Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Fakta Menarik Daging Sintetis

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Burger dengan daging rekayasa yang siap disantap saat diluncurkan di London (5/8). Menurut Dailymail salah satu penyandang dana penelitian daging rekayasa ini merupakan pendiri Google, Sergey Brin.  REUTERS/David Parry
Burger dengan daging rekayasa yang siap disantap saat diluncurkan di London (5/8). Menurut Dailymail salah satu penyandang dana penelitian daging rekayasa ini merupakan pendiri Google, Sergey Brin. REUTERS/David Parry
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Daging sintetis atau daging in vitro adalah daging yang diproduksi secara sintetis tanpa perlu membunuh hewan. Dalam beberapa tahun terakhir, daging sintetis menjadi topik hangat dalam industri makanan dan lingkungan. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang daging sintetis.

1. Tidak membunuh hewan

Salah satu aspek paling menarik dari daging sintetis adalah tidak ada hewan yang harus dibunuh dalam proses produksinya. Mengutip Good Food Institute, daging sintetis dibuat dengan mengambil sampel sel-sel hewan hidup, seperti sel otot atau jaringan hewan. Diambil melalui biopsi tanpa membahayakan hewan tersebut.

Selanjutnya, sel-sel ini ditempatkan dalam kondisi kultur yang sesuai dengan nutrisi yang tepat untuk memacu pertumbuhan sel. Dalam jangka waktu tertentu, sel-sel ini berkembang menjadi jaringan otot yang mirip dengan struktur dan komposisi daging konvensional.

2. Bermanfaat untuk lingkungan 

Produksi daging konvensional memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Daging sintetis, di sisi lain, dapat mengurangi jejak karbon, penggunaan air, dan deforestasi yang terkait dengan industri peternakan tradisional.

Melansir Live Science, daging sintetis jika diproduksi menggunakan energi terbarukan, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 92 persen dan penggunaan lahan hingga 90 persen dibandingkan dengan daging sapi konvensional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, produksi komersial diharapkan tanpa antibiotik dan kemungkinan akan menghasilkan lebih sedikit risiko penyakit bawaan makanan karena kurangnya risiko paparan dari patogen enterik.

3. Aman dikonsumsi

Daging sintetis tidak akan mengandung residu pestisida. Biasanya pestisida diterapkan pada hewan untuk mengendalikan serangga, tidak ada obat penenang, dan tidak ada obat cacing.

Mengutip The Atlantic, meski sama-sama menggunakan antibiotik, namun dalam produksi daging konvensional, antibiotik diberikan secara rutin kepada hewan yang sehat untuk meningkatkan pertumbuhan. Menurut Food and Drug Administration, 72 persen dari penggunaan antibiotik menyebabkan munculnya bakteri resisten.

Pilihan Editor: Daging Hamburger Sintetis, Seperti Apa Rasanya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belajar dari Perundungan Siswa SMP di Cilacap, KPAI Minta Orang Dewasa Waspadai Bibit Perilaku Kekerasan Anak

3 hari lalu

Ilustrasi perundungan. Sumber: www.dailymail.co.uk
Belajar dari Perundungan Siswa SMP di Cilacap, KPAI Minta Orang Dewasa Waspadai Bibit Perilaku Kekerasan Anak

Bibit perilaku kekerasan anak perlu diwaspadai sejak dini. Kata KPAI, orang dewasa memiliki fungsi penting dalam mendidik anak sejak dini.


Inilah 5 Hewan Tak Memiliki Organ Otak

7 hari lalu

Ubur-Ubur Kotak, binatang dengan bisa paling beracun di dunia. (Sydney.edu.au/AAP Photo/Kelvin Aitken)
Inilah 5 Hewan Tak Memiliki Organ Otak

Meski tidak memiliki otak, sejumlah hewan ini bisa hidup. Hewan apa saja?


Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

13 hari lalu

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

Kanker ginjal paling sering terjadi pada orang berusia antara 65 dan 74 tahun. Pria diklaim berisiko dua kali lipat dibandingkan wanita.


Sederet Fakta Menarik Siput, Salah Satunya Tidak Bisa Mendengar

14 hari lalu

Seekor siput yang lendirnya  digunakan untuk membuat sabun batangan di kandang siputnya di Wahagnies, dekat Lille, Prancis, 11 Mei 2021. esrocher mengatakan lendir mengandung molekul kolagen dan elastin, yang memiliki sifat anti-penuaan dan penyembuhan kulit. REUTERS/Ardee Napolitano
Sederet Fakta Menarik Siput, Salah Satunya Tidak Bisa Mendengar

Tak hanya sebagai hewan yang bergerak lamban, siput memiliki fakta menarik lain yang jarang diketahui. Apa saja?


Sederet Hewan dengan Umur Pendek, Ada yang Hidupnya Cuma 24 Jam

15 hari lalu

Mayfly (lalat capung). mdc.mo.gov
Sederet Hewan dengan Umur Pendek, Ada yang Hidupnya Cuma 24 Jam

Beberapa hewan di dunia diketahui memiliki usia hidup yang sangat singkat. Lantas, hewan apa saja yang memiliki umur paling pendek?


5 Hewan dengan Umur Paling Panjang di Dunia, Ada yang Berpotensi Abadi

15 hari lalu

Gambar ilustrasi penyu purba air tawar Stupendemys geographicus, yang hidup di danau dan sungai di Amerika Selatan bagian utara selama Miosen, yang dirilis 12 Februari 2020. Ilmuwan menyebut, spesies ini merupakan hewan petarung. J. A. Chirinos/Handout via REUTERS.
5 Hewan dengan Umur Paling Panjang di Dunia, Ada yang Berpotensi Abadi

Ada banyak hewan di dunia yang bisa hidup lama hingga melebihi usia rata-rata manusia, bahkan ada yang berpotensi abadi.


Ketahui Penyebab Bibir Pecah-pecah dan Bibir Kering, Apakah Berbahaya?

27 hari lalu

Ilustrasi bibir kering dan pecah-pecah. Shutterstock.com
Ketahui Penyebab Bibir Pecah-pecah dan Bibir Kering, Apakah Berbahaya?

Setiap orang bisa mengalami bibir pecah-pecah dan bibir kering. Apa penyebabnya, sekadar kelembapan kering berkurang atau tanda penyakit berbahaya?


Babe Cabita Sakit Anemia Aplastik, Begini Diagnosis dan Cara Penanganan Penyakit Kelainan Darah Ini

31 hari lalu

Komika, Babe Cabita. Foto: Instagram Babe Cabita.
Babe Cabita Sakit Anemia Aplastik, Begini Diagnosis dan Cara Penanganan Penyakit Kelainan Darah Ini

Komika Babe Cabita menderita anemia aplastik. Berbeda dengan anemia biasa, anemia aplastik bisa berisiko kematian. Ini cara penanganannya.


Diciptakan Profesor Ilmu Makanan, Begini Asal-Usul Nugget Ayam

32 hari lalu

Ilustrasi nugget ayam Korea (Antara)
Diciptakan Profesor Ilmu Makanan, Begini Asal-Usul Nugget Ayam

Nugget ayam ditemukan pada 1950-an oleh Robert C. Baker, seorang profesor ilmu makanan di Universitas Cornell.


5 Tips Memilih Daging Segar

32 hari lalu

Ilustrasi daging sapi. Foto: Unsplash/PK
5 Tips Memilih Daging Segar

Daging segar merupakan daging yang telah mengalami perubahan fisik dan kimia setelah pemotongan, namun belum mengalami pengolahan lebih lanjut.