Bagaimana pada manusia?
Sepanjang dua dekade terakhir, catatan WHO menyebutkakan sudah ada 868 kasus konfirmasi H5N1 pada manusia dengan 457 kematian. Di antaranya adalah empat kasus konfirmasi dan satu kematian pada tahun lalu.
Terbaru, pada bulan lalu, Ekuador melaporkan kasus pertama virus flu burung A(H5) pada manusia. Kasus melibatkan seorang anak perempuan berusia sembilan tahun yang diketahui kontak dengan unggas peliharaan--yang sebelumnya, Desember 2022, didapati kematian tanpa sebab yang jelas.
Kematian unggas, ayam dan bebek, juga belakangan diketahui terjadi di antara ternak para tetangganya.
Data dari WHO menyebutkan anak yang tinggal di kawasan rural di Provinsi Bolivar itu langsung diisolasi di rumah sakit dan mendapatkan pengobatan antivirus. Gejala awal yang ditunjukkan adalah conjunctival pruritus (gatal pada mata) dan coryza (iritasi membran lendir dalam hidung). Lalu, gejala yang persiten termasuk mual, muntah dan konstipasi.
Kasus itu adalah yang pertama di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Saat ini, dari bukti epidemiologis dan virologis, diduga virus flu A(H5) itu tak mampu menular di antara manusia. Namun para ahli menyerukan pengawasan flu burung di unggas ternak dan liar, juga hewan mamalia, untuk membatas paparannya pada manusia.
SCIENCE ALERT, WHO
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.