Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pada Oktober 2004 Majalah Nature Menulis Temuan Manusia Homo Floresiensis, Apa Itu?

image-gnews
Homo floresiensis. Livescience.com
Homo floresiensis. Livescience.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Pada 27 Oktober 2004 muncul artikel berita ulasan di Majalah Nature tentang penemuan manusia Flores berumur 18.000 tahun silam, yang dinamai.Homo Floresiensis.

Spesies manusia ini dinamai sebagai Homo floresiensis  yang merupakan satu spesies manusia kerdil yang ditemukan di Liang Bua, gua batu kapur berada sekitar 14 kilometer sebelah utara Roteng, ibukota Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. 

Mengutip Koran Tempo Edisi September 2005, spesies manusia Homo floresiensis ini ditemukan oleh tim arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang bekerjasama dengan tim ilmuwan Australia pada 2003. Kerangka Homo floresiensis atau Liang Bua 1 (LB1) ini terdiri dari tengkorak yang hampir lengkap sempurna dan bagian kerangka terpisah. 

Adapun kerangka tengkorak itu terdiri dari tulang tungkai kaki, bagian dari tulang pelvis, tangan dan kaki, serta beberapa serpihan tulang lainnya. Menurut penemunya, LB1 individu dewasa berusia 30 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Uniknya, LB1 ini memiliki ukuran kepala sangat kecil. Tengkorak yang terdapat gigi-gigi dan tak memiliki dagu tersebut mempunyai volume otak 380 sentimeter kubik, ini menjadikannya Australophitecine paling kecil yang pernah ditemukan.

Baca juga : Pameran Kampung Purba di Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

Itu sebabnya penemu menyebut LB1 sebagai bentuk kerdil dari Homo erectus dan spesies baru selain Homo sapiens.  Bersama dengan kerangka spesies LB1, ditemukan juga peralatan batu, dan bukti-bukti telah digunaknnya api. Bahkan, merekajuga diduga sebagai pemburu karena ditemukan tulang gajah pigmi, komodo dan tikus besar.

Penemuan Homo floresiensis ini kemudian dupublikasikan oleh peneiti Australia Peter Borown dan Mike Marwood dari University of New Enfland Di New South Wales, Australia dalam jurnal Nature, dan kemudian diumumkan dalam jumpa pers di Sydney, Australia, pada 28 Oktober 2004. 

Kendati begitu, dalam jumpa pers tersebut tidak dihadiri oleh peneliti Indonesia seperti Thomas Sutikna dan Wahyu Saptomo yang juga terlibat dalam penggalian dan penemuan. Pada 6 November 2004, Ahli antropologi ragawi Universitas Gadjah Mada, Teuku Jacob menggelar jumpa pers menaggapi pengumuman tim Australia tersebut. 

Jacob bersama R.P Soejono, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, mengajukan teori Microchepaly terhadap Homo floresiensis. Menurut Jacob, Homo floresiensis bukan spesies baru manusia tetapi Homo sapiens dari ras Australomelanesid yang mengidap kelainan neurologi meicrochepaly. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Spesies baru manusia dari Flores itu sebenarnya manusia modern yang termasuk dalam spesies Homo sapiens dari ras Australomelanisid. Hanya saja menurutnya, fosil manusia Flores tampak istimewa karena menderita penyakit microchepali yang banyak diderita oleh masyarakat Flores, kata Jacob dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada.

Pada 10 Desember 2022, ahli anatomi dn antropologi  biologi University of Adelaide, South Australia Maciej Henneberg memperkuat teori Microchepaly manusia Flores. Menurut Henneberg, tengkorak hobbit tersebut sangat mirip dengan spesimen penderita microchepaly dari Kreta, pulau terbesar di Yunani di laut Mediterania.

Kemudian, pada awal tahun 2005 isu manusia Flores menjadi topik hangat diperbincangkan di Australia. Hingga pada Maret 2005, antropolog dari Florida State University di Tallahasse, Florida, Amerika Serikat, Dean Falk melakukan pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT Scan) terhadap tengkorak hobbit tersebut untuk menciptakan jiplakan batok kepalanya. 

Falk lalu membandingkan otak itu dengan mangkuk otak dari manusia modern, manusia Homo erectus, dan simpanse. Falk kemudian menyimpulkan bahwa hobbit bukan penderita microchepaly dan tak terlihat sama sekali oleh orang pigmi. 

Beberapa majalah juga ketika itu ikut membahas terkait penemuan spesies manusia Homo floresiensis. Misalnya, majalah National Geographic yang membuat artikel tentang hobbit, Homo floresiensis, dan artikel lain tentang hominind Dmanisi dari Georgia. Ada juga Majalah Time yang meliput seputar pulau-pulau tak berpenghuni di Flores sebagai tempat ditemukannya hobbit. 

KAKAK INDRA PURNAMA

Baca juga : 3 Fakta Menarik Pulau Pasir yang Lebih Dekat ke NTT daripada Australia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

6 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax


Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

11 hari lalu

Tenaga Kesehatan menyuntikkan vaksin Inavac kepada warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Budaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 menyelanggarakan cek kesehatan dan pencegahan obesitas serta vaksinasi gratis kepada warga untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.


Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

11 hari lalu

Ilustrasi perawatan pasien Covid-19. REUTERS
Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyoroti kasus pemecatan 249 nakes non ASN di Manggarai, NTT.


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

13 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Prodi Antropologi UGM Masuk Peringkat 51 Dunia Versi QS World University Rankings 2024

14 hari lalu

Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama bidang pendidikan dan penelitian serta kegiatan pertukaran akademik dengan Queen's University Kingston, Kanada. ugm.ac.id
Prodi Antropologi UGM Masuk Peringkat 51 Dunia Versi QS World University Rankings 2024

Pencapaian Prodi Antropologi UGM menjadi pemicu sekaligus pembelajaran agar prodi lain bisa masuk kategori yang sama


Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

17 hari lalu

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT
Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.


Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

21 hari lalu

Pink Beach di Flores, NTT. shutterstock.com
Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

Mengenal destinasi wisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, NTT. Berikut 5 rekomendasinya, antara lain Pink Beach dan Pulau Padar.


Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

22 hari lalu

Kapal wisata White Pearl tenggelam di sekitar Pulau Kanawa, Labuan Bajo. Jumat 5 April 2024. Foto: Istimewa
Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

Deretan peristiwa kapal wisata tenggelam di kitaran Labuan Bajo. Terbaru kapal wisata White Pearl, pada Jumat, 5 April 2024.


Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

23 hari lalu

Pulau Kanawa. Shutterstock
Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

Kapal wisata White Pearl tenggelam di sekitar Pulau Kanawa, Labuan Bajo, NTT, pada Jumat, 5 April 2024. Berikut profil Pulau Kanawa


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

37 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO