Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amel, Perempuan Pertama di Dunia Bergelar Doktor Konservasi Bekantan

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Amalia Rezeki bersama Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Pascasarjana ULM Prof. Agung Nugroho (kiri) dan Koordinator Program Studi Doktor Prof. Akhmad R. Saidy (kanan). ANTARA/Firman
Amalia Rezeki bersama Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Pascasarjana ULM Prof. Agung Nugroho (kiri) dan Koordinator Program Studi Doktor Prof. Akhmad R. Saidy (kanan). ANTARA/Firman
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perjuangan Amalia Rezeki lebih dari 10 tahun dalam penyelamatan bekantan, primata endemik Kalimantan, kembali menorehkan tinta emas. Amel, sapaan akrab pendiri Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), berhasil meraih gelar doktor di bidang konservasi bekantan di Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Amel mengikuti ujian akhir studi S3 Pascasarjana ULM dan dinyatakan lulus dengan sangat memuaskan dengan disertasi berjudul “Strategi Pengelolaan Habitat Bekantan di Luar Kawasan Konservasi dalam Upaya Konservasi Bekantan (Nasalis larvatus). (Studi Kasus Pengelolaan Habitat Bekantan di Kawasan Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan).

Adapun promotornya Gusti Muhammad Hatta, Yudi Firmanul Arifin, dan Rizmi Yunita. Usai dinyatakan lulus, Amel dinobatkan sebagai wanita pertama di dunia bergelar doktor konservasi bekantan.

"Alhamdulillah, gelar doktor ini saya persembahkan untuk semua orang yang peduli terhadap pelestarian bekantan dan habitatnya," katanya dilansir dari Antara pada Kamis, 19 Januari 2023.

Dedikasikan Diri untuk Penyelamatan Bekantan

Sejak 2016, dosen Pendidikan Biologi FKIP ULM ini mendedikasikan hidupnya untuk upaya penyelamatan bekantan yang berstatus terancam punah Endangered oleh organisasi perlindungan lingkungan terbesar di dunia yaitu International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan termasuk satwa dilindungi Pemerintah RI.

Berawal ketika menemukan Pulau Curiak yang dihuni sekitar 14 individu bekantan hingga Amel tertarik untuk melakukan penelitian di pulau kecil yang waktu itu hanya seluas 2,7 hektare. Penelitian pertamanya tentang struktur populasi bekantan yang dia lakukan bersama tim riset SBI.

Baca juga: Kisah Perjuangan Mahasiwa Disabilitas UNY hingga ULM yang Raih KIP Kuliah

Amel sadar bahwa bekantan dan habitatnya yang berada dekat dengan area pemukiman, pertanian pasang surut, kawasan industri, serta jalur sungai Barito dan sangat padat itu, kondisinya sangat mengancam keberadaan maskot fauna Kalimantan Selatan tersebut.

Untuk itulah bersama tim SBI dia memutuskan menyelamatkan bekantan dan habitatnya di kawasan Pulau Curiak yang terdesak oleh pembangunan melalui sejumlah langkah konkret.

Langkah pertama dia bergerak untuk menyelamatkan kawasan yang tersisa dengan cara membeli kembali lahan di sekitar pulau tersebut untuk dilakukan restorasi dengan ditanami pohon mangrove rambai yang merupakan vegetasi bakau utama dan pakan utama bekantan.

Meski begitu, program yang dilakukan tidak mudah karena membutuhkan dana besar, sedangkan ia sendiri hanya seorang dosen muda, serta teman-temannya satu tim kebanyakan masih mahasiswa waktu itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akan tetapi dengan niat yang tulus dan bekerja karena hati, Amel dan timnya membuat program wakaf lahan yang diberinya nama "Buy Back Land" untuk membeli kembali lahan yang telah beralih fungsi. Melalui para dermawan yang dengan ikhlas membelikan lahan dan kemudian mewakafkan ke SBI, akhirnya sejengkal demi sejengkal dapat dibebaskan.

Lahan itu kemudian dijadikan kawasan penyangga habitat bekantan. Di lahan tersebut juga dibangun Stasiun Riset Bekantan untuk menunjang penelitiannya lebih lanjut. Untuk menambah daya dukung kawasan habitat bekantan Pulau Curiak, dilakukan restorasi mangrove rambai yang kini luas pulau bertambah menjadi 4,01 hektare dari awalnya hanya 2,7 hektare.

Sempat Cuti karena Kesulitan Membayar Kuliah dan Penelitian

Perjuangan Amel di bidang studi untuk meraih doktor bekantan tak kalah hebatnya dengan perjuangannya dalam menyelamatkan bekantan di kawasan Pulau Curiak yang hutan mangrovenya nyaris lenyap.

Saat itu hanya tersisa 2 hektare lebih dan dihuni bekantan tidak lebih dari 14 individu waktu itu. Dia berpacu dengan waktu demi berjuang menyelamatkan satwa yang telanjur mengisi hatinya.

