TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menguji rudal balistik antarbenua atau ICBM pada Kamis, 3 November 2022. Pengujian rudal ICBM itu untuk mengembangkan rudal yang dipasangi unsur nuklir bisa menjangkau daratan Amerika Serikat, dikutip dari Antara.
Apakah itu rudal ICBM?
Mengutip Reuters, rudal balistik ICBM jangkauan tembak sampai 5.500 kilometer. Bahkan dalam jarak yang paling jauh mampu menjangkau sasaran hingga 10.000 kilometer.
Baca: Pamer Rudal ICBM, Kim Jong Un Janji Kembangkan Senjata Nuklir
Misalnya ketika Korea Utara melakukan pengujian pertama ICBM Hwasong-14 pada Juli 2017. ICBM itu menempuh angka 9.000 kilometer dari Korea Utara. Beberapa pakar Amerika Serikat dan Korea Selatan menganggap, kedua rudal itu bisa terbang lebih dari 10.000 kilometer.
ICBM dirancang untuk membawa senjata nuklir. Kecanggihan teknologi saat ini membuat ICBM dinilai semakin berbahaya. Mulanya membawa satu hulu ledak. Tapi, kini mampu membawa beberapa hulu ledak di masing-masing tujuan terpisah.
Penargetan berbagailokasi dilakukan menggunakan Multiple Independently targetable Reentry Vehicle atau disingkat MIRV. Cara itu digunakan untuk menyerang salah satu dari kelompok target untuk diledakan secara independen.
ICBM bisa dioperasikan di berbagai program. Sarana untuk meluncurkan rudal menawarkan lebih banyak perlindungan, tapi rentan terhadap serangan pendahuluan.Kerentanan itu mudah tertangkap ketika terlihat berada di ruang terbuka Saat ini banyak negara mengembangkan senjata jenis ICBM, yaitu Rusia, Amerika Serikat, Cina, Inggris, Prancis, dan India.
Baca: Rusia Klaim Sukses Uji Terbang Sarmat, Apa Itu Senjata Rudal ICBM?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.