TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit antraks telah menyebabkan tiga warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meregang nyawa pada Selasa, 4 Juli 2023. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan menyerang hewan pemakan tumbuhan liar maupun ternak dan menularkan pada manusia.
"Kasus ini tidak hanya terjadi sekarang, dua tahun lalu juga terjadi, kalau tidak di Gunungkidul, ya di Kabupaten Sleman," kata Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Rabu, 5 Juli 2023.
Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nuryani Zainudin mengatakan wilayah Gunungkidul memang termasuk wilayah endemi antraks. "Ketika tidak ditangani dengan baik, maka akan terus menerus (berlanjut) kasusnya," ujarnya, Kamis, 6 Juli 2023.
Menurut Nuryani, penyakit antraks tidak bisa dimusnahkan, tapi hanya dapat dikendalikan. Kementerian Pertanian kerap menyalurkan 96.000 vaksin antraks ke provinsi-provinsi dan dilakukan setiap setiap tahun oleh pemerintah.
Tradisi “Mbrandu”
Mbrandu merupakan tradisi yang masih lekat dengan masyarakat setempat di Gunungkidul. Tradisi itu merupakan kegiatan saat ada ternak, biasanya berupa kambing, sapi atau kerbau terkena masalah dan dikhawatirkan akan mati, maka hewan tersebut disembelih lalu dibagi ke dalam paket atau bagian-bagian.
Misalnya, jika ada sapi sakit atau luka yang diperkirakan tak bakal sembuh, pemilik menawarkan ke warga sekitar agar hewan itu di-brandu.
Pada kasus di Gunungkidul, sapi yang mati akibat sakit dibeli oleh warga dan kemudian disembelih dan dimakan. Namun, tanpa disadari bahwa sapi tersebut telah terjangkit penyakit antraks. Sehingga, saat sapi tersebut sudah disembelih, darah yang mengalir telah berubah menjadi spora yang dapat menyerang manusia.
Tradisi ini kemudian diyakini menjadi salah satu penyebab dari terjadinya wabah penyakit antraks di Gunungkidul, Yogyakarta dikarenakan tradisi yang masih berlanjut dan warga yang tetap memakan daging hewan ternak mati atau sakit.
Kasus Antraks di Gunungkidul
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hampir setiap tahunnya terkena wabah antraks. Pada 2020 terdapat 7 kasus pada hewan ternak, yaitu 4 sapi dan 3 kambing, lalu pada 2021 terdapat 6 kasus menyerang 4 sapi dan 2 kambing, dan pada 2022 terdapat 8 kasus pada 6 sapi dan 2 kambing.
Pilihan Editor: Kronologi Munculnya Antraks di Gunungkidul dari Kemenkes