TEMPO Interaktif, Jakarta: PLUS: iPod Shuffle generasi ketiga ini berdesain imut, dimensinya kecil, ukurannya cuma sebesar klip kertas atau klip dasi dan dilengkapi fitur VoiceOver yang mendukung podcast dan buku audio.
MINUS: Tidak seperti sejumlah pemutar musik merek lain, Apple tetap tidak menyodorkan fitur radio, perekam suara, dan baterai berdaya tahan 10 jam dan kapasitas cuma 4 gigabita.
MUNGKIN ada lebih dari seribu satu jenis pemutar musik MP3 di dunia ini. Apple jelas bukan yang pertama membuatnya. Apple juga bukan pembuat produk yang paling hebat fiturnya. Tapi mengapa Apple Inc terus menciptakan iPod baru, seperti iPod Shuffle generasi ketiga (3G) yang baru dirilis di Jakarta?
Banyak jawaban soal ini. Tapi Apple mafhum tak pernah ada resesi untuk urusan gaya hidup. Apalagi, di tangan para desainer Apple, sebuah pemutar musik biasa-biasa saja bisa disulap menjadi hebat setelah diberi "bumbu" desain yang unik.
Itulah yang dilakukan pada iPod Shuffle generasi ketiga. Apple menciptakan pemutar musik yang ukurannya cuma sebesar klip dasi atau kertas. Bentuknya imut-imut. Desainnya benar-benar unik. Pengatur volume atau play dan stop, misalnya, sengaja mereka sembunyikan di kabel earphone. Colokan untuk kabel sinkronisasi dengan komputer pun tidak dalam bentuk USB, tapi serupa colokan headphone.
Karena bentuknya kelewat minimalis ini pula, mengisi lagu dan baterai hanya bisa dilakukan lewat komputer. Butuh tiga jam agar baterai iPod Shuffle 3G penuh dan bisa dipakai sekitar 10 sampai 11 jam. Padahal iPod jenis lain bisa dipakai selama 16 jam.
Di sudut-sudut pasar Glodok atau Mangga Dua, Jakarta, boleh jadi ada banyak pemutar musik yang sekecil iPod Shuffle ini. Tapi tak ada yang sekeren produk ini. Ukurannya benar-benar sebesar klip dasi (1,78 x 4,58 x 0,76 sentimeter). Karena terbuat dari aluminium, mungkin orang tak akan menyangka ini sebuah pemutar musik. Yang terlihat cuma sebuah klip aluminium berlogo Apple.
Yang patut diacungi jempol adalah desain remote control yang minimalis dan menempel di kabel earphone. Tak ada pemutar musik yang menyamai desain itu. Sekali pencet, musik akan berhenti sesaat (pause), pencet dua kali lagu yang diputar akan melompat ke lagu berikutnya.
Dengan desain minimalis tersebut, penampilan iPod Shuffle 3G memang jadi cantik. Namun, mereka harus mengorbankan beberapa fitur. iPod ini murni pemutar musik digital. Tak ada radio FM, tak ada perekam suara, dan tentu tak bisa menampilkan foto atau video seperti kebanyakan pemutar musik lainnya seperti yang dipunyai Samsung Yepp atau Sansa. Format audio yang bisa dimainkan pada peranti ini adalah MP3, AAC, Audible, WAV, dan AIF.
iTempo menjajalnya selama beberapa hari. iPod bisa menjadi teman yang nikmat saat naik busway, memburu kereta ekspres Jakarta-Bekasi, atau naik sepeda di Minggu pagi.
Fitur unggulan lain iPod ini adalah fitur VoiceOver. Fitur itu sebenarnya dulu cuma buat orang buta yang tak bisa membaca judul lagu di layar iPod. Fitur ini amat berguna untuk iPod Shuffle, yang tanpa layar. Bila kita menekan tombol pengatur volume selama tiga detik, akan keluar suara yang menjelaskan lagu ini dinyanyikan oleh siapa dan album apa. Misalnya, Coldplay Viva La Vida. Tentu saja lagu yang dikenali adalah yang memakai standar industri rekaman internasional.
iPod Shuffle ini juga bisa memutar buku audio atau siaran radio lewat podcast. Sembari joging membakar lemak, Anda bisa mendengarkan, misalnya, buku audio Harry Potter atau tip manajemen dari Stephen Covey.
Berbeda dengan sisi desain yang bisa dibilang "bintang lima", untuk urusan kualitas suara, pemutar musik ini bisa dibilang lumayan. Dia masih kalah hebat bila dibandingkan dengan pemutar musik dari ponsel kelas Walkman keluaran Sony Ericsson.
BURHAN