TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah warga yang berobat ke Posko Kesehatan di Desa Sarimukti melonjak hingga puluhan orang, Kamis, 24 Agustus 2023, menyusul kebakaran di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di Desa Sarimukti Kabupaten Bandung Barat. Kebakaran itu berlangsung hampir sepekan.
Mayoritas warga datang dengan keluhan infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA. “Seorang bayi berusia 28 bulan dirujuk ke rumah sakit Cikalong karena ISPA,” kata Triyanto petugas pencatatan di Puskesmas Cipatat, Kamis, 24 Agustus 2023.
Hingga Kamis petang, tercatat 75 orang yang mendatangi Posko Kesehatan di depan Desa Sarimukti. Tidak hanya ISPA, keluhan lain seperti konjungtivitis atau sakit mata, batuk pneumonia, dermatitis atau gatal kulit, diare, asma, demam, dan hipertensi juga dialami warga setempat.
Selain usia dewasa lelaki dan perempuan, sebanyak 17 orang di antaranya anak di bawah usia lima tahun atau balita. Jumlah itu bertambah oleh enam orang petugas pemadam kebakaran yang juga ikut memeriksaan kondisi kesehatannya. “Keluhannya sesak, batuk, dan perih mata,” ujar Triyanto.
Pada dua hari sebelumnya, warga yang datang ke Posko Kesehatan baru berkisar antara satu hingga dua orang. Namun, karena kondisi asap dari kebakaran TPA sampah Sarimukti yang memburuk, kata Triyanto, warga datang antre ke dokter.
Posko kesehatan itu biasanya rutin dibuka sepekan sekali untuk melayani kesehatan warga oleh Puskesmas Cipatat yang berjarak sekitar 5 kilometer. Namun setelah kejadian kebakaran, Posko Kesehatan dibuka setiap hari terhitung sejak Selasa, 22 Agustus 2023. Layanannya beroperasi setiap hari selama 24 jam.
Sebelumnya diberitakan, warga tiga desa yang berjumlah sekitar 3.000 keluarga atau 12 ribu jiwa terdampak asap kebakaran tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggungan Bencana Daerah Jawa Barat Bambang Imanudin, Rabu 23 Agustus 2023, belasan ribu warga yang terdampak asap kebakaran dari TPA Sarimukti tersebar di tiga desa yaitu Sarimukti, Rajamandala, dan Mandalasari, di Kabupaten Bandung Barat.
BPBD Jabar telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk upaya pemadaman api yang membakar timbunan sampah. “Untuk melakukan tindakan selanjutnya apakah memakai helikopter untuk bom air, mudah-mudahan secepatnya bisa ditangani,” ujarnya.
Kronologi kebakaran menurutnya dilaporkan terjadi pada Sabtu menjelang tengah malam, 19 Agustus 2023 pada pukul 23.23 WIB. “Diinformasikan dari puntung rokok,” kata Bambang. Api kemudian meluas dari zona empat ke zona tiga dan dua hingga lebih dari 11 hektar.
Kesulitan pemadaman api itu kata Bambang terkait dengan perlengkapan dan peralatan yang terbatas. Selain itu juga kondisi lokasi kejadian yang berupa timbunan sampah. ”Di atas sudah padam tapi di bawahnya masih menyala, ini juga masih kami pelajari,” kata dia.
Pilihan Editor: Penelitian Ungkap Cuaca Panas Sebabkan Pelajar Susah Berpikir Hingga Alami Penyakit Mental