TEMPO.CO, Jakarta - AwanPintar, sebuah Cloud Security Engine hasil karya anak bangsa, PT Prosperita Sistem Indonesia, menghadirkan dashboard peta ancaman digital di Indonesia. Dashboard itu mengungkap besarnya ancaman digital, domisili pelaku dan informasi spesifik lainnya.
“Keresahan saya selama ini kita tidak punya data secara nasional yang cukup valid,” kata Founder AwanPintar.id sekaligus Chief Technology Officer (CTO) PT Prosperita Sistem Indonesia, Yudhi Kukuh, kepada media di Jakarta, 12 Juli 2023.
Ia memperlihatkan semacam dashboard dengan peta dunia. Terlihat beberapa garis datang ke arah Jakarta sebagai representatif Indonesia. “Data yang saya tampilkan di sini real time,” jelasnya.
Di sekeliling peta terlihat banyak kotak, misalnya jumlah serangan per jam. Dari data yang terlihat dalam 24 jam, tampak angka serangan tertinggi pada pukul 15.00 dengan serangan sebanyak 834.686. Tempat kedua pada pukul 16.00 dengan jumlah serangan 759.534.
Lima besar negara asal penyerang juga terpampang. Saat berita ini ditulis, peringkat pertama dari Amerika sebanyak 30 persen, India 23 persen, Vietnam 18 persen, Indonesia 15 persen dan Cina 14 persen.
Serangan juga terjadi dari dalam negeri. Jakarta ada di peringkat pertama sebanyak 29 persen, Depok 11 persen, Bandung 9 persen, Tangerang 7 persen dan Surabaya 6 persen. Terlihat juga data negara asal spam/malware, dan masih banyak lagi.
Dengan sensor yang berada di jaringan nasional Indonesia, AwanPintar.id mendeteksi ancaman di Indonesia, baik dari luar Indonesia maupun dari lokal Indonesia. Sensor AwanPintar bersifat pasif dan mandiri, yang berarti sebagai sensor akan menerima masukan yang berupa serangan dari seluruh dunia yang diarahkan ke tiap sensor secara spesifik.
Sensor AwanPintar tidak memerlukan teknologi yang sifatnya monitoring seperti SPAN/Port Mirroring, NetFlow, IPFIX, sFlow atau jFlow sehingga terhindar dari kemungkinan pengumpanan data secara sengaja. Sebaran sensor di jaringan internet Indonesia dilakukan untuk melakukan sampling dari banyak IP dari beragam AS Number agar mendapatkan distribusi data yang komprehensif.
Yudhi juga menyebut adanya laporan ancaman digital yang direncanakan akan dikeluarkan per semester sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian PT Prosperita Sistem Indonesia terhadap keamanan siber nasional. “Prosperita melalui AwanPintar.id ingin berperan aktif menjaga kedaulatan digital di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra, mengatakan bahwa menjaga ruang siber menjadi tanggung-jawab semua pihak, baik pemerintah maupun swasta. “Karena hanya dengan menjaga ruang siber tetap aman, Indonesia akan dapat mencapai kedaulatan digital sepenuhnya,” kata Ariandi mengutip imbauan Presiden Joko Widodo.
Ia mengingatkan bahwa data adalah kekayaan jenis baru yang tidak ternilai harganya dan harus dijaga seutuhnya untuk kedaulatan digital di tanah air.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.