TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar wisuda yang dilakukan secara luring pada Sabtu, 8 April 2023. Sebanyak 1.022 orang diwisuda. Dari ribuan wisudawan itu, ada satu lulusan yang berhasil memperoleh indeks prestasi komulatif (IPK) 4 yaitu Mufti Reza Aulia Putra.
Mufti juga menjadi wisudawan dengan yang lulus tercepat dan termuda di program doktor. Dia berhasil lulus dari Ilmu Teknik Mesin hanya dengan menyelesaikan masa studi 2 tahun 6 bulan di usia 25 tahun 9 bulan.
“Di antara para lulusan tersebut terdapat 277 wisudawan lulus dengan predikat cumlaude atau dengan pujian,” ujar Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS Ahmad Yunus dilansir dari laman UNS pada Selasa, 11 April 2023.
Adapun lulusan tercepat dari program S2 diraih oleh Frannesty Estu Winahyu. Lulus dari program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Estu merampungkann kuliah magister dalam waktu 1 tahun 9 bulan dengan IPK 3,98.
Sedangkan lulusan termuda program magister diraih oleh Septyan Dwi Nugroho dari program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Septyan lulus di usia usia 23 tahun 4 bulan.
Untuk program sarjana, Yemima Putri Mentari Sulistya Arini Daryanto menjadi lulusan tercepat dari program studi Desain Komunikasi Visua berhasil lulus dalam waktu 3 tahun 5 bulan dengan IPK 3,90. Sedangkan Wahyu Islamiyah, dari pogram Studi Pendidikan Geografi dinobatkan menjadi wisudawan termuda program S1 yang berhasil lulus di usia 20 tahun 5 bulan.
Pada program D4, wisudawan lulusan tercepat dan termuda diraih oleh Thomas Srijaya Wardhana dari program studi Demografi dan Pencatatan Sipil dengan lama studi 4 tahun dan IPK 3,79. Thomas lulus di usia 20 tahun.
Lulusan tercepat dari program D3 diraih Muhammad Surya Baskara dari program Studi Teknik Sipil. Dia menempuh studi selama 3 tahun dengan IPK 3,58. Sedangkan lulusan termuda program D3 yakni Ima Norma Shantika dari program studi Bahasa Mandarin. Norma lulus di usia 20 tahun 7 bulan.
Rektor UNS Jamal Wiwoho mengucapkan selamat kepada wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan di berbagai jenjang di UNS.
“Sebuah ungkapan jawa yang sangat dapat menginspirasi hidup kita, yang berbunyi “Sopo sing tekun, senajan nganggo teken, mesthi tekan”? Artinya siapa yang tekun walau dengan susah payah sampai memakai tongkat, atau walau harus menempuh jalan panjang maka akhirnya pasti tercapai tujuanya,” ujar Jamal.
Oleh karena itu, Jamal berpesan tidak perlu malu dan khawatir jika waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan studi lebih lama dari yang seharusnya. Kesempatan untuk menggali lebih banyak pengalaman yang bermanfaat, kata dia, bisa jadi salah satu hikmah.
“Janganlah kalian berhenti belajar, karena sesungguhnya kehidupan tak pernah berhenti memberi pelajaran,” katanya.
Pilihan Editor: Kasus Penipuan dengan Mengganti QRIS Kotak Amal Masjid, Ini Saran Ahli