Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nikuba Sebut Tokcer Motor Gunakan Bahan Bakar Air, Kepala BRIN: Kami Ajak Lakukan Penyempurnaan

image-gnews
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penemu alat Nikuba untuk melakukan riset lanjutan terhadap alat yang diklaim bisa mengubah air menjadi bahan bakar tersebut.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penemu alat Nikuba untuk melakukan riset lanjutan terhadap alat yang diklaim bisa mengubah air menjadi bahan bakar tersebut.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan telah mengetahui tentang ada Niku Banyu atau nikuba yang viral dibahas sejak tahun lalu. Hal ini disampaikan saat mengunjungi Gedung Genomik di kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Rabu, 5 Juli 2023. “Kami sudah mengirim tim ke sana untuk melihat itu,” katanya di hadapan media. Menurutnya, saat itu dari asesmen tim dinyatakan perlu ada riset lanjutan.

Menurut Handoko, di BRIN ada semua fasilitas dan keperluannya disediakan untuk seluruh komunitas periset di tanah air. Ia menyebut pihak kampus, komunitas serta personal atau individu adalah pelaku yang dapat memanfaatkan fasilitas itu. “Sedang kami ajak supaya dia bisa dibuktikan secara saintifik,” kata Handoko mengenai Nikuba yang berbasis hidrogen itu.

“Kalau perlu ada penyempurnaan, kami sempurnakan bersama-sama,” ajak Handoko yang menyatakan mendukung usaha dalam membuat Nikuba. Namun, pekerjaan di ranah sains membuat para pelaku harus berhati-hati. Ia menyatakan untuk membuat pengembangan sampai terbukti secara saintifik. 

Sebelumnya, melansir akun Twitter, @nikubahidrogen mengungkap soal Nikuba. "Kami mencobakan (Nikuba Hidrogen) ke motor Babinsa Kodam III Siliwangi. Dua bulan ini, semua motor Nikuba terbukti tokcer menggunakan bahan bakar air, hidrogen," tulis akun tersebut pada 4 Mei 2022.

Berdasarkan penjelasan akun itu, konversi air energi ini memungkinkan motor menempuh jarak 45 hingga 50 kilometer untuk setiap tetes air. Kemudian untuk satu liter air, diklaim mampu membuat motor menempuh jarak Cirebon hingga Semarang, pergi-pulang.

Cara kerjanya, Nikuba berfungsi memisahkan hidrogen dan oksigen yang terkandung pada air lewat proses elektrolisis. Hidrogen yang dihasilkan dialirkan ke ruang pembakaran motor sebagai bahan bakar.

Kemudian oksigen akan dielektrolisis menjadi hidrogen dan juga dialirkan ke ruang pembakaran motor. Air yang digunakan pada Nikuba ini bukan air biasa. Air itu harus tidak mengandung logam berat. Sedangkan alat konversi air menjadi energi ini direncanakan akan diproduksi 10 ribu unit.

Soal harga, Nikuba Hidrogen rencananya dijual dengan harga Rp 6 juta untuk satu alat. "R&D (research and development) kami uji 5 tahun. Kini siap produksi massal. Tahap pertama untuk kendaraan roda dua dan roda tiga. Selanjutnya diharapkan bisa untuk semua kendaraan," kata @nikubahidrogen.

Baca juga: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peraih Skor Sempurna 1000 UTBK, Nikuba

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian Serupa

Menurut peneliti laboratorium motor bakar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arifin Nur, proses elektrolisis air bukan hal baru. Banyak peneliti yang sudah melakukannya dalam upaya menemukan sumber energi alternatif, namun sampai saat ini belum berhasil membuat alat yang efisien.

Hal yang menjadi kendala karena air merupakan salah satu unsur yang sangat stabil di muka bumi, sehingga diperlukan energi yang lebih besar untuk memecah molekul air. Yang terjadi, umumnya energi input selalu lebih besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkan.

“Untuk menyikapi masalah itu umumnya Kalium Hydroksida (KOH) dicampurkan ke air untuk membantu mempercepat dan memperoleh gas HHO lebih banyak,” jelas Arifin.

Ia juga menyebutkan peneliti yang pernah melakukan riset ini, seperti Dr Hamidah dan Profesor Wawang dari UPI, Dr Iman KR dari ITB yang menguji alat sejenis buatan Jepang, Dr Eddy Sudrajat dan tim dari Unas dengan merek dagang EPB (energy power booster) yang pernah diuji efektivitasnya di PLTD Kota Baru, Kalimantan Selatan.

Pilihan Editor: Penemu Nikuba Disebut Presentasi ke Italia, Peneliti BRIN Tunggu Data Uji Potensial

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

17 jam lalu

Mahasiswa ITB menggelar aksi menolak skema pembayaran uang kuliah melalui platform pinjaman online di depan gedung Rektorat ITB, Bandung, Senin, 29 Januari 2024. Keluarga Mahasiswa ITB mencatat ada 120 orang mahasiswa yang menunggak Uang Kuliah Tunggal atau UKT dan terancam tidak bisa mengikuti kuliah atau dipaksa cuti kuliah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

Fasilitas riset Cryo-EM BRIN yang berada di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor. Dok. Humas BRIN
BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.


Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

4 hari lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan unjuk rasa di depan kantor BRIN di Serpong, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara


Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

5 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.