Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Prediksi Mengerikan Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Masyarakat Indonesia 2070

Reporter

image-gnews
Sejumlah warga menggunakan perahu saat melintasi pemukiman yang terendam banjir di tepian Sungai Kapuas di Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Senin 14 September 2020. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai potensi banjir yang semakin besar dan meluas karena debit air dari hulu Sungai Kapuas semakin meningkat. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah warga menggunakan perahu saat melintasi pemukiman yang terendam banjir di tepian Sungai Kapuas di Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Senin 14 September 2020. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai potensi banjir yang semakin besar dan meluas karena debit air dari hulu Sungai Kapuas semakin meningkat. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim adalah kondisi di mana suhu dan pola cuaca Bumi berubah dalam jangka panjang. Pada beberapa kasus sepanjang abad ini, suhu di Bumi terus menghangat akibat aktivitas manusia. Pembakaran bahan bakar fosil yang terus-menerus kerap memerangkap gas panas di muka Bumi sehingga menimbulkan efek rumah kaca, pemanasan global, hingga kerusakan lapisan ozon.

Keadaan krisis iklim kemudian mendesak negara-negara di dunia untuk berunding mencari cara mengatasinya. Seperti pada KTT Iklim COP27 di Mesir pada November 2022 lalu, sejumlah anggota negara menghasilkan beberapa poin kesepakatan. Salah satu poin tersebut berkaitan dengan dana kompensasi bagi negara-negara miskin yang terdampak pemanasan global dari aktivitas emisi negara kaya dan berkembang.

Dampak Perubahan Iklim

Lantas, apa saja dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global itu sendiri? Selain dari segi ekonomi, perubahan iklim juga jelas berdampak pada kesehatan makhluk hidup. Beberapa ancaman kesehatan akan terus meningkat dan bermunculan. Namun, tidak semua orang memiliki risiko yang sama. Hal itu tergantung pada usia, sumber daya ekonomi, hingga lokasi geografis.

Menurut Asian Development Bank (ADB) dan World Health Organization (WHO), terdapat sejumlah dampak kesehatan dari perubahan iklim di Indonesia yang diproyeksikan terjadi beberapa dekade ke depan.

1. Banjir Tahunan akibat Kenaikan Permukaan Laut

Di tengah skenario emisi yang tinggi tanpa investasi besar dalam adaptasi, sebanyak 4.215.700 orang per tahun akan terkena dampak banjir akibat kenaikan permukaan laut antara tahun 2070 dan 2100. Jika emisi global menurun dengan cepat dan ada peningkatan besar dalam perlindungan (pembangunan atau peninggian tanggul), populasi yang terkena dampak tahunan dapat berkurang menjadi 2.900 orang.

Adaptasi saja tidak akan memberikan perlindungan yang memadai. Kenaikan permukaan laut adalah proses jangka panjang dengan skenario emisi tinggi yang terus berlanjut hingga akhir abad ini.

2. Penyakit Menular yang Dibawa oleh Patogen

Menjelang 2070, sekitar 308 juta orang diproyeksikan berisiko mengalami malaria. Pertumbuhan populasi juga dapat menyebabkan peningkatan risiko di daerah kehadiran malaria statis di masa depan. Kapasitas vektoral relatif rata-rata dalam penularan demam berdarah juga diperkirakan meningkat.

3. Kematian akibat Suhu Panas

Penelitian telah menempatkan ambang batas 35 derajat celsius pada kemampuan tubuh manusia, khususnya di Indonesia, sebagai toleransi suhu terpanas. Dalam periode paparan yang panjang maupun singkat, suhu di atas itu dapat menimbulkan risiko gangguan kesehatan dan kematian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perubahan iklim akan mendorong suhu global lebih dekat ke ambang batas tersebut melalui gelombang panas yang meningkat. Sebanyak 53 dari 100.000 orang lanjut usia diproyeksikan meninggal dunia akibat suhu panas pada 2080.

Padahal pada 1961 hingga 1990, kasus itu hanya berasio 1 banding 100.000 per tahunnya. Pengurangan yang cepat dalam emisi dapat membatasi kematian akibat suhu panas pada orang tua menjadi sekitar 8 per 100.000 kematian pada 2080.

Hubungan antara kekeringan, kebakaran, dan suhu panas terkait perubahan iklim juga akan berimplikasi pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat Indonesia. Pada 2012 sendiri, polusi udara rumah tangga telah menyebabkan 566.600 kematian akibat penyakit jantung iskemik, stroke, kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik (usia 18 tahun ke atas), dan infeksi saluran pernapasan akut (usia di bawah 5 tahun).

4. Stres dan Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja diproyeksikan menurun secara signifikan di tengah skenario emisi tinggi. Jika suhu rata-rata global naik 4 derajat, sekitar 23 persen dari jam kerja harian tahunan akan hilang oleh pekerja yang melakukan pekerjaan berat (seperti pekerja pertanian, konstruksi, dan beberapa pekerja industri).

5. Malanutrisi atau Kurang Gizi

Perubahan iklim berakibat pada kelangkaan tanah dan air, banjir, serta kekeringan. Hal itu tentu berdampak negatif terhadap produksi pertanian dan menyebabkan kerusakan sistem pangan. Kelompok rentan pun berisiko mengalami krisis pangan dan gizi yang lebih buruk jika krisis iklim terus berlanjut.

World Food Program (WFP) memperkirakan bahwa risiko kelaparan global dan malnutrisi anak dapat meningkat 20 persen pada pertengahan abad ini. Potensi kematian yang tinggi terkait krisis iklim berhubungan dengan malnutrisi secara global dan regional. Ada dua faktor risiko utama, yakni kurangnya buah dan sayuran dalam pola makan serta komplikasi kesehatan akibat prevalensi kurang gizi.

Pada kasus di Indonesia, proyeksi paling ekstrem menunjukkan ada sekitar 35,1 kematian per satu juta penduduk terkait krisis iklim dan kurangnya ketersediaan pangan. Sedangkan untuk kasus stunting, risiko global kelaparan dan kekurangan gizi dapat meningkat hingga 20 persen pada 2050.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

8 jam lalu

Asap dan uap mengepul dari PLTU milik Indonesia Power, di samping area Proyek PLTU Jawa 9 dan 10 di Suralaya, Provinsi Banten, Indonesia, 11 Juli 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

Greenpeace mengkritik Pemerintah Indonesia yang masih menolerir proyek PLTU. Pemenuhan Paris Agreement 2015 masih jauh panggang dari api.


Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

4 hari lalu

Warga berwisata ke Tower Mangrove di tengah hutan mangrove Kuala Langsa di Kota Langsa, Aceh, Minggu, 25 Februari 2024. Tower setinggi 45 meter itu menjadi landmark wisata baru Kota Langsa dengan daya tarik ekowisata, konservasi dan penelitian di hutang mangrove seluas 8.000 hektare tersebut. ANTARA/Khalis Surry
Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

Hutan mangrove memiliki segudang manfaat terutama efektif menyerap emisi karbon. Begini penjelasannya .


Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

7 hari lalu

Sisifus. Ilustrasi TEMPO/Imam Yunianto
Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

Survei besutan The Guardian menggambarkan pandangan para ahli mengenai situasi distopia akibat efek pemanasan global. Bencana iklim mendekat.


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

7 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

8 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

10 hari lalu

Koalisi dari organisasi masyarakat sipil dari Greenpeace Indonesia, Enter Nusantara, dan Market Forces menggelar aksi bersepeda di Car Free Day Jakarta pada Minggu, 5 Mei 2024. Dalam aksi ini mereka meminta agar perbankan berhenti berinvestasi terhadap energi kotor dan beralih ke energi terbarukan. Dok: Istimewa
5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.


Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

10 hari lalu

Sisifus. Ilustrasi TEMPO/Imam Yunianto
Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.


Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

13 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat thermometer pengukur suhu udara di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

15 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

16 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.