Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena Ajaib Setiap Agustus Turun Embun Salju di Dieng, Kok Bisa?

image-gnews
Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)
Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap Agustus, wilayah pegunungan Dieng selalu menjadi sorotan karena fenomena yang langka dan mengejutkan: embun salju yang muncul di tengah musim panas. 

Meskipun Indonesia dikenal dengan iklim tropisnya, fenomena ini terjadi secara konsisten selama bertahun-tahun dan menarik perhatian banyak pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Tidak sedikit yang penasaran dengan penyebab dari embun salju yang misterius ini.

Kondisi geografis Dieng memainkan peran penting dalam keunikan fenomena ini. Dieng berlokasi di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh deretan gunung yang menjulang tinggi. 

Iklim pegunungan di kawasan ini cenderung dingin, terutama di malam hari. Saat musim panas, suhu udara di Dieng biasanya turun hingga mencapai titik embun, yang menyebabkan terbentuknya embun di malam hari.

Embun ini kemudian akan membeku menjadi kristal-kristal kecil, mirip dengan struktur salju, ketika suhu mencapai titik beku atau di bawahnya. Oleh karena itu, saat pagi hari, pengunjung akan melihat pemandangan menakjubkan ketika sinar matahari pagi menyinari pegunungan Dieng, membuat embun beku itu tampak seperti salju tipis yang menutupi tanah dan vegetasi di sekitarnya.

Namun, penting untuk mencatat bahwa embun salju di Dieng sebenarnya berbeda dengan salju alami yang turun dari langit. Embun salju terbentuk oleh proses kondensasi, sedangkan salju biasa adalah kristal es yang terbentuk dari uap air di atmosfer yang membeku sebelum jatuh ke tanah.

Selain faktor geografis, perubahan iklim global juga memiliki peran dalam fenomena embun salju ini. Dengan perubahan pola cuaca yang terjadi akibat pemanasan global, terjadi fluktuasi suhu ekstrem di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Meskipun Indonesia dikenal dengan iklim tropisnya, beberapa wilayah tertentu mengalami perubahan suhu yang tidak biasa. Beberapa pakar iklim percaya bahwa peningkatan suhu global telah menyebabkan perubahan iklim di berbagai wilayah, termasuk Dieng. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suhu malam yang lebih rendah daripada biasanya, akibat pendinginan yang lebih cepat setelah matahari terbenam, menyebabkan embun lebih mudah membeku menjadi struktur mirip salju.

Seperti dikutip dari laman bnpb.go.id, embun salju di Dieng telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata di kawasan ini. Setiap Agustus, pengunjung lokal dan mancanegara memadati kawasan ini untuk menyaksikan fenomena alam yang langka ini. 

Pemerintah setempat telah berupaya mempromosikan fenomena ini untuk meningkatkan pariwisata di daerah tersebut, sambil tetap memperhatikan perlindungan lingkungan dan kelestarian alam.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengunjung yang meninggalkan jejak berlebihan dan sampah di kawasan Dieng telah menjadi perhatian serius. Pihak berwenang mengimbau pengunjung untuk bertanggung jawab dan menjaga kebersihan lingkungan ketika berkunjung ke sana, agar fenomena embun salju dan keindahan alam Dieng tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Pada kesimpulannya, fenomena embun salju yang terjadi setiap Agustus di Dieng merupakan hasil dari kombinasi faktor geografis dan perubahan iklim global. 

Meskipun fenomena ini adalah hasil dari embun yang membeku, bukan salju alami, tetaplah menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan dan memberikan pesan penting tentang pentingnya menjaga kelestarian alam di tengah tantangan perubahan iklim.

Pilihan Editor: Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

32 menit lalu

Ketua RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Taufiq Supriadi, ketika ditemui Tempo pada Senin, 22 April 2024.
Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

9 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

9 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

9 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

10 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

14 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

20 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

24 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

27 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco