Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Teknologi OI yang Disebut Lebih Canggih dari AI

Reporter

image-gnews
ChatGPT. Foto : OpenAI
ChatGPT. Foto : OpenAI
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKepopuleran ChatGPT dari OpenAI yang dibekali teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence), seakan tidak pernah memudar. Bahkan raksasa teknologi, seperti Google, Meta, dan Baidu ikut ketar-ketir. Sehingga mereka memutuskan untuk mencari peruntungan dengan merilis produk serupa, yakni Bard dan LLaMa. Namun baru-baru ini, teknologi OI hadir dan digadang-gadang menjadi saingan terberat AI.

Apa itu OI?

Istilah OI diperkenalkan pertama kali oleh situs Frontiers in Science pada Selasa (28/2/2023). Sebuah proyek yang dipimpin oleh Lena Smirnova dari Pusat Alternatif Pengujian Hewan (CAAT), telah mempublikasikan tulisan berjudul Organoid Intelligence (OI): The New Frontier in Biocomputing and Intelligence-in-a-Dish.

Program yang dikerjakan oleh 25 ahli di bidang ilmu komputer dan kesehatan dari Amerika Serikat, Australia, dan Jerman itu, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan komputasi dari otak manusia. Kecerdasan OI terinspirasi dari replikasi kemajuan otak yang diturunkan dari sel punca (stem cell) manusia. Teknologi OI berusaha meniru aspek molekuler dan seluler dari memori serta pembelajaran kognisi otak secara in vitro.

Otak Manusia Dianggap Lebih Hebat Daripada Mesin

Artikel ilmiah yang dirilis oleh Frontiers in Science tersebut mengawali penjelasan terkait keunggulan otak manusia dibandingkan mesin-mesin yang disematkan kecerdasan buatan. Misalnya kemampuan manusia untuk membedakan dua objek hanya dengan beberapa sampel, sementara algoritma AI harus mengenali ribuan objek.

Otak manusia dapat memproses informasi kompleks secara berurutan dan paralel. Ilustrasi pemrosesan otak sempat ditunjukkan kepada publik pada 2013. Sebuah komputer tercanggih nomor empat di dunia saja membutuhkan waktu 40 menit untuk mereplikasi 1% aktivitas otak manusia. Selain itu, otak juga memiliki kapasitas penyimpanan setara 2.500 TB.

Sejak Juni 2022, Frontier Amerika Serikat telah membangun super komputer terhebat di dunia dengan performa 1.102 exaFlops. Konsumsi daya super komputer tersebut adalah 21 megawatt. Sedangkan pada kinerja 1 exaFlop, otak manusia mampu beroperasi hanya dengan kebutuhan energi 20 watt. Sehingga otak manusia dapat bekerja dengan efisiensi atau hemat energi 1 juta kali lipat lebih baik dibandingkan mesin modern.

Kelebihan Teknologi OI yang Disebut Lebih Canggih Daripada AI

Akibat terpukau dengan kemampuan otak manusia, para peneliti meriset organ itu selama bertahun-tahun dan menciptakan istilah OI. Penamaan OI dipilih karena menggambarkan bidang biokomputasi yang diarahkan oleh otak. Komputasi teknologi tersebut memanfaatkan mesin yang dirakit sendiri dari kultur sel otak manusia berwujud 3 dimensi (3D).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

OI akan mengingat dan menghitung riwayat serta fungsionalitas organ lebih baik daripada teknologi 2D konvensional. Hingga saat ini, para insinyur tengah melatih OI secara sistematis untuk meningkatkan peluang input dan output sensorik yang semakin kompleks. Serta menghubungkan organ otak dengan komputer, sensor, dan antaramuka mesin untuk tujuan eksplorasi. Namun dengan tetap mempertimbangkan etika penelitian dan pengawasan ketat.

Para peneliti menyebutkan bahwa OI bukanlah ‘otak versi mini’. Meskipun begitu, mereka percaya bahwa OI juga membuka peluang mengatasi keterbatasan AI dan membantu pengembangan teknologi komputer baru. Bahkan dapat diperluas ke arah kesehatan manusia, seperti menyelidiki penderita gangguan saraf Alzheimer, memeriksa faktor genetik, serta memetakan obat-obatan atau bahan berbahaya bagi otak.

Dikutip dari laman neurosciencenews.com, kepala ilmuwan di Cortical Labs di Melbourne, Brett J. Kagan memaparkan bahwa memodifikasi neuron biologis untuk kecerdasan komputasi sangatlah mungkin terjadi. Bersama Professor Thomas Hartung dari Universitas John Hopkins dan 23 peneliti lainnya, mereka membangun komunitas, alat, serta teknologi demi mewujudkan potensi OI secara penuh.

“Bidang biokomputasi (OI) ini menjanjikan kemajuan yang belum pernah ada, yakni kecepatan komputasi, energi pemrosesan, efisiensi data, dan kemampuan penyimpanannya yang membutuhkan daya lebih rendah”, kata Brett.

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Honda Bikin Mesin V8 VTEC Buat Kapal, Harganya Tembus Rp 700 Jutaan

1 hari lalu

Mesin Honda BF350 buat kapal. (Foto: HPM)
Honda Bikin Mesin V8 VTEC Buat Kapal, Harganya Tembus Rp 700 Jutaan

Mesin Honda BF350 berkapasitas 5,0 liter ini sanggup menghasilkan tenaga 350 HP melalui poros baling-baling.


Pengguna ChatGPT Kini Dapat Menjelajah Internet

2 hari lalu

Chatgpt. Shutterstock
Pengguna ChatGPT Kini Dapat Menjelajah Internet

Pengguna ChatGPT sekarang dapat menjelajah internet, kata OpenAI.


25 Tahun Google, Banyak Pertimbangan Tentukan Tanggal Hari Jadinya

3 hari lalu

Logo Google. REUTERS/Arnd Wiegmann
25 Tahun Google, Banyak Pertimbangan Tentukan Tanggal Hari Jadinya

Pada 27 September 2023, Google berusia 25 tahun, meskipun penentuan ditetapkannya tanggal itu punya kisah panjang.


Apa itu DALL-E 3 yang Diluncurkan OpenAI? Begini Cara Kerjanya

4 hari lalu

Lukisan cat minyak ekspresif tentang pemain bola basket yang melakukan dunk, digambarkan sebagai ledakan nebula hasil DALL-E 2 (kiri) dan DALL-E 3 (kanan). Gambar: OpenAI
Apa itu DALL-E 3 yang Diluncurkan OpenAI? Begini Cara Kerjanya

DALL-E 3 adalah kecerdasan buatan (AI) pada ChatGPT OpenAI yang mampu mengubah perintah teks menjadi gambar.


5 Cara Deteksi Tulisan Hasil ChatGPT dan AI

4 hari lalu

Chatgpt. Shutterstock
5 Cara Deteksi Tulisan Hasil ChatGPT dan AI

Cara mendeteksi tulisan hasil ChatGPT dan AI melalui beberapa situs.


Mengenal Teknologi NanoeX di Mitsubishi XForce, Apa Fungsinya?

4 hari lalu

Mitsubishi XForce. (Foto: MMKSI)
Mengenal Teknologi NanoeX di Mitsubishi XForce, Apa Fungsinya?

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menyematkan teknologi NanoeX pada Mitsubishi XForce, apa fungsinya?


Soal AI, Dosen Filsafat Teknologi UGM: Artificial Intelligence Tidak Akan Menggeser Eksistensi Manusia

8 hari lalu

Ilustrasi artificial intelligence (AI). (Antara/Pixabay)
Soal AI, Dosen Filsafat Teknologi UGM: Artificial Intelligence Tidak Akan Menggeser Eksistensi Manusia

Sebagian manusia mulai khawatir terkait eksistensinya tergantikan artificial intelligence (AI). Begini kata Dosen Filsafat Teknologi UGM Rangga Kala.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

9 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Sampai Saat Ini BRIN Belum Lakukan Riset Terkait Teknologi Nikuba

9 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Sampai Saat Ini BRIN Belum Lakukan Riset Terkait Teknologi Nikuba

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko memberikan tanggapan terkait teknologi Nikuba.


Google Bard AI Kini Terhubung ke Gmail, Google Docs, Maps, Drive, dan YouTube

9 hari lalu

Google Bard.
Google Bard AI Kini Terhubung ke Gmail, Google Docs, Maps, Drive, dan YouTube

Dengan menggunakan Ekstensi, Bard bisa mendapatkan informasi relevan dari semua produk Google lainnya.