Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kilas Balik Temuan Plastik Bakelite Oleh Ahli Kimia Leo Baekeland

image-gnews
Ilustrasi Kantung Plastik. shutterstock.com
Ilustrasi Kantung Plastik. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Saat ini kita tak lagi asing dengan bahan dasar plastik. Hampir semua perabotan, kantong serba guna, dan lainnya terbuat dari plastik yang multifungsi. Plastik memiliki makna yang berarti “lentur dan mudah dibentuk”.

Bahan Polimer

Pada dasarnya plastik terbuat dari bahan polimer yang dapat ditemui di  alam berupa selulosa dan bahan penyusun dinding sel tanaman. Salah satu bahan plastik yang sangat penting adalah bakelite yang kini berguna untuk membuat barang seperti perhiasan, telepon, radio, bola biliar dan masih banyak lagi.  

Hari ini tepat pada 5 Februari Bakelite ditemukan pada tahun 1907 oleh Leo Hendrik Baekeland. Namun, sebelum Bakelite diciptakan, terdapat perjalanan sejarah yang panjang dari temuan para ahli kimia. Dahulu manusia mempelajari cara membuat polimer sintetik dengan bahan alami seperti selulosa. 

Baca : Sri Mulyani Kenakan Cukai Plastik dan Minuman Manis pada 2023, Targetnya Rp 4,06 Triliun

Tahun 1869 John Wesley Hyatt membuat penemuan yang sangat revolusioner dengan mengolah seluosa dari serat kapas beserta kapur barus, kemudian menghasilkan plastik dengan berbagai bentuk. Polimer sintetik yang tersusun dari rantai panjang atom dan pola unit yang berulang membuatnya kuat dan ringan, sekaligus fleksibel. Sehingga polimer sintetik ini menjadi sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. 

Temuan Hyatt tersebut kemudian dikembangkan oleh ahli kimia asal Belgia bernama Leo Hendrik Baekeland. Mengutip sciencehistory.org, Baekeland menemukan Bakelite sebagai bahan plastik sintetis penuh pertama, yang artinya Bakelite tidak memiliki kandungan molekul alam. 

Bakelite menjadi salah satu bahan sintetis paling awal yang mengubah bahan dasar kehidupan modern. Nama Bakelite sendiri diambil dari nama penemunya yaitu Leo Hendrik Baekeland. Baekeland kala itu berupaya untuk menemukan pengganti sintetis untuk lak, isolator listrik alami, untuk kebutuhan industri Amerika Serikat. Saat itu, shellac atau lak masih dibuat dari cangkan kumbang lak Asia. 

Baekeland kemudian mulai menyelidiki reaksi fenol dan formaldehida dengan memproduksi lak fenol-formaldehida larut yang disebut Novolak. Namun percobaan itu tidak berhasil di pasar. Kemudian Baekeland beralih mengembangkan pengikat fenol-formaldehida untuk asbes yang dicetak dengan karet alam yang keras.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ahli kimia itu dengan telaten melakukan percbaan dengan mengontrol tekanan dan suhu yang kemudian menghasilkan polimer sehingga dapat dicetak. 

Bakelite yang ia temukan itu menjadi sukses di pasar sebagai pengembangan polimer baru. Temua Bakelite ini utamanya sangat bermanfaat bagi industri mobil dan radio. Bahkan Bakelite dijual relatif mahal karena fungsinya yang lebih baik dan kuat. 

Kemudian olahan Bakelite yang dibentuk dan diwaranai pertama kali dikembangkan oleh ahli kimia Jerman dan pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1927 oleh perusahaan American Catalin Corporation. Sementara perusahaan Bakelite pun turut mengikuti olahan produksi plastik yang semakin hidup yang dibentuk dan diwaranai bahkan dihargai oleh para kolektor sebagai koleksinya. 

Sang penemu, yakni Baekeland pensiun pada tahun 1939 dan menjual perusahaannya yang sukses ke perusahaan Union Carbide dan Carbon Corporation, kini dikenal sebagai anak perusahaan Dow Chemical Company. 

Berkat temuan para ahli kimia, baik Hyatt dan Baekeland, kini perusahaan kimia yang besar kian berinvestasi pada penelitian dan pengembangan polimer. Sehingga terbentuklah jenis-jenis plastik baru untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

PUTRI SAFIRA PITALOKA
Baca juga : EPR, Kunci Korea Selatan Sukses Kelola Sampah Plastik dan Dongkrak Ekonomi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

18 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

18 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

18 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita . (ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian/rst)
Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

19 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

24 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.


Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian

20 Februari 2024

Shinta Widjaja Kamdani, CEO Sintesa Group.
Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian

Apindo menilai, penerapan aturan itu tak perlu ditunda, namun perlu ada pengecualian pada beberapa bahan baku yang belum dan kurang diproduksi dalam negeri.


BRUIN Ungkap Hasil Sensus Sampah Plastik 2022-2023

11 Januari 2024

BRUIN Ungkap Hasil Sensus Sampah Plastik 2022-2023

Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) melaksanakan Sensus Sampah Plastik di 64 titik di 28 kabupaten/kota di 13 provinsi di Indonesia.


3 Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Botol Air Minum BPA Free

4 Januari 2024

Ilustrasi air minum dalam botol plastik (Pixabay)
3 Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Botol Air Minum BPA Free

Botol air minum BPA free diproduksi tanpa menggunakan bahan kimia bisphenol A.


5 Bahaya Mikroplastik dan Upaya Mengatasinya

2 Januari 2024

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
5 Bahaya Mikroplastik dan Upaya Mengatasinya

limbah mikroplastik menjadi penyumbang kedua total 71.6 ribu ton sampah yang berisiko buruk bagi kehidupan.


Kurangi Limbah Kenangan Brands Manfaatkan Limbah Ampas Kopi dan Plastik Jadi Barang Baru

16 Desember 2023

Inneke Lestari, Head of Legal & Corporate Affairs Kenangan Brands, Deden dan Imam dari Arum Gula. Talkshow Kenangan Brands x Arum Gula, Inne Lestari . (dok. Kenangan Brands)
Kurangi Limbah Kenangan Brands Manfaatkan Limbah Ampas Kopi dan Plastik Jadi Barang Baru

Kenangan Brands menerapkan beberapa cara untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi