TEMPO.CO, Solo - Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) menggelar Pertemuan Forum Dekan AIPKI di Solo selama tiga hari mulai hari ini, Jumat 27 Januari 2023. Topik yang akan dibahas mulai dari masalah kebutuhan dokter spesialis hingga gagasan implementasi Academic Health System (AHS).
Ketua AIPKI Budi Santoso menilai AHS sebagai salah satu sistem yang diharapkan dapat menjawab tantangan produksi, kualitas, dan distribusi dokter spesialis di Indonesia. Pembahasan diagendakan setelah Kementerian Kesehatan baru-baru ini berencana mengambil kebijakan yang mengharuskan program pendidikan spesialis berbasis rumah sakit guna menyikapi masalah kekurangan dokter spesialis di Tanah Air.
“Kemenkes telah mewacanakan adanya pendidikan spesialis yang dikelola oleh universitas dan rumah sakit," ucap Budi dalam konferensi pers di Aula Fakultas Kedokteran UNS Solo, Jumat, 27 Januari 2023. Wacana itu, menurut dia, pengelola rumah sakit harus mengubah regulasinya. "Karena dalam Undang-Undang Tentang Pendidikan Kedokteran Tahun 2013, pelaksanaan pendidikan spesialis harus ada di institusi pendidikan."
Baca juga: Kemenkes Buka Program Beasiswa 82 Dokter Spesialis 2023, Ini Syaratnya
Namun, Budi juga mengatakan kalau saat ini sebenarnya jumlah bukanlah satu-satunya permasalahan terkait dokter spesialis di Indonesia. Distribusi dan peningkatan kualitas juga dianggapnya persoalan yang harus segera diselesaikan. "Melalui forum ini kami berharap dapat menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah dalam menyikapi pemenuhan kebutuhan dokter spesialis ini," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) itu
Dekan Fakultas Kedokteran UNS, Reviono, selaku ketua panitia penyelenggara Pertemuan Forum Dekan AIPKI, menyebutkan tema yang diusung adalah Peran AIPKI dalam Menjaga Kualitas Lulusan Pendidikan Kedokteran melalui Academic Health System (AHS). "Kami akan bersuara secara resmi tentang sudut pandang dan pernyataan AIPKI yang ditujukan kepada Kemenkes," kata Reviono.
Menurut Reviono, Pertemuan Forum Dekan AIPKI akan dihadiri perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Selain itu juga praktisi pendidikan dari Inggris dan Jerman, serta ahli hukum yang menyoroti Omnibus Kesehatan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.