Produksi bahan bakar itu sudah membuat harga pangan dunia melambung pada awal 2008 dan komoditas pangan langka, seperti minyak goreng di Indonesia.
Kelompok pemerhati lingkungan bahkan mengkritik rencana itu karena lahan perkebunan dan pertanan di seluruh dunia akan didominasi oleh tanaman yang bisa menghasilkan bahan bakar untuk aktivitas ekonomi global. Uni Eropa menunda kebijakan itu karena dampak negatif rencana itu bagi pasokan pangan untuk manusia.
Bersama penandatanganan itu pemerintahan Obama mengucurkan $786.5 juta sebagai dana tambahan untuk mengaktifkan kembali proyek-proyek penelitian bahan bakar nabati.
Lembaga kerjasama antar-departemen yang dibentuk Obama akan bertugas mengkoordinasikan program di Amerika dengan negara-negara berkembang, selain mengaktifkan kembali proyek-proek penelitian, uji coba, dan komersil di Amerika.
ENVIRONMENT NEWS SERVICE | TEMPO NEWS ROOM