Kondisi itu sempat membuatnya terdiam, terutama ketika harus menerima kenyataan mengambil cuti satu semester kuliah karena tidak mampu membayar biaya studi dan penelitian.

Sebagai anak tunggal dan yatim, ditinggal sang ayah yang merupakan tulang punggung ekonomi satu-satunya, tentu perjuangan ini tidak mudah. Baginya, penelitian tentang strategi pengelolaan habitat bekantan di luar kawasan konservasi bukan saja karya tulis ilmiah untuk meraih studi doktoralnya, melainkan simbol perjuangan menyelamatkan bekantan itu sendiri beserta habitatnya.

Amel berharap hasil penelitiannya ini menjadi role model dalam mengelola sebuah kawasan, terutama di luar kawasan konservasi, yang mana satwa liar bisa hidup harmonis dengan manusia sehingga upaya konservasi dapat dicapai.

Baginya, air mata boleh habis, tapi sebuah perjuangan pantang berhenti di tengah jalan. Sekali layar terkembang, surut ia berpantang. Menurut Amel, melestarikan bekantan dan studi itu bagian dari ibadah. Dengan segala keterbatasan ia terus bergerak, walau terkadang direndahkan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Kantor Presiden baru ini diharapkan menjadi ikon Ibu Kota Nusantara, terutama dengan adanya burung Garuda yang menjadi simbol infrastruktur di tengah Kota Nusantara. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.


Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

3 hari lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.


Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

13 hari lalu

Nila Armelia Windasari, S.A., M.B.A, Ph.D. (Humas ITB/Anggun Nindita)
Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.


Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

28 hari lalu

Sidang promosi doktor Ignatius Haryanto Djoewanto atas disertasi berjudul Disrupsi Digital, Journalistic Field (Arena Jurnalistik), dan Transformative Capital Kompas dan Tempo (1995-2020), di FISIP UI, Jumat, 20 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

Ignatius Haryanto berharap disertasinya ini dapat memberikan masukan kepada para jurnalis dan media.


Kisah Maya jadi Lulusan Doktor Termuda ITB di Usia 24 Tahun

47 hari lalu

Mahasiswi FMIPA ITB, Maya Nabila (Dok.Istimewa)
Kisah Maya jadi Lulusan Doktor Termuda ITB di Usia 24 Tahun

Saat masuk pendidikan doktor ITB, Maya juga menjadi mahasiswa termuda.


Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

49 hari lalu

Anggota Komunitas Save Pesut Mahakam Hanson saat melakukan evakuasi bangkai pesut yang ditemukan di Sungai Mahakam, Desa Rantau Hempang, Kecamatan Muara Kaman, Kukar, 26 Maret 2017. FIRMAN HIDAYAT/SAPRI MAULANA
Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.


Tersangka Perdagangan Satwa Dilindungi Ditangkap dengan Barang Bukti 6 Bekantan

6 Maret 2024

Tersangka penjualan satwa liar yang ditangkap Penyidik Balai Gakkum LHK Wilayah Kalimantan dan dititipkan di Rumah Tahanan Negara Polres Samarinda. Dok. Humas KLHK
Tersangka Perdagangan Satwa Dilindungi Ditangkap dengan Barang Bukti 6 Bekantan

Selain bekantan, ada satwa dilindungi lainnya yakni 3 kucing hutan, 1 lutung kelabu, dan 3 monyet ekor panjang.


Iffatul Umniati Raih Gelar Doktor di Al Azhar dengan Predikat Cum Laude, Simak Bagaimana Disertasinya Mengkritik MUI

27 Februari 2024

Hj. Iffatul Umniati Ismail, Lc. MA. Dok. Pribadi
Iffatul Umniati Raih Gelar Doktor di Al Azhar dengan Predikat Cum Laude, Simak Bagaimana Disertasinya Mengkritik MUI

Iffatul Umniati berhasil mempertahankan disertasi Doktoral bidang Ilmu Ushul Fikih di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, dengan predikat Cum Laude.


Persatuan Doktor Hukum Tuding Kritik Kampus ke Jokowi untuk Hambat Prabowo-Gibran

9 Februari 2024

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti mengaku mendapat intimidasi menjelang pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Persatuan Doktor Hukum Tuding Kritik Kampus ke Jokowi untuk Hambat Prabowo-Gibran

Persatuan Doktor Hukum Indonesia menilai kritik pelbagai kampus terhadap Jokowi sengaja digaungkan untuk menghambat Prabowo-Gibran.


Doktor Farmasi UI Temukan Daun Gambir Sebagai Produk Herbal Penurun Kolesterol

29 Januari 2024

Doktor Ilmu Farmasi Universitas Indonesia, Nanang Yunarto. (Dok. Humas UI)
Doktor Farmasi UI Temukan Daun Gambir Sebagai Produk Herbal Penurun Kolesterol

Berkat penelitiannya ini Nanang memperoleh gelar Doktor Ilmu Farmasi dengan predikat summa cumlaude.