TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Data Irlandia mendenda Meta sebesar €1,2 miliar atau Rp 19,9 triliun untuk pelanggaran perlindungan data pribadi para pengguna Facebook. Angka yang diputus tersebut jauh melampaui rekor denda yang pernah diberikan Uni Eropa untuk pelanggaran serupa sebelumnya, yang sebesar €746 juta, diberikan kepada Amazon pada 2021.
Kasus yang terkini berpangkal soal dari Facebook mentransfer data pribadi pengguna Eropa ke Amerika Serikat. Pada Juli 2020 lalu, pengadilan tertinggi di Uni Eropa menetapkan praktik tranfer data tersebut dibuat melalui klausul kontrak standar yang dianggap melanggar General Data Protection Regulation (GDPR) atau Undang-undang Privasi dan Keamanan Data di Eropa.
Penyelidikan sebenarnya sudah berawal sejak 2013 dan kelanjutan dari aksi whistleblower Edward Snowden, eks kontraktor di Badan Kemanan Nasional AS, tentang program surveillance massal yang dijalankan pemerintahan di negara adidaya itu.
"Kerangka legal saat ini untuk transfer data ke AS itu mengabaikan risikonya bagi hak dan kebebasan fundamental milik para pengguna Facebook di Uni Eropa dan melanggar GDPR," bunyi pernyataan dari Irlandia yang juga memerintahkan Meta menghentikan prosedur di Facebook itu dalam enam bulan ke depan.
Dalam penjelasannya, Komisi Perlindungan Data Irlandia menyebut Meta melanggar Pasal 46 (1) GDPR. Pasal itu memungkinkan suatu organisasi untuk mentransfer data ke negara ketiga atau organisasi internasional asalkan ada perlindungan yang sesuai dan upaya hukum yang efektif untuk subjek data. Komisi menilai bahwa langkah-langkah Meta tidak memadai dalam mengatasi risiko terhadap hak dan kebebasan subjek data.
Andrea Jelinek, Presiden Komisi Perlindungan Data Irlandia, mengatakan pelanggaran tergolong sangat berat karena melibatkan transfer yang teratur, sering, dan berkelanjutan. Nilai denda yang sangat besar sengaja ditetapkan dengan alasan sebagai bentuk peringatan kepada perusahaan lain bahwa "pelanggaran serius memiliki konsekuensi yang luas."
Namun, sekalipun denda hingga memecahkan rekor, sebagian kalangan ragu bahwa denda akan mengubah sesuatu yang mendasar tentang praktik privasi pengguna oleh Meta. “Tiket parkir satu miliar euro tidak ada konsekuensinya bagi perusahaan yang menghasilkan lebih banyak miliaran dengan parkir secara ilegal,” kata Johnny Ryan dari Dewan Kebebasan Sipil Irlandia.
Juga, karena perintah hanya kepada transfer data Facebook--bukan seluruh aplikasi di bawah Meta. Lalu jangka enam bulan untuk stop prosedur transfer data juga dinilai masih sangat menguntungkan Facebook.
Jawaban Meta
Meta menggambarkan denda tersebut sebagai tidak dapat dibenarkan dan tidak perlu. Hal ini disebutkan dalam postingan blog yang ditulis, antara lain, oleh Presiden untuk Urusan Global di Meta, Nick Clegg. Menurut dia, Meta hanya satu dari ribuan perusahaan yang menggunakan kerangka hukum serupa untuk transfer data.
Meta malah menyatakan putusan pengadilan dari Irlandia, apabila dijalankan, menyebabkan kerugian jutaan orang yang menggunakan Facebook setiap hari. "Kami mengajukan banding atas keputusan ini dan akan segera meminta penangguhan dengan pengadilan yang dapat menghentikan tenggat waktu implementasinya," kata Clegg.
Mentransfer data ke AS sangat penting untuk operasi target iklan Meta yang luas, yang bergantung pada pemrosesan beberapa aliran data pribadi dari penggunanya. Tahun lalu, Meta bahkan telah mengatakan akan terpaksa mempertimbangkan menutup Facebook dan Instagram di Uni Eropa jika dilarang melakukannya.
Sejumlah politikus Uni Eropa melihat pernyataan dari Meta sebagai ancaman nyata. “Meta tidak bisa begitu saja memeras UE agar melepaskan standar perlindungan datanya,” kata anggota parlemen UE Axel Voss sambil menambahkan, “Meninggalkan UE akan menjadi kerugian mereka.”
THE VERGE, GSM ARENA, EUROPA.EU, GDPR.EU
Pilihan Editor: 4 Kelemahan Negosiator BSI Saat Hadapi Ransomware Lockbit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.