TEMPO.CO, Jakarta - TikTok menyatakan memiliki lebih dari 1 miliar pengguna global yang aktif bulanan. Di Asia Tenggara, jumlah pengguna TikTok mencapai 240 juta dan meningkat 85 persen daripada tahun sebelumnya. Sekitar 800 juta video telah diciptakan oleh pengguna di Asia Tenggara tersebut, dan mendapatkan lebih dari 1 triliun tayangan .
Di luar isu keamanan data serta kritik karena penggunaan luas oleh anak-anak dan dampaknya untuk kesehatan mental, TikTok mengklaim telah memberdayakan komunitas penggunanya tersebut untuk saling terhubung dan mengekspresikan diri. TikTok menyatakan memiliki misi untuk menginspirasi kreativitas dan membawa kebahagiaan serta telah menciptakan banyak peluang bagi bisnis dan kreator.
Platform aplikasi video pendek asal Cina itu menyodorkan bukti dari misi itu dalam TikTok Southeast Asia Impact Forum yang digelar di Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023. Mereka mengundang beberapa kreator konten dari kawasan Asia Tenggara untuk menceritakan kisahnya bersama TikTok dan peluang yang didapat.
Berikut adalah contoh dari konten kreator di TikTok asal Indonesia,
Ayuan, @ayuanprawid
Pada sesi live, ia memainkan alat musik Sape dari suku Dayak di Kalimantan. “Saya mengajak agar tidak melupakan budaya,” kata Ayuan yang tampil dengan hiasan manik berwarna-warni khas Kalimantan.
Ayuan menuturkan telah sejak kecil mempelajari alat musik gitar dan menyukai alat musik jenis senar. Belajar Sape yang juga menggunakan senar baru dilakukannya 2016. Lalu, pertama kali live pada 2020 di masa pandemi Covid-19.
Ayuan yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat, selebihnya terkungkung dampak pandemi tersebut. Sebagai penyaluran kegiatannya, ia rajin membuat konten bersama Sape miliknya.
Ayuan mengatakan Sape yang digunakannya sudah dimodifikasi. “Yang asli cuma 2 nada. Yang sekarang 1 oktaf,” katanya. Modifikasi penambahan nada dan senar agar bisa dikolaborasikan dengan alat musik lain.
Ayuan, kreator konten TikTok asal Indonesia memainkan Sape, alat musik khas Suku Dayak yang telah dimodifikasinya. Beberapa konten kreator diundang di acara 'TikTok Southeast Asia Impact Forum' di Ritz-Carlton, Jakarta. Kamis, 15 Juni 2023. Foto: Maria Fransisca Lahur
Saat tampil live di TikTok, Ayuan mengungkap, para pengikutnya lebih suka saat ia membawakan lagu daerah. Menurutnya, pertama kali dapat penonton banyak di lagu 'Ampar-Ampar Pisang' dari Kalimantan Selatan. “Itu pertama kali dapat view paling banyak, 4,2 juta penonton,” kata Ayuan menceritakan kekagetannya.
Ia juga pernah tampil berkolabasi dengan sesama rekan kreator. “Kolaborasi sudah beberapa kali, contoh dengan kreator konten lain dari Bali saat di Rain Forest di Sarawak, Malaysia, 2022,” ujar lulusan dari jurusan pertanian Universitas Tanjungpura ini.
Pandawara Group, @pandawaragroup
Sekelompok anak muda asal Bandung ini menunjukkan kepedulian dengan ajakan membersihkan sampah di lingkungan sekitar, khususnya sungai dan aliran sungai. Gilang tampil mewakili grupnya dengan menyebutkan, gerakan bersih-bersih yang di-posting telah dikonsep sejak awal.
Konsep, dituturkannya, dibuat lewat riset tentang apa yang sedang disukai dan digemari oleh anak muda. Mereka sadar, membersihkan sampah di sungai tidaklah populer di antara generasi muda masa kini. Itu sebabnya, di Pandawara mereka berusaha berkolaborasi antara tren yang ada dengan kegiatan bersih lingkungan tersebut.
“Alhamdulillah, mereka mulai suka,” katanya menunjuk respons dari setiap unggahan konten. "Karena pemilihan lagu, cara kami ambil sampah disesuaikan dan semenarik mungkin. Kami ubah midsetnya, mungut sampah di sungai itu keren loh.”
Ikhsan, anggota grup yang lain, menceritakan rutin 6-8 kali turun ke sungai setiap bulan dengan lokasi di Bandung, Jawa Barat. “Kalau turun ke pantai, 1 bulan sekali,” katanya menambahkan. Yang terakhir ini lokasinya bisa sampai ke Bali, NTB, Lampung dan Banten.
Dini Nurul Islami, @dininrli
Ibu rumah tangga asal Tasikmalaya ini bercerita mulai berjualan di Tik Tok pada 2021 dengan produk kue kering buatan sendiri. Saat lebaran dan Idul Fitri memang laris, namun setelah itu sepi.
Kemudian, ia mencoba menjadi affiliate di bidang fesyen. Dini mengambil komisi dari tiap produk yang terjual. Yang dilakukan adalah tampil live dan jualan tanpa mengirim barang, yang berbeda dengan seller/penjual.
Rupanya hoki-nya ada pada penjualan elektronik, tepatnya headset atau earphone. “Baru 3 minggu jualan langsung melesat tinggi,” kata Dini bangga. Tidak hanya itu, pengikut akunnya juga semakin banyak.
Produk earphone yang dijual di awal disebutnya memiliki model, warna, dan karakter lucu. Namun, setelah 3-4 minggu minat pembeli turun. Penjualan berubah menjadi headset yang bermanfaat ganda. “Di atasnya headset bluetooth di bawahnya power bank,” katanya menjelaskan.
Ia sudah menjual tipe tersebut dari Januari dan direncanakan hingga Agustus. Walau demikian, tiap bulan model yang ditawarkan berbeda tapi memiliki manfaatnya sama. “Harga produk di bawah 100 ribu, jadi banyak yang minat juga,” kata Dini.
Dini mengaku fokus hanya berjualan di TikTok. Walau tengah berada di Jakarta, ia tidak takut jualannya terhenti. “Di rumah juga sudah ada 7 tim yang bekerja bergantian,” katanya sambil menambahkan, "Live dilakukan sekitar 19 jam dari pukul 05.00 hingga pk 24.00 WIB."
TikTok Shop dan Semiliar Pengguna Aktif Bulanan
Gelaran TikTok Southeast Asia Impact Forum yang menampilkan keynote speaker Shou Zi Chew, CEO of TikTok, serta Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, itu juga diisi dengan berbagai booth TikTok Shop yang menjual berbagai produk dari kreator Asia Tenggara.
Terlihat ada Rose All Day Cosmetic dan Aerostreet dari Indonesia. Dari Malaysia ada Br. Bentong yang menjual produk minuman dari jahe. Kemudian, ada Tala by Kayla yang merupakan brand UKM asesoris asal Filipina yang didirikan oleh Kayla saat ia masih duduk di bangku kuliah.
Dari Singapura tampil Houze yang fokus pada perabotan dan perlengkapan rumah tangga yang ramah lingkungan. Untuk produk makanan terlihat ada ceker ayam pada booth asal Vietnam, CM Food. Brand ini memproduksi makanan dan minuman yang membantu mempromosikan makanan tradisional Vietnam ke luar negeri.
Pilihan Editor: Sekolah Impian Putri Ariani, Juilliard School, Cetak Daftar Musisi Papan Atas Berikut Ini