lapangan. Sebab, pembenahan Sungai Citarum tidak bisa hanya sekadar menanam pohon saja, tetapi harus pemerintah dan warga pun harus merawatnya agar pohon yang ditanam bisa tumbuh sesuai harapan. Perawatan inilah yang menjadi nilai penting untuk Sungai Citarum menjadi bersih. 

Salah satu upaya penyelamatan dan perawatan Sungai Citarum adalah dengan pembabatan rumput liar yang mengganggu pertumbuhan pohon, penyiraman, dan pemupukan sehingga pohon dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Kegiatan yang perawatan Sungai Citarum inj bertujuan untuk melakukan percepatan konservasi sungai dan gersang menjadi lahan terbuka hijau sehingga terhindar dari erosi. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengembalikan keasrian lingkungan sehingga membuat harum kawasan Sungai Citarum. 

Tidak hanya fokus pada kegiatan perawatan dan penghijauan lingkungan sekitar, tetapi Satgas Sungai Citarum Harum Sektor 5 Sub 1 juga selalu mengajak warga bersama-sama merawat pohon dan menjaga kebersihan Sungai Citarum. 

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: Cerita Doni Monardo Bertemu Anak Pahlawab Citarum Harum

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

10 jam lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.


Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

21 jam lalu

Aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia membentangkan spanduk tentang tata kelola sampah saat kegiatan bersih sampah dan audit merek (brand audit) di Pantai Tirang, Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 12 November 2023. Dalam aksi tersebut Greenpeace Indonesia melalui kampanye Break Free From Plastic ingin menekankan tanggung jawab produsen yang diperluas (Extended Producer Responsibility) atas pengolahan atau pembuangan produk pasca-konsumen serta mendorong produsen untuk berkomitmen mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan bungkusan sesuai dengan mandat peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk peta jalan pengurangan sampah oleh produsen pada tahun 2030. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

2 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

12 hari lalu

Foto udara Situ atau Danau Cileunca di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu 5 Agustus 2023. Kawasan Situ Cileunca yang memiliki luas area 11 ribu hektar serta daya tampung hingga 11,5 juta kubik air tersebut menjadi lokasi sumber air baku bagi kebutuhan seluruh masyarakat kota Bandung yang mencapai 7.000 hingga 8.000 liter perdetik atau 7 - 8 juta kubik per bulan. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

Laporan orang tenggelam di Situ Cileunca diterima pada 9 April 2024. Pencarian butuh berhari-hari karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

16 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.


Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

20 hari lalu

Ilustrasi ribuan penggemar berkumpul. REUTERS/Heo Ran
Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.


Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

26 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.


Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

28 hari lalu

Suami dari aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis (kiri) mengenakan rompi tahanan berwarna pink setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022, di Gedung Kejagung, Rabu, 27 Maret 2024.  Humas Kejagung
Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.


Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

31 hari lalu

Uni Eropa menegaskan keinginan menolak komoditas yang dihasilkan dengan membabat hutan dan merusak lingkungan
Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.


Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

31 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.