TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Fisika Universitas Diponegoro (Undip) meluncurkan IndoQCT, produk riset software atau perangkat lunak pengukur kualitas citra computed tomography (CT) scan. Peluncuran itu dilakukan di Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Kampus Undip Tembalang pada Rabu, 14 Juni lalu.
IndoQCT merupakan perangkat lunak pengukur kualitas citra pertama yang dikembangkan di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. IndoQCT memiliki fungsi utama untuk melakukan pengukuran kualitas citra CT scan secara otomatis, cepat, dan akurat. Beberapa fitur lain dari perangkat lunak ini antara lain multiple windows-blending, pengurang kebisingan, anonimasi DICOM header, dan reformatting citra yang miring bahkan tak beraturan.
Choirul Anam yang merupakan ketua tim menjelaskan bahwa CT merupakan peralatan penting untuk pencitraan medis modern. Saat ini, terdapat pesawat CT di hampir semua rumah sakit di dunia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan CT menggunakan sinar-X yang merupakan radiasi pengion dosis tinggi. Sehingga, kata dia, penggunaan CT berisiko memberikan dampak negatif bagi tubuh manusia.
Selain itu, CT merupakan pesawat yang sangat kompleks sehingga berpotensi adanya kesalahan dari setiap tahapan dalam menghasilkan citra. Kesalahan sekecil apa pun berpotensi menghasilkan citra yang dapat mengakibatkan kesalahan fatal untuk diagnosis pasien.
Oleh karena itu, kata Choirul, performa CT harus selalu dimonitor agar selalu berada dalam kondisi prima. Hal ini dilakukan dalam prosedur quality control atau QC yang kompleks dan memakan waktu lama.
Namun, hasil QC secara manual sangat subjektif dan bergantung pada tenaga medis yang mengerjakannya. Oleh karena itu, Choirul mengatakan IndoQCT hadir untuk menjawab kebutuhan QC yang otomatis, cepat, objektif, dan akurat.
“Tidak seperti beberapa software yang terbatas hanya pada satu jenis fantom dan parameter yang juga terbatas, IndoQCT dapat digunakan untuk mengukur berbagai parameter kualitas citra dari berbagai fantom yang tersedia di pasaran," ujarnya dilansir dari situs Undip pada Kamis, 15 Juni lalu.
Beberapa paremeter yang dapat diukur dengan IndoQCT adalah akurasi, homogenitas, dan linearitas CT number, noise citra, resolusi spasial, low-contrast, ketebalan irisan citra, dan lain-lain. “Dengan demikian, IndoQCT merupakan software terlengkap di dunia untuk pengukuran kualitas citra CT scan,” imbuhnya.
Selain bisa mengukur citra fantom, IndoQCT juga dapat mengukur kualitas citra klinis pasien. Hal ini sangat berguna dan memudahkan proses optimisasi protokol pemeriksaan pada CT, juga mempercepat pekerjaan fisikawan medis klinis di rumah sakit. IndoQCT juga dapat digunakan sebagai alat dalam penelitian tentang CT scan.
Riset tentang kualitas citra CT dimulai oleh Choirul dan tim pada 2018. Selain menghasilkan publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi, berbagai hasil riset mulai diintegrasikan sejak 2021 hingga lahirlah IndoQCT.
Sebelumnya, dia dan tim dari ITB mengembangkan perangkat lunak pengukur dosis radiasi pesawat CT dan dosis radiasi yang diterima pasien dari pemeriksaan CT, yang diberi nama IndoseCT. Perangkat lunak ini telah diluncurkan pada 2021.
Hingga saat ini, IndoseCT telah digunakan oleh mahasiswa, praktisi, akademisi, dan peneliti dari lebih 40 negara. Bahkan, IndoseCT telah digunakan menjadi alat untuk penelitian disertasi mahasiswa doktor dari beberapa negara.
Pilihan Editor: Daftar Musisi Papan Atas Dunia Jebolan Juilliard School, Sekolah Impian Putri Ariani