TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan viral di media sosial TikTok sebuah video memperlihatkan seorang ayah memarahi anak perempuannya yang masih berusia 11 tahun karena kedapatan bermain game roleplay atau RP.
Sang ayah marah lantaran anaknya itu memainkan peran berbau dewasa serta sering dipanggil dengan julukan “mama”, hingga berperan memiliki anak. Video itu diunggah ke akun roleplay si anak, namun kemudian dihapus dan akun tersebut diprivat.
Apa itu game Roleplay atau RP?
Secara harfiah, roleplay dapat diartikan sebagai berpura-pura menjadi orang lain. Permainan ini mensyaratkan para pemain memainkan peran khayalan, bekerja sama menyusun cerita, dan memainkan cerita itu. Pemain melakukan aksi seperti peran yang dipilih sesuai karakter peran.
Mengutip buku berjudul ROLEPLAY karya Heru Subagiyo, roleplay juga diartikan mengacu pada perubahan perilaku seseorang untuk menjalankan peran, baik peran sosial sebagai masyarakat ataupun peran khayalan seperti di dalam teater.
Baca juga:
Dalam Kamus Oxford, roleplay didefinisikan sebagai perubahan perilaku seseorang untuk memenuhi peran sosial. Sedangkan dalam psikologi, roleplay lebih merujuk pada bermain peran secara umum seperti teater atau di dalam metode pembelajaran dan berpura-pura menjadi orang lain untuk menyebutkan jenis permainan. Misalnya, permainan play-by-mail, permainan anak-anak seperti dokter-dokteran, pasar-pasaran, polisi-penjahat. Roleplay merujuk arti secara khusus kepada permainan peran.
Namun, game roleplay di media sosial jauh lebih kompleks. Di mana, pelaku roleplay atau roleplayer akan membuat profil karakter fiksi dan menggunakan penampilan artis atau tokoh publik yang mereka idolakan. Ini mirip akun parodi yang juga sempat populer, namun roleplayer pada dasarnya berusaha membangun latar belakang cerita pada akun roleplay mereka.
Tak hanya di TikTok, roleplay juga ada di jejaring sosial lain seperti Twitter, Facebook, Instagram, Telegram, dan LINE. Para roleplayer saling mengikuti dan berinteraksi tanpa mengenal identitas asli masing-masing.
Misalnya, seorang perempuan bernama Mawar hendak memainkan peran artis Selena Gomez. Dia kemudian membuat akun roleplay di media sosial memakai foto profil Gomez, kemudian menggambarkan kegiatan syuting, pemotretan, dan seterusnya melalui unggahan foto, video, atau tulisan.
Dalam hal tertentu, Mawar juga bisa mengembangkan karakter orisinal seperti mahasiswa, dokter, guru, atau tetap menggunakan Gomez sebagai wujudnya. Dia lalu bisa berinteraksi dengan kawan sesama roleplayer dalam bentuk saling suka postingan, komentar, dan pesan langsung.
Permasalahan yang sering kali terjadi di dunia roleplay yaitu banyak anak usia di bawah umur yang memainkan peran tak pantas serta mengunggah konten tak senonoh. Hal tersebut dapat dipicu oleh sejumlah faktor, seperti rasa ingin tahu yang besar dan akses internet sangat luas. Maka begitu pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak dalam memanfaatkan internet secara bijak.
Pilihan Editor: 3 Dampak Negatif Game RolePlay yang Viral di Media Sosial